Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi 2030–2040 dengan mayoritas penduduk usia produktif. Ini membuka peluang ekonomi, namun menuntut sistem kesehatan yang kuat. Tantangannya mencakup peningkatan layanan, penanganan PTM, kesehatan mental, dan pemanfaatan AI. Strategi utamanya adalah peningkatan akses, edukasi, penguatan gizi, dan integrasi teknologi untuk mendukung tenaga kerja yang sehat dan produktif. Pencarian sistematis pada basis data yang relevan menggunakan Google Scholar dan PubMed dilakukan untuk mengidentifikasi penelitian yang dipublikasikan antara tahun 2020 hingga 2025, yang berfokus pada bonus demografi, tantangan sistem kesehatan dan strategi pada usia produktif. Dengan mengadopsi metodologi Literatur Review, sebanyak 7 artikel berdasarkan relevansi dan kualitas metodologisnya. Kriteria inklusi studi yang dianalisis meliputi studi yang membahas bonus demografi, tantangan sistem kesehatan dan strategi pada usia produktif, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal terindeks dari tahun 2020 hingga 2025, dan tersedia dalam bahasa Indonesia atau Inggris serta kriteria eksklusi non-ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bonus demografi di Indonesia meningkatkan permintaan layanan kesehatan, terutama untuk bayi, wanita, anak, dan pekerja usia produktif. Tantangan utama meliputi terbatasnya akses layanan kesehatan reproduksi dan kurang optimalnya pelaksanaan program keluarga berencana. Untuk memanfaatkan peluang ini, diperlukan strategi yang fokus pada peningkatan gizi, kualitas layanan kesehatan, serta penurunan angka kelahiran agar tenaga kerja dapat lebih sehat dan produktif. Pencarian artikel dilakukan melalui database Google Scholar dengan kata kunci "Bonus Demografi", "Sistem Kesehatan", "Kesehatan Usia Produktif", "Strategi Kebijakan", dan "Penyakit Tidak Menular".