Willy Oktaviano
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Virtues Basics According to Ibnu Hazm al-Andalusi | أصول الفضائل لدي ابن حزم الأندلسي Willy Oktaviano
Al-Zahra : Journal for Islamic and Arabic Studies Vol 12, No 2 (2015): AL-ZAHRĀʼ: JOURNAL FOR ISLAMIC AND ARABIC STUDIES
Publisher : Fakultas Dirasat Islamiyah, Univitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.653 KB) | DOI: 10.15408/zr.v12i2.9939

Abstract

Arguably, the main honor attitude in Islam is treating people equally or being fairness and justice. Fairness can be defined as placing something based on its proper situations and conditions. Ibnu Hazm al-Andulisi who is an influential imam in the Islamic world, elaborates that the basic principle of honor attitudes is fairness, which is not only treating and understanding people properly, but also being useful for many people. Importantly, this fairness should be committed honorably and sincerely.
Al-Falsafah al-Akhlāqiyyah ʻInd Ibn Ḥazm al-Andalūsī Willy Oktaviano
Al-Zahra : Journal for Islamic and Arabic Studies Vol 6, No 1 (2007): AL-ZAHRĀʼ: JOURNAL FOR ISLAMIC AND ARABIC STUDIES
Publisher : Fakultas Dirasat Islamiyah, Univitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1021.866 KB) | DOI: 10.15408/zr.v6i1.3383

Abstract

Ibn Hazm al-Andalusi was one of the prominent scholars in the Islamic world, especially in parts of the western part of the Islamic world. He was a follower of the major schools of Fiqh Az Zahiriyah. He was a scholar who was very firm in his stance, especially with the principles of monotheism. He is also priority of his logical and his knowledge on his argument. His thoughts are relate to morals of Islam according to his behavior. This paper is examines the thoughts of Ibn Hazm about akhlak Islamiyah.
الأخلاق الإسلامية وخصائصها Willy Oktaviano
Al-Zahra : Journal for Islamic and Arabic Studies Vol 2, No 1 (2003): AL-ZAHRĀʼ: JOURNAL FOR ISLAMIC AND ARABIC STUDIES
Publisher : Fakultas Dirasat Islamiyah, Univitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1496.718 KB) | DOI: 10.15408/zr.v2i1.3539

Abstract

Tiga paradigma dasar ajaran Islam yaitu:Aqidah, syariat, dan akhlak. Aqidah adalahkepercayaan kepada Allah swt., syariat adalahpembuktian kepercayaan tersebut, sedangka akhlakadalah hasil dari aqidah dan syariat tersebut. Konsepakhlak dalam Islam dirumuskan berdasarkan al-Qurandan hadis. Ada beberapa keistimewaan akhlak dalamislam diantaranya: al-Basathah, ats-Tsibat, asySyumul,Muwafaqah li 'aqly, Muwafaqah li al-fithrah,muwafaqah li al-waqi'ah.
Muslimah Creativity, Piety, and Solidarity in Mohja Kahf’s Hagar Poems Djohar, Hasnul Insani; Oktaviano, Willy; Utami, Mira
NOBEL: Journal of Literature and Language Teaching Vol. 15 No. 1 (2024): APRIL (On Progress)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/NOBEL.2024.15.1.105-118

Abstract

This paper investigates how Kahf’s poetry collection, Hagar Poems (2016), discovers Muslim women or Muslimah leadership by exploring Muslimah leaders, such as Hagar (Hajar), Khadija, and Aisha to undermine reductionist views of Muslim women both in Orientalism and Anglo-American feminism. In doing so, Kahf uses the strategies of juxtaposition, humor, and irreverence by connecting Muslimah ancient leaders to her contemporary speakers who are crisscrossing Islamic traditions and American popular culture. By engaging with postcolonial and gender studies with the frameworks of leadership and Islamic studies, this paper investigates how Kahf’s women juxtapose ancient folkloric tales and American popular cultures, both to establish their multiple identities and leadership and to illuminate contemporary resonances of ancient Muslimah leaders in the eyes of subsequent generations. Indeed, the patterns of Muslimah leadership in Kahf’s poems are represented as engaging with the ideas of creativity, piety, and solidarity; and these patterns work to question the exclusion of Muslimah leadership in both gender and orientalist debates. Thus, Kahf’s Hagar Poems explores the representation of Muslim women from Islamic history who serve as role models, having displayed heroic characteristics through their leadership.
Azyurmardi Azra dan Moderasi Beragama di Indonesia Suhail, Ahmad Kusjairi; Lintang, Daud; Pahrudin, Ade; Oktaviano, Willy
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 19, No. 2 : Al Qalam (Maret 2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v19i2.4179

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek - aspek pemikiran Azra mengenai moderasi Islam dan memetakan kontribusi pemikiran Azra terhadap penguatan moderasi beragama di Indonesia. Manfaat penelitian ini akan mampu memberikan referensi model moderasi beragama dari persfektif filosofis seorang cendikiawan dan pemikir besar keislaman yakni Azyumardi Azra. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Studi kepustakaan yang dimaksud yaitu yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang menggunakan metode pengumpulan data pustaka, penelitian yang memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian dengan cara menelaah teks-teks tertulis dan media cetak yang berkaitan dengan pemikiran Azyumardi Azra pada umumnya dan pemikirannya mengenai moderasi Islam pada khususnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Azra memiliki kontribusi terhadap moderasi beragama dengan menunjukkan sejarah sebagai dasar moderasi beragama, khususnya islam, bahwa Islamisasi di masa awal para ulama melakukannya dengan cara yang moderat, inklusif, berakulturasi dan beradaptasi dengan budaya lokal. Selanjutnya, Azra juga menekankan nilai-nilai inklusivisme dalam membingkai kerukunan hidup intra agama dan antar agama di Indonesia. Demikian menurut Azra adalah satu – satunya agama yang sangat menerima perubahan kultural dalam berinteraksi antar sesame, dengan tetap berpegang teguh kepada ajaran Islam.
Redefining Jihad, Hijrah, and Caliph in Mohja Kahf’s The Girl in the Tangerine Scarf Djohar, Hasnul Insani; Oktaviano, Willy
Musãwa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 23 No. 2 (2024)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2024.232.236-252

Abstract

Abstract Historically, Orientalism has perceived Islam in reductionist views for centuries. To resist this basic view, it is crucial to investigate Mohja Kahf’s The Girl in the Tangerine Scarf (2005), which redefines Islam and Islamic terms, such as Jihad, Hijrah, and Caliph in more positive insights. Kahf’s text questions orientalists, which tend to misrepresent Muslims in a limited way, such as Jihad associated with terrorism and killing others instead of fighting against worldly desires. To contest these negative misrepresentations of the Muslim world, in her novel, Kahf uses Islamic sacred texts, such as Surah At-Taubah (Repentance) and Al-A’raf (The Heights), to redefine Islam as a religion, which promotes Salam (peace) and tolerance in the world instead of violence as misrepresented in Western liberalism. By engaging with postcolonial and Islamic studies, this paper investigates how Kahf uses the Quran and hadiths in her novel to reject imperialist perspectives. Thus, Kahf’s novel explores the Islamic sacred texts to inspire people how to live in a modern society by appreciating different people regardless of their different races and faiths and practicing tolerance to establish a more global civilized society. Keyword: US-Muslimah’s fiction, Quran and Hadiths, Jihad , Hijrah, Caliph and leader, Tolerance [Secara historis, Orientalisme telah memandang Islam dalam pandangan reduksionis selama berabad-abad. Untuk menolak pandangan dasar ini, penting untuk menyelidiki The Girl in the Tangerine Scarf (2005) karya Mohja Kahf, yang mendefinisikan ulang Islam dan istilah-istilah Islam, seperti Jihad, Hijrah, dan Khalifah dalam wawasan yang lebih positif. Teks Kahfi mempertanyakan para orientalis yang cenderung memberikan gambaran keliru tentang umat Islam secara terbatas, seperti Jihad yang dikaitkan dengan terorisme dan membunuh orang lain alih-alih berperang melawan keinginan duniawi. Untuk melawan kesalahpahaman negatif tentang dunia Muslim, dalam novelnya, Kahfi menggunakan teks suci Islam, seperti Surah At-Taubah (Pertobatan) dan Al-A'raf (Ketinggian), untuk mendefinisikan kembali Islam sebagai agama yang mengedepankan Salam ( perdamaian) dan toleransi di dunia dibandingkan kekerasan seperti yang disalahartikan dalam liberalisme Barat. Dengan terlibat dalam studi pascakolonial dan Islam, makalah ini menyelidiki bagaimana Kahf menggunakan Al-Quran dan hadis dalam novelnya untuk menolak perspektif imperialis. Oleh karena itu, novel Kahfi mengeksplorasi kitab-kitab suci Islam untuk menginspirasi masyarakat bagaimana hidup dalam masyarakat modern dengan menghargai orang yang berbeda tanpa membedakan ras dan keyakinannya serta mengamalkan toleransi untuk mewujudkan masyarakat beradab yang lebih global. Kata Kunci: Fiksi AS-Muslimah, Quran and Hadits, Jihad, Hijrah, Khalifah, Tolerance.]