Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Diversitas Vegetasi Riparian: Upaya Pelestarian Ekosistem Perairan Danau Buatan Air Batu Banyuasin, Sumatera Selatan Kharisma, Sully Pudja; Fauzan, Ahmad Rizki; Permitasari, Irma; Nurseha, Tito
Journal of Biotropical Research and Nature Technology Vol. 2 No. 2 (2024): Borneo
Publisher : Prodi Biologi FMIPA Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/borneo.v2i2.12706

Abstract

Danau dibentuk oleh banyak proses diantaranya akibat proses erosi hingga galian tambang. Riparian adalah area konservasi yang harus mempertahankan vegetasi aslinya agar tetap terjaga dan tidak rusak oleh aktivitas ilegal manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmelihat peranan riparian terhadap vegetasi danau buatan dan menganalisis vegetasi riparian di daerah danau buatan. Pengumpulan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik transek garis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vegetasi di danau buatan Air Batu berupa Stenotaphrum secundatum 2 jenis, Lophatherum gracile 40 jenis, Murcurialis annua 2 jenis, Mimosa pudica 12 jenis, Glactia 3 jenis, Macroptilium atropurpureum 13 jenis, Melastoma malabathricum 11 jenis, Acacia mangium Willd 1 jenis, Selaginella denticulate 1 jenis, Dicranopteris linearis 2 jenis dan Hemarthria altissima 16 jenis. Kelimpahan jenis secara berurutan paling tinggi dimiliki oleh rumput bambu (Lophatherum gracile) 3,076923 rumput limpo (Hemarthria altissima) 1,230769, siratro (Macroptilium atropurpureum) 1,putri malu (Mimosa pudica) 0,923077, senggani (Melastoma malabathricum) 0,846154, kacang polong liar (Glactia) 0,230769, steno (Stenotaphrum second atum) 0,153846, merkuri atau jarang (Murcurialis annua) 0,153846, resam (Dicranopteris linearis) 0,153846, paku rawa (Selaginella denticulate) 0,076923 akasia (Acacia mangium Willd) 0,076923. Indeks diversitas riparian danau buatan Air Batu tergolong ke dalam kategori rendah, dengan nilai 0,356983. Berdasarkan hasil, kelimpahan paling tinggi dimiliki oleh rumput bambu (Lophatherum gracile) sedangkan kelimpahan paling rendah dimiliki oleh paku rawa (Selaginella denticulate) dan akasia (Acacia mangium Willd).
Efek Toksik Logam Berat terhadap Kejadian Stunting Amallia, Hoetary Tirta; Feliyanti, Feliyanti; Lukmawati, Lukmawati; Rahmi, Ana; Permitasari, Irma
JURNAL BIOSHELL Vol 14 No 2 (2025): Oktober
Publisher : Universitas Islam Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56013/bio.v14i2.4577

Abstract

Lingkungan memiliki peran penting bagi kesehatan anak. Tingginya tingkat pencemaran logam berat di lingkungan seperti Pb dan Cu dapat terpapar kepada anak-anak dan memiliki efek toksik yang berbahaya salah satunya adalah menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara kadar unsur logam berat timbal (Pb) dan tembaga (Cu) terhadap kejadian stunting. Sampel penelitian ini adalah rambut dengan metode sampling yang digunakan adalah purposive random sampling dan design cross sectional. Analisis data menggunakan uji non paramertik Mann Whitney test. Hasil penelitian menunjukan nilai p value < 0,05 artinya ada hubungan antara konsentrari logam berat Pb dan Cu pada rambut. Kelompok anak stunting memiliki konsentrasi logam berat Pb dan Cu yang lebih tinggi pada rambut mereka.