Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Dari Layar ke Tatap Muka: Analisis Perilaku Fenomena Degradasi Etika Siswa Pasca COVID-19 Dalam Perspektif Filosofi Buber, Dreyfus, dan Merleau-Ponty Pratiwi, Rizka Juniarti; Sultoni, Muhamad Ikbal
Pratyaksa: Jurnal Ilmu Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 2 (2025): April
Publisher : Samsara Institute Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berusaha mengkaji dan menganalisa siswa angkatan pasca pandemi COVID-19 yang mengalami degradasi etika ketika harus kembali ke pembalajaran tatap muka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan, menganalisis, memetakan, sekaligus memahami bagaimana dinamika siswa tersebut baik ketika belajar daring, maupun ketika kembali belajar tatap muka melalui analisis komprehensif yang dielaborasikan dengan pendekatan filsafat dari Martin Buber, Hubert Dreyfus, dan Maurice Merleau-Ponty. Data penelitian diperoleh dari wawancara dan observasi dari dua orang subjek siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Bogor yang memiliki pengalaman pembelajaran daring ketika pandemi COVID-19 yang bersedia untuk diwawancara. Data wawancara dan observasi tersebut kemudian dianalisa secara mendalam dalam bentuk kerangka Logic Model of Problem. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku yang dicap ’kurang beretika’ oleh siswa dipengaruhi  oleh penurunan kemampuan sosial, perasaan alienasi & tidak diperhatikan, penurunan tingkat motivasi & makna, penurunan tingkat kesejahteraan & kepuasan psikologis, dll. Faktor-faktor tersebut memengaruhi faktor lain dan memengaruhi masalah kesehatan yang diderita oleh subjek, seperti penurunan kemampuan interpersonal & psikososial, meningkatnya tingkat kecenderungan depresi, dan meningkatnya tingkat kecemasan & stress. Masalah kesehatan tersebut juga mengganggu kualitas hidup pelaku, diantaranya penurunan pengetahuan etika, penurunan pengetahuan & kesadaran batas-batas sosial, rasa empati sosial yang rendah, dan berimbas pada kemungkinan ketidakmatangan bersikap yang menimbulkan kesan ’kurang beretika’ bagi orang lain.
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Solusi Keterbatasan Sarana Dan Kompetensi Guru Di Sekolah Wilayah Suburban Studi Kasus Smkn 1 Cileungsi Siregar, Julinda; Hidayanti, Leny; Lestari, Rina Diana; Atiyani; Adriyadi, Rudy; Naryani, Ani; Pratiwi, Rizka Juniarti
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 8 No 3 (2025): Juli-September 2025
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v8i3.13147

Abstract

This study aims to analyze the implementation of the Project-Based Learning (PjBL) model as a solution to limited resources and teacher competencies in suburban schools, using a case study of SMK Negeri 1 Cileungsi. The background of this research stems from the challenges faced by schools in suburban areas, where limited facilities and varying levels of teacher competence often hinder the implementation of effective and innovative learning. The research employed a descriptive qualitative approach, with data collected through observations, interviews, and the analysis of learning documents. The results indicate that the implementation of the PjBL model can enhance students’ active engagement in the learning process, strengthen collaboration among learners, and foster critical and creative thinking skills, despite resource limitations. Furthermore, teachers demonstrated improved pedagogical competence through direct experience in designing and implementing project-based learning activities. The successful implementation of this model is strongly influenced by collaboration among educators, support from school management, and teachers’ readiness to adopt project-based learning strategies. Therefore, this study recommends the implementation of PjBL as a strategic alternative to address limited educational resources in suburban areas. The practical implications of this research are expected to serve as a reference for other schools facing similar conditions, enabling them to create learning environments that are more contextual, innovative, and oriented toward 21st-century competencies.