Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peningkatan asupan kalsium menghambat penurunan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause Sarah Hayati; Elly Herwana
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2018.v1.145-151

Abstract

LATAR BELAKANGOsteoporosis banyak terjadi pada perempuan pascamenopause dengan prevalensi 32.3% pada penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 50 tahun. Kalsium merupakan mineral utama pada tulang yang dianggap berperan dalam remodeling tulang. Percepatan remodeling tulang berdampak pada penurunan kepadatan tulang dan meningkatkan risiko fraktur. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara asupan kalsium dengan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause. METODEPenelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain potong lintang yang dilakukan pada perempuan pascamenopause. Pengukuran untuk asupan kalsium dari makanan dinilai menggunakan food frequency questionnaire (FFQ). Kepadatan tulang dinilai menggunakan calcaneal quantitative ultrasound (CQU). Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. HASILSebanyak 92 perempuan pascamenopause berusia 48-60 tahun menjadi subjek penelitian. Hasil analisis asupan kalsium dengan FFQ menunjukkan sebanyak 63 (68.5%) subjek dengan asupan kalsium kategori kurang dan 29 (31.5%) subjek dengan asupan kalsium cukup (31.5%). Pemeriksaan kepadatan tulang menggunakan CQU, menunjukkan sebanyak 19 (20.7%) subjek termasuk kategori kepadatan tulang normal, dan 44 (47.5%) subjek dengan osteopenia dan 29 (31.5%) subjek dengan osteoporosis. Analisis statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara asupan kalsium dan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause (p=0.010). KESIMPULANPeningkatan asupan kalsium menghambat penurunan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause.
Asupan isoflavon yang tinggi meningkatkan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause Nyiayu Alisa Mahira Luthfie; Elly Herwana
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 2 No 4 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2019.v2.132-137

Abstract

LATAR BELAKANGPenderita osteoporosis di Indonesia didapatkan pada 32.3% perempuan yang berusia di atas 50 tahun. Banyak faktor mempengaruhi proses osteoporosis dan hormon estrogen dianggap berpengaruh terhadap terjadinya osteoporosis pada perempuan pascamenopause sehingga didapatkan prevalensi osteoporosis yang lebih tinggi. Isoflavon mempunyai struktur molekul yang mirip dengan estrogen dan menunjukkan efek sebagai fitoestrogen, diketahui banyak terdapat pada makanan yang berasal dari kacang kedelai. Makanan yang kaya isoflavon dapat memengaruhi proses remodelling tulang. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara asupan isoflavon dan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause. METODEPenelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang dan menggunakan perempuan pascamenopause sebagai subjek penelitian. Asupan isoflavon dinilai dengan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Pengukuran terhadap kepadatan tulang dilakukan pada tulang kalkaneus dengan menggunakan alat Calcaneus Quantitative Ultrasound (QUS). HASILSebanyak 92 perempuan pascamenopause memenuhi kriteria inklusi dan berpartisipasi sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan distribusi asupan isoflavon pada subjek didapatkan asupan isoflavon tinggi sebanyak 42 (45.7%) subjek, sedang sebanyak 31 (33.7%) subjek, dan 19 (20.6%) asupan isoflavon rendah. Distribusi kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause didapatkan 18 subjek (19.6%) dengan kepadatan tulang normal, osteopenia sebanyak 45 (48.9%), dan 29 subjek (31.5%) mengalami osteoporosis. Analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara asupan isoflavon dan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause (p=0.001; p<0.05). KESIMPULANPenelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan isoflavon dan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause.
Aktivitas berjalan meningkatkan bone mineral density pada perempuan pascamenopause Evita Peninta Dwi Savitri; Elly Herwana
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 3 No 3 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2020.v3.119-125

Abstract

LATAR BELAKANGOsteoporosis merupakan penyakit tulang yang ditandai dengan rendahnya bone mineral density (BMD) disertai perubahan pada mikroarsitektur tulang. BMD yang rendah menandai adanya penurunan kepadatan pada tulang dan meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Penurunan kadar estrogen pada kondisi pascamenopause, gaya hidup yang meliputi aktivitas fisik dan kebiasaan berjalan sangat berperanan dalam progresivitas osteoporosis. Penelitian ini bertujuan menilai hubungan antara aktivitas berjalan dengan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause. METODEPenelitian analitik observasional dengan metode cross-sectional dilakukan pada perempuan pascamenopause berusia 45-70 tahun pada periode Agustus-Oktober 2018. Penilaian aktivitas berjalan dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Aktivitas berjalan dinilai dari jumlah langkah berjalan/hari yang dikonversikan dari jarak tempuh subjek berjalan kaki setiap harinya. Pengukuran BMD menggunakan calcaneal quantitative ultrasound (QUS), hasil pengukuran BMD membedakan kepadatan tulang berdasarkan nilai-T. Analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan p<0.05. HASILSebanyak 88 perempuan pascamenopause ikut berpartisipasi sebagai subjek penelitian dengan usia (rerata ± simpang baku) 57.91 ± 7.25 tahun. Distribusi aktivitas berjalan didapatkan 71 (80.7%) kurang aktif, 12 (13.6%) aktivitas sedang, dan 5 (5.7%) aktif. Distribusi hasil penilaian kepadatan tulang didapatkan sebanyak 18 (20.5%) normal, 49 (55.75%) osteopenia dan 21 (23.9%) osteoporosis. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas berjalan dan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause (p=0.009). KESIMPULANTerdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas berjalan dan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause.
Edukasi Online Sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan Bahaya NAPZA Pada Remaja SMA DI Jakarta Barat Kurniasari, Kurniasari; Kalumpiu, Joice Viladelvia; Elly Herwana; Erita Istriana; Kartini
LOSARI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : LOSARI DIGITAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53860/losari.v4i2.86

Abstract

Remaja merupakan masa penting untuk perkembangan biologi, psikologi dan sosial individu. Pengaruh dari teman sebaya dan lingkungan memegang peranan yang penting bagi remaja dalam mengambil keputusan. Saat ini, Indonesia sedang dalam masa pandemi covid-19 yang mengakibatkan banyak sekolah melakukan pembelajaran secara online. Hal ini berdampak pada kurangnya interaksi sosial secara langsung antara remaja dengan teman sebayanya, sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan mental seperti stres. Selain itu, penggunaan media digital yang semakin meningkat dapat memengaruhi pengambilan keputusan yang tidak tepat seperti mengkonsumsi narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Tujuan edukasi pada pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa/i sekolah terhadap jenis, dampak negatif serta penanggulangan penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA. Kegiatan dilaksanakan secara online pada tanggal 13 Maret 2022, yang meliputi edukasi/penyuluhan dan tanya jawab. Pengetahuan siswa/i sebelum dan sesudah edukasi/penyuluhan dinilai dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai jenis, dampak negatif dan pengobatan penyalahgunaan NAPZA. Analisa data kuesioner dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science 26 for mac. Sebanyak 40,8% peserta PKM mengalami peningkatan skor pengetahuan dan ditemukan perbedaan bermakna antara skor pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi (p=0,009).