Pandemi COVID-19 sejak awal 2020 mengguncang perekonomian global dan menimbulkan volatilitas besar pada indikator eksternal Indonesia, terutama nilai tukar rupiah dan neraca perdagangan. Depresiasi rupiah yang tajam pada awal pandemi, disertai gangguan rantai pasok dan penurunan permintaan global, menyebabkan ketidakpastian tinggi terhadap stabilitas eksternal Indonesia. Kondisi ini menunjukkan pentingnya memahami bagaimana nilai tukar dan neraca perdagangan bereaksi terhadap shock global serta bagaimana dinamika tersebut berubah pada fase pemulihan pasca-pandemi. Penelitian ini bertujuan menggambarkan perkembangan nilai tukar rupiah dan neraca perdagangan Indonesia selama pandemi COVID-19, mengidentifikasi perubahan struktural pada periode pasca-pandemi, serta merumuskan implikasi kebijakan untuk memperkuat stabilitas ekonomi eksternal Indonesia. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan data sekunder dari BPS, BI, Kementerian Keuangan, dan kajian akademik, penelitian ini menelaah pola perubahan ekonomi eksternal Indonesia melalui analisis naratif dan interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi menyebabkan depresiasi rupiah yang signifikan dan kontraksi ekspor–impor, namun menghasilkan surplus neraca perdagangan yang bersifat non-struktural akibat penurunan impor yang lebih dalam. Pada periode pasca-pandemi, stabilitas nilai tukar membaik, neraca pembayaran menguat, dan terjadi diversifikasi bertahap ekspor serta meningkatnya peran sektor jasa dan digital. Kesimpulannya, pandemi memicu perubahan struktural penting pada sektor eksternal Indonesia, sehingga diperlukan kebijakan terintegrasi yang menekankan penguatan fundamental makroekonomi, diversifikasi ekspor, substitusi impor strategis, serta pengelolaan nilai tukar dan cadangan devisa yang adaptif untuk meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap guncangan global di masa depan.