St. Ika Fitrasyah
Program Studi Gizi, Universitas Tadulako, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Media Puzzle Isi Piringku Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Asupan Energi, Dan Status Gizi Pada Siswa Kelas 4 dan 5 SDN 21 Banawa Selatan Aulia Rakhman; Mifta Huljannah; Devi Nadila; Ummu Aiman; Hijrah Hijrah; Nurulfuadi Nurulfuadi; St. Ika Fitrasyah; Ariani Ariani
Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas Vol 5, No 2 (2024): November
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jgkp.v5i2.27781

Abstract

Anak usia sekolah merupakan periode usia dengan kondisi pengetahuan anak bertambah pesat yang dipengaruhi oleh faktor asupan sehari-hari yang memiliki kandungan zat gizi yang beragam dan sesuai kebutuhan tubuh anak. Pendidikan merupakan proses edukasi untuk membantu memperbaiki status gizi anak, yang menggunakan media puzzle sebagai media edukasi dengan konsep praktis, efektif dan efisien dengan tujuan untuk menarik minat belajar anak usia sekolah serta meningkatkan kekuatan interaksi yang informatif dan juga edukatif. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh media puzzle terhadap peningkatan pengetahuan isi piringku, asupan energi dan status gizi IMT/U pada siswa kelas 4 dan 5 SDN 21 Banawa Selatan Kabupaten Donggala. Metode penelitian kuantitatif menggunakan desain Quasi Eksperiment With Control Group dengan pemberian intervensi pada kelompok eksperimen. Jumlah populasi yaitu 40 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner pengetahuan gizi, kuisioner Recall 24 jam dan pengukuran status gizi (IMT/U). Analisis data menggunakan uji Paired t-test dan uji Independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh terhadap pengetahuan siswa setelah diberikan edukasi menggunakan media puzzle isi piringku (p-value 0,000), tetapi tidak ada pengaruh pada asupan energi (p-value 0,368) dan status gizi (p-value 0,277). Media puzzle isi piringku dapat direkomendasikan sebagai media komunikasi yang efektif karena bersifat praktis dan informatif serta mudah dipahami.
Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Siswa MAN 2 Palu Ummu Aiman; Nurul Inayah; Hijra Hijra; Febiani Riskika; Aulia Rakhman; Ariani Ariani; St. Ika Fitrasyah; Try Nur Ekawati; Diah Ayu Hartini
Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas Vol 6, No 1 (2025): May
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jgkp.v6i1.31332

Abstract

WHO mencatat secara global prevalensi anak dan remaja usia 5–19 tahun dengan status kurus sebesar 10,5%, kelebihan berat badan 18%, dan obesitas 6,8%. Data Riskesdas 2018 menunjukkan peningkatan proporsi gizi lebih pada remaja usia 16–18 tahun dari 11,5% menjadi 13,6%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadian gizi lebih pada siswa MAN 2 Palu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi sebanyak 310 siswa, dan sampel sebanyak 175 responden yang dipilih secara simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner SQ-FFQ, kuesioner aktivitas fisik, serta pengukuran berat dan tinggi badan. Analisis data menggunakan uji Somers’d. Hasil penelitian menunjukkan 95 responden (54,3%) mengalami gizi lebih. Terdapat hubungan signifikan antara asupan karbohidrat (p=0,000), protein (p=0,000), dan lemak (p=0,000) dengan kejadian gizi lebih. Namun, asupan serat (p=0,046) dan aktivitas fisik (p=0,820) tidak memiliki hubungan yang signifikan. Asupan lemak merupakan faktor yang paling dominan terkait kejadian gizi lebih (OR=2,158 95%CI :1.016-4.229). Temuan ini menunjukkan perlunya intervensi gizi yang menekankan pengendalian asupan lemak melalui edukasi gizi di sekolah, pengaturan kantin sehat, dan keterlibatan orang tua dalam membentuk pola makan sehat di rumah. Upaya ini penting untuk menekan prevalensi gizi lebih dan mencegah risiko penyakit tidak menular sejak usia remaja.