Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Identifikasi Soil Transmitted Helminth Pada Petani Padi Sawah dengan menggunakan metode Flotasi Sentrifugasi di Desa Jatibali Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan Rosdarni; Barani, Satrino Yusin
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandala Waluya Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandala Waluya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jikmw.v2i1.636

Abstract

Soil Transmitted Helminths yaitu nematoda usus yang dalam siklus hidupnya membutuhkan tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari stadium non-infektif menjadi stadium infektif. Beberapa jenis nematode usus yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang (Ancilostoma duodenale dan Necator americanus). Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi Soil transmitted helminths (STH) pada Petani Padi Sawah di Desa Jati Bali Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan dengan menggunakan metode Flotasi Sentrifugasi. Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah deskriptif melalui uji laboratorium. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling. Hasil penelitian terdapat 20 sampel positif dari 30 sampel yang diteliti yang terdiri dari Ascaris lumbrocoides sebanyak 11 orang (37%), Trichuris trichiurasebanyak 3 orang (10%), dan hookworm sebanyak 6 orang (20%), dan orang yang tidak terinfeksi soil transmitted helminth sebanyak 10 orang (33%). Diharapkan kepada Petani padi sawah khususnya di Desa Jatibali Kecamatan Ranomeeto untuk tetap meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan, agar paparan STH tidak semakin tinggi yang akan dapat berdampak pada kesehatan lanjutan.
PENGARUH VARIASI WAKTU PEWARNAAN EKSTRAK METANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) SEBAGAI PEWARNA ALTERNATIF PREPARAT TUMOR MAMMAE Rosdarni; Lodes Haju; Mustakim
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. I (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883./2

Abstract

Pewarnaan rutin histologi biasanya dilakukan dengan menggunakan jenis zat warna Hematoxylin Eosin (HE) yang sifatnya sintentik (zat warna buatan). Disisi lain, kehadiran zat warna sintetik (buatan) dapat berdampak negatif bagi kesehatan tubuh dan lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh Variasi Waktu Pewarnaan Ekstrak Metanol Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L.) Sebagai Pewarna Alternatif Preparat Tumor Mammae. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Pre-Eksperimen yakni dilakukan treetmen pada sampel yakni variasi waktu pewarnaan masing-masing pewarnaan yakni, 15 menit dan 30 menit ekstrak metanol kayu secang (Caesalpinia sappan Linn). Populasi penelitian ini adalah preparat tumor mammae dengan sampel berjumlah 27 sampel yang ditentukan dengan menggunkan rumus Federer. Hasil penelitian untuk indikator kejelasan menunjukkan nilai sig. 0.059 > α (0,05), maka tidak terdapat pengaruh variasi waktu pewarnaan terhadap kualitas sediaan sedangkan untuk indicator keontrasan menunjukkan nilai sig. 0.002 < α 0,05. maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variasi waktu terhadap kualitas sediaan. Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar menggunakan ekstrak metanol kayu secang pada variasi waktu pewarnaan yang lebih banyak untuk mengetahui titik minimum dan maksimum pewarnaan.
PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHES DARI SAMPEL KUKU DAN TINJA PADA PEKERJA TAMBANGDI PT. INDONESIA MOROWALI INDUSTRIAL PARK (IMIP) Rosdarni; La Ode Saafi; Fitriani H. Karim
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. 2 (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.4.2.3

Abstract

Kecacingan merupakan penyakit yang menyebabkan karena masuknya parasit seperti cacing didalam tubuh manusia yang ditularkan melalui makanan, minuman, dan infiltrasi kulit dengan memerlukan tanah sebagai media penularannya. Diagnosis kecacingan dapat ditentukan dengan ditemukannya telur cacing pada pemeriksaan feses. Diagnosis feses merupakan pemeriksaan gold standartdalam pemeriksaan feses. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif menggunakan rancangan cross sectional yakni perbedaan hasil pemeriksaan telur cacing Soil Transmitted Helminthes dari sampel kuku dan tinja. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuku dan tinja pekerja tambang berjumlah 28 sampel. Data penelitian dianalisis dengan uji statistik non parametrik (Run Test). Hasil uji hipotesis pada sampel kuku menunjukkan nilai sig. 0,000 < α (0,05), maka ada perbedaan hasil pemeriksaan telur cacing Soil Transmitted Helminthes dari sampel kuku dan tinja Sedangkan pada sampel feses menunjukkan nilai sig. 0.096 > α (0,05), maka tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan telur cacing Soil Transmitted Helminthes dari sampel kuku dan tinja. Hasil pemeriksaan dari 28 sampel kuku dan tinja didapatkan 8 sampel (28,6%) positif terinfeksi telur cacing pada sampel tinja yaitu 1 telur cacing Ascaris lumbricoides (3,6%) dan 7 telur cacing Hookworm(25%). Untuk peneliti selanjutnya untuk dapat menghindari dan mengantisipasi kesalahan dan kekurangan yang ada dalam penelitian ini sehingga diharapkan mencapai hasil yang lebih baik.
PERBEDAAN KEJELASAN DAN KEKONTRASAN PADA PEMERIKSAAN TELUR CACING GELANG (Ascaris lumbricoides) ANTARA METODE KATO-KATZ DAN METODE LANGSUNG (Direct slide) DI DESA JATI BALI KECAMATAN RANOMEETO BARAT KABUPATEN KONAWE SELATAN Rosdarni; Wa Ode Hasina
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.5.2.4

Abstract

Ascaris lumbricoides adalah salah satu spesies Nematoda usus yang dimana habitat aslinya di dalam usus halus dan untuk siklus hidupnya membutuhkan tanah sebagai proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari stadium non-infektif menjadi infektif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kejelasan dan kekontrasan pada pemeriksaan telur cacing Ascaris lumbricoides antara metode Kato-katz dan metode langsung di Desa Jati Bali Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan kejelasan dan kekontrasan telur cacing Ascaris lumbricoides antara metode Kato-katz dan metode langsung sama-sama memperoleh hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai uji statistik kejelasan (ρ-value=0.035 > α 0,05) dan uji statistik kekontrasan (ρ-value=1000 > α 0,05) yang berarti H0 diterima sehingga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pemeriksaan telur Ascaris lumbricoides antara metode Kato-katz dan metode langsung. Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Bahwa hasil pemeriksaan dengan metode Kato-katz dan metode langsung didapatkan hasil 100% positif ditemukan adanya telur cacing Ascaris lumbricoides pada sampel feses Petani Padi sawah, 2. Berdasarkan uji statistik, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pemeriksaan kejelasan dan kekontrasan telur cacing Ascaris lumbricoides antara metode Kato–katz dan metode langsung pada sampel feses Petani Padi sawah. Saran Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sebaiknya menggunakan metode langsung karena selain menghemat waktu pemeriksaan dan menghemat bahan, juga bisa memberikan hasil yang lebih jelas, akurat dan efisien karena adanya penambahan eosin 2% dibandingkan dengan metode Kato-katz.
DETEKSI BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA JAJANAN MAKANAN DIPASAR BASAH MANDONGA KOTA KENDARI Rosdarni; Ratna Umi Nurlila; Windy Filmayanti
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.6.1.1

Abstract

Bakteri Staphylococcus aureus dapat menyebabkan terjadinya berbagai jenis infeksi mulai dari infeksi kulit ringan, keracunan makanan sampai dengan infeksi sistemik.Gejala keracunan makanan akibat Staphylococcus adalah kram perut, muntah-muntah yang kadang-kadang di ikuti oleh diare.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi adanya Staphylococcus aureus pada jajanan makanan di Pasar basahKota Kendari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kultur dan uji biokimiamenggunakan sampel jajanan makanan dengan jumlah populasi jajanan makanan sebanyak 20 sampel pada 3 penjual di pasar basah Mandonga. Hasil penelitian ini yang telah dilakukan didapatkan bakteri Staphylococcus aureus pada jajanan makanan di pasar basah Mandonga di peroleh hasil positif pada kelompok jajanan 1 sebanyak 4 (57,14%) sampel positif, 3 (42,85%) sampel negatif , jajanan 2 terdapat 6 (100%) sampel positif, dan jajanan 3 terdapat 7(100%) jajanan positif Staphylococcus aureus. Diharapkan kepada penjual jajanan di pasar basah mandonga untuk meningkatkan kesadaran mengenai higenisasi semua tahapan mulai dari proses produksi hingga penyajian dan penjualan. Peneliti menyarankan agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan menggunakan metode PCR.
DETEKSI Taenia saginata DAN Taenia solium DENGAN MENGGUNAKAN METODE KATO-KATZ PADA ANAK SDN 3 JATI BALI KECAMATAN RANOMEETO BARAT KABUPATEN KONAWE SELATAN Rosdarni; Fat’hal Mufida
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.6.2.8

Abstract

Taenia saginata merupakan parasit manusia dengan inang perantara sapi dan Taenia saginata ini tidak memiliki rostellum sehingga mudah di berantas. Hospes definitif Taenia solium ialah manusia, sedangkan hospes perantaranya babi. Manusia yang dihinggapi cacing dewasa Taenia solium, juga menjadi hospes perantara cacing ini. Metode kato-katz ini merupakan salah satu metode kopromikroskopik yang dipergunakan secara luas dalam survei epidemiologi terhadap infeksi cacing yang terdapat di dalam usus manusia (intestinal helminth). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeteksi Taenia saginata dan Taenia solium pada anak-anak Di Desa Jati Bali Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan. Dari hasil penelitian yang didapatkan yaitu tidak di temukan telur cacing Taenia saginata dan Taenia solium pada sampel feses anak SDN 3 Jati Bali Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan. Akan tetapi ada telur cacing lain yang masuk golongan Soil Transmitted Helminth (STH) di temukan dalam sampel feses yaitu Ascaris lumbricoides, parasit ini sering menginfeksi manusia terutama pada anak-anak yang sering bermain di luar rumah tanpa memakai alas kaki dan jarang mencuci tangan atau kaki pada saat selesai bermain. Kesimpulan berdasarkan penelitian yang di lakukan pada anak SDN 3 Jati Bali Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Hasil pemeriksaan telur cacing Taenia saginata dan Taenia solium pada anak-anak yang terdeteksi negatif pada semua sampel atau 40 sampel (100%), 2. Hasil pemeriksaan cacing Taenia saginata dan Taenia solium pada anak-anak yang terdeteksi negatif pada semua sampel atau 40 sampel (100%). Saran Perlu penelitian lebih lanjut tentang deteksi Taenia saginata dan Taenia solium pada feses anak-anak dengan menggunakan metode lain.
ANALISIS KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH MENSTRUASI BERDASARKAN LAMANYA MENSTRUASI PADA MAHASISWI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI Rosdarni; Wa Ode Nova Novianti; Neneng Rosmayanti
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.7.1.2

Abstract

Hemoglobin merupakan suatu protein yang dikonjugasi yang terdapat didalam sel darah merah dan mengandung zat besi. Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranaan yang sangat penting dalam diagnosa suatu penyakit.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kadar hemoglobin sebelum dan sesudah menstruasi berdasarkan lamanya menstruasi pada mahasiswi D-IV Teknologi Laboratorium Medis Universitas Mandala Waluya Kendari. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik. Populasi dalam penelitian ini yaitu jumlah keseluruhan mahasiswi angkatan 2017, sebanyak 34 orang. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukan karakteristik responden pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum menstruasi dalam kategori normal sebanyak 34 responden (100 %). Sedangkan karakteristik responden pemeriksaan kadar hemoglobn sesudah menstruasi sebagian responden memiliki kadar hemoglobin dalam kategori abnormal sebanyak 26 responden (76,48 %), dan sisanya 8 responden (23,52 %) memiliki kadar hemoglobin dalam kategori normal. Hasil uji statistik yang menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah menstruasi pada mahasiswi D-IV TLM UMW Kendari. Sedangkan uji mann-whitney diperoleh nilai p = 0,526 > 0,05 artinya H0 diterima yang berarti tidak ada perbedaan kadar hemoglobin berdasarkan lama menstruasi 5 hari dengan kadar hemoglobin 6 hari menstruasi pada mahasiswi D-IV TLM UMW Kendari.
SKRINING HIV (Human Immunodeficiency Virus) PADA PASIEN TB (TUBERKULOSIS) DI UPTD PUSKESMAS LATAMBAGA DAN UPTD PUSKESMAS KOLAKAASI KABUPATEN KOLAKA Rosdarni; Sintya Pratiwi Yopitar; Azlimin
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 2 (2023): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, penyakit yang paling sering terjadi pada penderita HIV karena disebabkan kerusakan cellular immunity oleh infeksi HIV, hal inilah yang menyebabkan tuberkulosis merupakan salah satu infeksi oportunistik. Tuberkulosis dan HIV (Human Immunodeficiency Virus) memiliki kesamaan dalam menimbulkan gejala klinis pada penderitanya yaitu terjadinya penurunan sistem imun didalam tubuh, sehingga penurunan sistem imun yang terjadi pada pasien tuberkulosis dapat menyebabkan virus dengan mudah untuk masuk ke dalam tubuh, salah satunya yatitu virus HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi pasien tuberkulosis yang mengalami infeksi HIV di UPTD Puskesmas Latambaga dan UPTD Puskesmas Kolakaasi Kabupaten Kolaka. Jenis penelitian ini adalah metode kuanitatif yang bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian Cross Sectional dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Teknik Simple Random Sampling. Sampel penelitian ini adalah pasien tuberkulosis di UPTD Puskesmas Latambaga dan UPTD Puskesmas Kolakaasi Kabupaten Kolaka. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa presentase skrining HIV pada pasien tuberkulosis di UPTD Puskesmas Latambaga adalah 0% sedangkan di UPTD Puskesmas Kolakaasi adalah 4,35%. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang mendalam pada semua variabel yang mampu mempengaruhi terjadinya infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) pada pasien tuberkulosis. Disamping itu, diharapkan dapat menambahkan beberapa parameter pemeriksaan lain pada pasien tuberkulosis serta lebih memperhatikan faktor­faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan.
DETEKSI MIKROBA PATOGEN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR ANDUONOHU Asfandi Yuhadi; Rosdarni; Lidya Damara; Novianti
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 2 (2023): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.7.2.13

Abstract

Tahu salah satu olahan makanan yang dibuat dari bahan baku kedelai berbentuk padatan lunak, memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi terutama protein. Oleh karena itu tahu berperan sebagai sumber protein nabati. Tahu dibuat dari kacang kedelai yang dicampurkan dengan asam cuka atau air perasan lemon. Bahan-bahan ini kemudian diendap dan mengalami koagulasi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi sampel pada penelitian yaitu semua pedagang tahu yang berada di pasar Anduonohu. Dengan jumlah sampel 13 tahu. Metode penelitian yang digunakan adalah total sampling. Media yang digunakan pada penelitian ini yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar) dan NA (Nutrien Agar) untuk mengetahui ada tidaknya bakteri dan jamur pada tahu. Hasil penelitian yang diperoleh dari isolate yang digunakan positif terdapat pertumbuhan bakteri patogen dan jamur patogen dengan karakteristik yang sama dan berbeda. Berdasarkan karakteristik koloni terdapat 6 karakteristik yang berbeda dari 13 sampel yang positif bakteri dan jamur. Kesimpulan dari penelitian ini yang diperoleh yaitu terdapat 4 Mikroba patogen yang berhasil diisolasi dan dikarakterisasi yaitu 1 bakteri dan 3 jamur. Tahu menghasilkan mikroba patogen yaitu bakteri Staphylococus, jamur Aspergillus, Verticilium dan Trichophyton Dapat disimpulkan bahwa tahu mampu menghasilkan mikroba patogen dari genus yang berbeda-beda. Adapun saran kepada peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian ini dengan uji daya hambat menggunakan bakteri dan jamur yang berbeda yang belum pernah dilakukan dan melanjutkan penelitian ini ketahap molekuler agar mengetahui bakteri dan jamur tersebut benar-benar dari bakteri Staphylococus, jamur Aspergillus, Verticilium dan Trichophyton
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUANGAN DENGAN KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONE ROMBO KECAMATAN KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA Rosdarni; Lodes hadju; Serni
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.08.01.02..

Abstract

Peran tenaga laboratorium sangat dibutuhkan dalam mengidentifikasi dan menganalisis meningkatnya kecacingan di suatu wilayah dengan melakukan pemeriksaan laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui telur cacing Soil Transmitted Helminth pada anak-anak dan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, kebiasaan mencuci tangan, dan kebersihan kuku dengan kejadian kecacingan pada anak-anak Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Bone Rombo. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan model pemeriksan secara langsung untuk menganalisis kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas I SD N 1 Malalanda, Lemo, dan Rombo sebanyak 58 orang, sementara sampel dalam penelitian ini sebanyak 36 orang. Hasil penelitian disimpulkan: 1) Terdapat telur cacing Soil Transmitted Helminth pada siswa pada SD N 1 Rombo, SDN 1 Malalanda dan SD N 1 Lemo di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara; 2) Terdapat hubungan kebiasaan mencuci tangan dengan infeksi kecacingan pada siswa pada SD N 1 Rombo, SDN 1 Malalanda dan SD N 1 Lemo di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara; 3) Terdapat hubungan kebersihan kuku dengan infeksi kecacingan pada siswa pada SD N 1 Rombo, SDN 1 Malalanda dan SD N 1 Lemo di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Adapun saran Skripsi ini yaitu: 1) Petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan yang intensif tentang pentingnya personal hygiene. 2) Pemerintah setempat dan petugas kesehatan bagian sanitasi yang ada di puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang teratur dan terjadwal untuk mengetahui kondisi kesehatan anak.