Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Preserving Tradition: The Existence of Marapulai Basuntiang in Nagari Muara Sakai Inderapura Wulandari, Engla Gusri; Fachrina; Anggraini, Nini; Syafiola, M. Fedro
Soshum: Jurnal Sosial dan Humaniora Vol. 15 No. 1 (2025): March 2025
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M, Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/soshum.v15i1.53-62

Abstract

This study examines the preservation of the Marapulai Basuntiang tradition in Nagari Muara Sakai Inderapura, West Sumatra, and its adaptation to modernization challenges. Using a qualitative approach, data were collected from 25 key informants, including traditional leaders, community figures, and married couples, covering the period from 2016 to 2023. The findings indicate a significant decline in participation, from 50 cases in 2016 to only 20 cases in 2023, due to factors such as lengthy implementation processes, financial constraints, weakened traditional sanctions, and perceived incompatibility with modern lifestyles. Despite these challenges, the study identifies innovative strategies for preserving the tradition, including modifications to traditional accessories, the use of social media for promotion, and collaborations between traditional institutions and educational sectors. These adaptations demonstrate how cultural heritage can be maintained while evolving to fit contemporary societal contexts. The findings offer valuable insights for communities seeking to sustain traditional practices amid modernization, providing a model for cultural resilience and continuity.
Adaptation of Remarried Couples in Mandailing: Cultural and Traditional Perspectives from Nagari Sungai Aur, West Pasaman Regency Rahmi, Annisa; Fachrina, Fachrina; Jendrius, Jendrius; Syafiola, M. Fedro
Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI) JISI: Vol. 6, No. 1 (2025)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jisi.v6i1.44617

Abstract

Abstract. Remarriage represents a significant phenomenon affecting family dynamics in contemporary society, particularly given the rising divorce rates. This study aims to examine adaptation strategies employed by remarried couples in Nagari Sungai Aur, West Pasaman District, within the Mandailing cultural context. Using a qualitative methodology through in-depth interviews and observations, the research explores how couples navigate complexities such as role restructuring, effective communication, trust reconstruction, and integrating children from previous marriages. Data were collected through purposive sampling, focusing on remarried couples within the past three years who had children from previous marriages. Data analysis followed Miles and Huberman's three-stage approach: data coding, data presentation, and conclusion drawing. The findings reveal that adaptation occurs through behavioral modifications, maintaining communication, understanding character differences, building relationships with stepchildren, and strengthening ties with the husband's extended family. Challenges encountered include economic issues and feelings of alienation due to the patrilocal system, which emphasizes the husband's extended family as the center of familial ties. This research highlights the importance of adaptive strategies in strengthening household harmony for remarried women within the Mandailing cultural context. Practical implications include guidance on improving communication, fostering positive relationships with stepchildren, and addressing cultural challenges to enhance marital resilience. Keywords: Remarriage, adaptation strategies, mandailing culture, patrilocal system. Abstrak. Pernikahan ulang merupakan fenomena signifikan yang memengaruhi dinamika keluarga di masyarakat kontemporer, terutama dengan meningkatnya angka perceraian. Penelitian ini bertujuan mengkaji strategi adaptasi oleh pasangan yang menikah ulang di Nagari Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat, dalam konteks budaya Mandailing. Dengan menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana pasangan menghadapi berbagai kompleksitas, seperti restrukturisasi peran, komunikasi yang efektif, rekonstruksi kepercayaan, dan integrasi anak-anak dari pernikahan sebelumnya. Data dikumpulkan melalui purposive sampling, yang berfokus pada pasangan yang menikah ulang dalam tiga tahun terakhir dan memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. Analisis data mengikuti pendekatan tiga tahap Miles dan Huberman: pengodean data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptasi dilakukan melalui modifikasi perilaku, menjaga komunikasi, memahami perbedaan karakter, membangun hubungan dengan anak tiri, dan memperkuat ikatan dengan keluarga besar suami. Tantangan yang dihadapi meliputi masalah ekonomi dan perasaan terasing akibat sistem patrilokal, yang menekankan keluarga besar suami sebagai pusat hubungan kekeluargaan. Penelitian ini menyoroti pentingnya strategi adaptasi dalam memperkuat keharmonisan rumah tangga bagi perempuan yang menikah ulang dalam konteks budaya Mandailing. Implikasi praktis mencakup panduan untuk meningkatkan komunikasi, membangun hubungan yang positif dengan anak tiri, dan mengatasi tantangan budaya guna meningkatkan ketahanan dalam pernikahan. Kata Kunci: Pernikahan ulang, strategi adaptasi, budaya mandailing, sistem patrilokal.
Analisis Komunikasi Politik Pemangku Adat Minangkabau Dalmenda, M.A.; Syafiola, M. Fedro
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 9, No 4 (2025): November 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v9i4.2025.2480-2497

Abstract

Transformasi komunikasi politik dalam kepemimpinan adat Minangkabau mencerminkan dinamika kompleks antara pelestarian budaya dan modernisasi. Menggunakan etnografi kritis dan paradigma konstruktivis, penelitian ini mengkaji bagaimana pemimpin tradisional menavigasi antara otoritas budaya dan partisipasi politik. Temuan mengungkapkan pergeseran signifikan dalam pola komunikasi, ditandai dengan politisasi lembaga adat dan munculnya hubungan transaksional. Transformasi ini telah menyebabkan perubahan fundamental dalam proses pengambilan keputusan dan menantang keberlanjutan sistem tata kelola tradisional. Penelitian merekomendasikan pengembangan mekanisme tata kelola yang dapat mengakomodasi modernisasi sambil mempertahankan integritas budaya Minangkabau