Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan pemesan dan pelaras dalam penentuan larasan Gamalan Banjar Novyandi Saputra
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 13, No 2 (2018)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.717 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v13i2.2509

Abstract

Proses pelarasan gamalan Banjar sangat berkaitan antara pemesan dan pelaras gamalan Banjar. Pemesan yang menginginkan gamalan Banjar memiliki kreteria sendiri terhadap gamalan yang akan dibuatnya melalui pelaras gamalan Banjar. Komponen yang mempengaruhi pemesan dalam membuat gamalan Banjar adalah modal budaya, selera, kedekatan timbre suara, dan kekuatan kapital yang dimilikinya.sedangkan pelaras gamalan Banjar memiliki pengetahuan atas pembentukan tumbang antar bilahan nada yang berdasarkan pada karateristik rasa musikal budayanya. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif sebagai metode utama dalam upaya mengumpulkan informasi dan data lapangan yang di dapatkan pada saat pengumpulan data. Metode kuantitatif juga digunakan sebagai metode bantu untuk menghitung dan memvalidasi data frekuensiyang didapatkan dari instrumen gamalanBanjar yang ada di lapangan, sehingga peneliti bisa mendapatkan gambaran jelas. Kerangka konseptual yang berdasarkan pada pengetahuan emperis pemesan dan pelaras GamalanBanjar menjadi dasar analisis untuk mengungkap hubungan antara pemesan dan pelaras gamalan Banjar. Perbedaan ini tergambar jelas pada frekuensi bilahan nada-nada gamalan Banjar, sedangkan jangkah dan gembyangannya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Perbedaan frekuensi bilahan nada tersebut dilandasi oleh timbre suara dalang yang berbeda-beda. gamalan Banjar yang telah selesai dilaras akan menjadi representatif pemiliknya. Caruk dan payau menjadi penanda kualitas hasil dari hubungan antara pemesan dan pelaras gamalan Banjar. ABSTRACTWithin the process of gamelan Banjar tuning, the relationship between the buyers and the tuner of gamelan Banjar is taken into account. The buyers who order gamelan Banjar must have their criteria toward the gamalan which is going to be produced by the tuner of gamelan Banjar. The components that are taken into consideration by the buyers when ordering gamelan Banjar is the cultural principle, taste, the proximity of voice timbre, and the finance capability they possess. Furthermore, the tuner of gamelan Banjar has a cognition in contriving the strides within the frequency of tone keys which based on the characteristics of its cultural music taste. The researcher utilizes qualitative method as the primary method in collecting information and data on the field in the stage of data collection. The quantitative method as a secondary method here is used to assist the researcher in calculating and validating the frequency of the data collected from gamelan Banjar instrument which is present on the field so he could get a clearer picture. A conceptual framework which is based on the empirical knowledge about the buyers and the tuner of gamelan Banjar becomes the basis of the analysis to uncover the relationship between the buyer and tuner of gamelan Banjar. This distinction is clearly illustrated in the frequency of tones keys of gamelan Banjar, whereas the stride and its gembyangan do not change significantly. The differences in the frequency of the tone pitches rely on the varied voice timbre of the mastermind. gamelan Banjar who has completed tuned will be the representative owners. Caruk and payau become a mark of quality results from the relationship between the buyer and the tuner of gamelan Banjar.
Fasilitasi FGD Tokoh dan Seniman Musik Kalimantan Selatan dalam Perumusan Konsep Musik Lagu Banjar Sumasno Hadi; Novyandi Saputra
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v3i1.2302

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) para tokoh dan seniman musik Kalimantan Selatan dalam mengklarifikasi dan merumuskan konsep musik lagu Banjar. Kegiatan ini adalah salah satu program kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Program Studi Pendidikan Sendratasik FKIP Universitas Lambung Mangkurat 2020. Latar belakang kegiatan FGD ini berbasis realitas atau kenyataan musik yang ada di Kalimantan Selatan. Bahwa ada perbedaan dan ragam pandangan di kalangan tokoh dan seniman musik Kalimantan Selatan tentang definisi maupun konsep lagu Banjar. Hal ternyebut menyebabkan kerancuan pengetahuan bagi apresiasi musik masyarakat Kalimantan Selatan. Oleh karenanya, usaha mendiskusikan lagu Banjar secara fokus dan mendalam menjadi relevan untuk dilakukan. Kegiatan yang dianggap representatif dan relevan adalah FGD. FGD diikuti para tokoh, ahli, dan seniman musik di Kalimantan Selatan. Target FGD adalah diperoleh suatu klarifikasi dan rumusan tentang konsep musik lagu Banjar. This article describes the activities of a Focus Group Discussion (FGD) of South Kalimantan musical figures and artists in clarifying and formulating the concept of Banjar song music. This activity is one of the Community Service activities program of Sendratasik Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Lambung Mangkurat 2020. The background of this FGD activity is based on reality or music reality in South Kalimantan. Whereas there are differences and various views among figures and music artists of South Kalimantan regarding the definition and concept of the Banjar song. This confuses knowledge for the appreciation of the music of the people of South Kalimantan. Therefore, efforts to discuss the Banjar song in a focused and deep manner are relevant to be undertaken. The activity that is considered representative and relevant is FGD. The FGD was attended by figures, experts, and musical artists in South Kalimantan. The target of the FGD is to obtain clarification and formulation of the musical concept of the Banjar song.
Pengaruh Musik Melayu dalam Tabuhan Gamalan Banjar Novyandi Saputra
Pelataran Seni Vol 2, No 2
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v2i2.5205

Abstract

Kebudayaan Melayu yang ada di Kalimantan Selatan telah masuk dan memengaruhi kesenian-kesenian Banjar, salah satunya pada Gamalan Banjar. Pengaruh Melayu dalam Gamalan Banjar nampak pada teknik tabuh, vokal, dan pantun. Teknik tabuh saluk dan culit serta vokal kilung pada Gamalan Banjar memiliki cengkok yang sama pada Musik Melayu, yang oleh orang Melayu Riau disebut grenek. Sedangkan teks pantun sudah tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu ciri dari budaya Melayu yang sangat kuat. Pendekatan Musik Melayu Riau digunakan karena belum adanya literasi tentang musik Melayu Banjar. Temuan-temuan tentang pengaruh Musik Melayu pada tabuhan Gamalan Banjar masih berupa pengantar yang mengharuskan adanya penelitian lanjutan yang lebih spesifik dan mendalam.Kata kunci: pengaruh musikal, musik melayu, gamalan banjar, teknik tabuh
Situasi Gamelan Solo Raya: Studi Kasus Gamelan Kyai Rejeki di Kabupaten Boyolali Novyandi Saputra
Pelataran Seni Vol 4, No 2
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v4i2.12733

Abstract

IntisariSolo Raya merupakan daerah basis gamelan. Gamelan tersebar dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakatnya. Salah satunya adalah keberadaan gamelan Kyai Rejeki atau gamelan Gombang yang bergaya semarangan di desa Gombang kecamatan Sawit kabupaten Boyolali. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi frekuensi, jangkah nada-nada dan satu gembyangan dari gamelan Kyai Rejeki (Gamelan Gombang). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitaif sebagai metode bantu dalam peghitungan sistem nada. Observasi, wawancara dan data ukur menjadi data fundamental yang digunakan selama penelitian. Gamelan kyai Rejeki atau yang lebih akrab disebut gamelan Gombang merupakan salah satu gamelan terkemuka dan yang menjadi patron atau babonan gamelan-gamelan yang ada di sekitar kabupaten Boyolali sampai daerah Klaten dengan gaya semarangan. Gamelan kyai rejeki merupakan gamelan gaya semarangan dengan kebanyakan permainanannya berada pada wilayah nada tinggi termasuk dalam hal garapan. Penelitian ini berhasil mengidetifikasi sistem nada, jarak antar nada dan gembyangan. Peneliti juga menemukan adanya kebiasaan permainan dan garapan gamelan ini berada pada wilayah nada-nada yang tinggi.Kata kunci: gamelan kyai rejeki, gombang, sistem laras, slendro, boyolali       AbstractSolo Raya is a gamelan base area.  Gamelan spread and became an inseparable part of people's lives.  One of them is the existence of the Kyai Rejeki gamelan or Gombang gamelan with semarangan style in Gombang village, Sawit sub-district, Boyolali district. The purpose of this study was to identify the frequency, range of notes and one gembyangan of the Kyai Rejeki Gamelan (Gombang Gamelan). In this study, researchers used qualitative methods and quantitative methods as auxiliary methods in calculating the tone system.  Observations, interviews and measurement data became the fundamental data used during the research.  Kyai Rejeki Gamelan or more familiarly called Gombang Gamelan is one of the leading gamelan and the patron or babonan of gamelan around Boyolali district to Klaten area with semarangan style.  Kyai Rejeki gamelan is a Semarangan style gamelan with most of its playing in the high-pitched region, including in terms of production.  This study succeeded in identifying the tone system, the distance between notes and its gembyangan.  The researcher also found that the habit of producing and playing this gamelan was in the high-pitched region.Keywords: kyai rejeki gamelan, gombang, tuning system, slendro, boyolali
Struktur dan Makna Penyajian Wayang Kulit Purwa Banjar Novyandi Saputra
Pelataran Seni Vol 1, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v1i1.1453

Abstract

AbstractResearch manifold-descriptive qualitative attempts to describe and interpret the structure of Wayang Kulit Purwa Banjar performances in the village Barikin, South Kalimantan. Through insider approach, researchers used observation, interview and documentation to collect data and analyze it-hermeneutical interpretive. The structure is a puppet show has three babakan/main parts: opening, contents and closure. The structure of the note also contains the implicit meaning and value. Meaning and religious value being the foremost.Keywords: banjar purwa puppet, barikin village, forms of performance, meaning
Situasi Gamelan Solo Raya: Studi Kasus Gamelan Kyai Rejeki di Desa Gombang Kabupaten Boyolali Saputra, Novyandi
Pelataran Seni Vol 7, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v7i1.13390

Abstract