Sunitha Mardha Lingga
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EDUKASI PEMAHAMAN BEYOND USE DATE “BUD” (BATAS PENGGUNAAN PRODUK OBAT) SETELAH DIRACIK ATAU DISIAPKAN ATAU DIBUKA DARI KEMASAN Nur Ihsan Kamilah; Abu Rachman; Mayaranti Wilsya; Suryasin; Kasriyani; Sunitha Mardha Lingga
Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024): UKHUWAH : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : STIK SITI KHADIJAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52395/ujpkm.v2i2.460

Abstract

Dalam dunia kefarmasian, Expired Date obat setelah dibuka disebut Beyond Use Date (BUD). BUD merupakan batas waktu penggunaan obat setelah diracik atau disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka atau rusak. Sebagaian besar obat disimpan di dalam rumah, tetapi masyarakat belum memahami keterangan dan pemahaman terkait Beyond Use Date obat. BUD dan ED menentukan batasan waktu dimana suatu produk obat masih berada dalam keadaan stabil. Suatu produk obat yang stabil berarti memiliki karakteristik kimia, fisika, mikrobiologi, terapetik, dan toksikologi yang tidak berubah dari spesifikasi yang sudah ditetapkan oleh pabrik obat, baik selama penyimpanan maupun penggunaan. BUD bisa sama dengan atau lebih pendek daripada ED. ED dicantumkan oleh pabrik farmasi pada kemasan produk obat, sementara BUD tidak selalu tercantum. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk paparan ceramah (penyuluhan), tanya jawab dan diskusi. Peserta kegiatan pengabdian adalah masyarakat di wilayah RT. 09 RW. 04, Kelurahan 9 ilir, Kecamatan ilir Timur III, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Hasil setelah dilakukan penyuluhan terdapat peningkatan pengetahuan dan antusias masyarakat dalam menjawab dan bertanya mengenai materi tentang penyimpanan terkait batas waktu penggunaan obat terutama pada obat yang sudah diracik/disiapkan/dibuka dari kemasan. Kesimpulan, peserta kegiatan penyuluhan mengetahui, memahami dan lebih memperhatikan tentang penyimpanan terkait batas waktu penggunaan obat yang sudah diracik/disiapkan/dibuka. Saran, untuk kegiatan pengabdian ini diharapkan masyarakat dapat menerapkan penyimpanan obat dirumah sebaiknya digunakan hingga batas waktu yang sesuai setelah diracik/disiapkan/dibuka dari kemasan aslinya.
PENGARUH TEMPAT TUMBUH TERHADAP KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER TANAMAN DAUN SUNGKAI (Parenema canescens Jack) Sunitha Mardha Lingga; Yunilda Rosa; Suryasin
Jurnal Kesehatan : Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol 15 No 1 (2025): JURNAL KESEHATAN : JURNAL ILMIAH MULTI SCIENCES
Publisher : STIK SITI KHADIJAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52395/jkjims.v15i1.479

Abstract

Tumbuhan sungkai (Peronema canescens Jack) tersebar luas di Sumatera, termasuk di daerah dataran rendah (Desa Pangkul, ± 37 mdpl) dan dataran tinggi (Desa Bangunrejo, ± 800 mdpl). Faktor geografis seperti ketinggian, suhu, pH tanah, dan kelembapan dilaporkan memengaruhi akumulasi metabolit sekunder. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh lokasi tumbuh terhadap rendemen dan kandungan metabolit sekunder daun sungkai dari dua lokasi dengan ketinggian berbeda menggunakan metode skrining fitokimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lokasi tumbuh terhadap rendemen dan kandungan metabolit sekunder pada ekstrak daun sungkai (Peronema canescens Jack). Hasil menunjukkan bahwa rendemen ekstrak dari Desa Pangkul sebesar 13,732% dan dari Desa Bangunrejo sebesar 12,021%, keduanya memenuhi standar rendemen ekstrak herbal yaitu 10–20%. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa kedua ekstrak mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, dan steroid, tetapi tidak mengandung terpenoid dan tanin. Intensitas warna uji reagen menunjukkan bahwa ekstrak dari Pangkul cenderung memiliki kadar senyawa bioaktif lebih tinggi dibandingkan Bangunrejo. Hasil ini menunjukkan bahwa lokasi tumbuh memengaruhi kandungan metabolit sekunder.