Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DETEKSI MIKROBA PATOGEN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR ANDUONOHU Asfandi Yuhadi; Rosdarni; Lidya Damara; Novianti
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 2 (2023): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.7.2.13

Abstract

Tahu salah satu olahan makanan yang dibuat dari bahan baku kedelai berbentuk padatan lunak, memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi terutama protein. Oleh karena itu tahu berperan sebagai sumber protein nabati. Tahu dibuat dari kacang kedelai yang dicampurkan dengan asam cuka atau air perasan lemon. Bahan-bahan ini kemudian diendap dan mengalami koagulasi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi sampel pada penelitian yaitu semua pedagang tahu yang berada di pasar Anduonohu. Dengan jumlah sampel 13 tahu. Metode penelitian yang digunakan adalah total sampling. Media yang digunakan pada penelitian ini yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar) dan NA (Nutrien Agar) untuk mengetahui ada tidaknya bakteri dan jamur pada tahu. Hasil penelitian yang diperoleh dari isolate yang digunakan positif terdapat pertumbuhan bakteri patogen dan jamur patogen dengan karakteristik yang sama dan berbeda. Berdasarkan karakteristik koloni terdapat 6 karakteristik yang berbeda dari 13 sampel yang positif bakteri dan jamur. Kesimpulan dari penelitian ini yang diperoleh yaitu terdapat 4 Mikroba patogen yang berhasil diisolasi dan dikarakterisasi yaitu 1 bakteri dan 3 jamur. Tahu menghasilkan mikroba patogen yaitu bakteri Staphylococus, jamur Aspergillus, Verticilium dan Trichophyton Dapat disimpulkan bahwa tahu mampu menghasilkan mikroba patogen dari genus yang berbeda-beda. Adapun saran kepada peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian ini dengan uji daya hambat menggunakan bakteri dan jamur yang berbeda yang belum pernah dilakukan dan melanjutkan penelitian ini ketahap molekuler agar mengetahui bakteri dan jamur tersebut benar-benar dari bakteri Staphylococus, jamur Aspergillus, Verticilium dan Trichophyton
ANALISIS HASIL PEMERIKSAAN HIV (HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS) DAN HBsAg (HEPATITIS B SURFACE ANTIGEN) TERHADAP PASIEN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS POASIA Asfandi Yuhadi; Ratna Umi Nurlila; Patrawati; Wa Ode Gustiani Purnamasari
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 9 No. 1 (2025): JURNAL MEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/medilab.v9i1.1232

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi pasien TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS. Salah satu upaya untuk mengendalikan tuberkulosis adalah dengan pengobatan.  Pengobatan TB di Indonesia menggunakan panduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Hepatitis imbas obat adalah kondisi terjadinya peradangan pada hati akibat dari penggunaan OAT yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi hati dapat terjadi sebagai akibat bakteri tuberkulosis yang menginfeksi organ hati atau efek samping dari obat anti tuberkulosis (OAT). Pemeriksaan serologi HIV dan Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg) menggunakan metode imunokromatografi merupakan pemeriksaan yang efektif dan dapat diguanakan sebagai tes skrining. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hasil Pemeriksaan HIV (Human Immunodeficiency Virus) Dan HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) terhadap pasien Tuberkulosis di Puskesmas Poasia. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 54  responden yang pasien tuberkulosis dan sampel penelitian berjumlah 35 responden. Sampel diambil dengan menggunakan purposive sampling. Hasil pemeriksaan HIV berjenis kelamin laki - laki sebanyak 2 orang (5.71 %) dan berjenis kelamin  perempuan 0 orang ( 0%). Hasil penelitian ini diperoleh hasil pemeriksaan HIV reaktif 2 orang dari 35 responden sedangkan untuk non reaktif sebanyak 33 orang dari 35 responden. Hasil penelitian HBsAg reaktif  sebanyak 0  orang dari orang 35 responden dan non reaktif sebanyak 35 orang dari 35 responden. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Hasil pemeriksaan HIV reaktif sebanyak 2 orang ( 5.71 %) dan non reaktif sebanyak 33 orang ( 94.3 %). Hasil  pemeriksaan HBsAg reaktif sebanyak 0 orang ( 0 % ) dan non reaktif sebanyak 35 orang ( 100 %). Saran kepada peneliti selanjutnya adalah dapat melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti kadar bilirubin, dan gamma-GT pada penderita tuberkulosis.