Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penerapan Nilai Tri Kaya Parisudha dalam Komunikasi Strategis untuk Branding Digital yang Berkelanjutan Berbasis Budaya Bali Septiani, Ni Komang Ayu; Amrita, Nyoman Dwika Ayu; Cahyani, Kadek Agustina; Erniasih, Ni Wayan; Kim, Chaeeun; Sujata, I Ketut
Jurnal Manajemen dan Investasi (MANIVESTASI) Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Manajemen dan Investasi (MANIVESTASI), Juni 2025
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jmanivestasi.v7i1.19308

Abstract

ABSTRAK Era transformasi digital menuntut strategi branding yang tidak hanya fokus pada aspek visual dan pemasaran semata, tetapi juga mengedepankan komunikasi yang berkelanjutan dan bermakna secara budaya. Penelitian ini mengkaji implementasi nilai kearifan lokal Tri Kaya Parisudha manacika (berpikir baik), wacika (berkata baik), dan kayika (berbuat baik) sebagai fondasi dalam komunikasi strategis branding digital. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini menelaah bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan dalam narasi, gaya bahasa, dan aktivitas kampanye brand untuk membangun hubungan yang autentik dan berdampak sosial budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan Tri Kaya Parisudha relevan dengan prinsip keberlanjutan yang mencakup tanggung jawab sosial, pelestarian budaya, dan keberlanjutan lingkungan. Selain itu, integrasi nilai lokal ini memberikan manfaat strategis berupa diferensiasi bermakna, peningkatan kepercayaan publik, dan keberlanjutan hubungan dengan audiens di era digital. Penelitian ini menegaskan pentingnya penggabungan kearifan lokal dalam strategi branding digital sebagai upaya memperkuat posisi brand sekaligus menjaga nilai-nilai budaya dan sosial yang berkelanjutan. Kata Kunci : Transformasi digital, Kearifan lokal, Tri kaya Parisudha ABSTRACT The digital transformation era demands branding strategies that go beyond mere visual and marketing aspects, emphasizing sustainable and culturally meaningful communication. This study examines the implementation of the local wisdom values of Tri Kaya Parisudha manacika (thinking positively), wacika (speaking kindly), and kayika (acting benevolently) as the foundation for strategic digital branding communication. Using a qualitative descriptive approach, the research explores how these values can be integrated into brand narratives, communication styles, and campaign activities to build authentic relationships with social and cultural impact. The analysis reveals that applying Tri Kaya Parisudha aligns with sustainability principles encompassing social responsibility, cultural preservation, and environmental sustainability. Furthermore, integrating local wisdom provides strategic benefits such as meaningful differentiation, enhanced public trust, and sustainable engagement with audiences in the digital era. This study underscores the importance of incorporating local wisdom into digital branding strategies to strengthen brand positioning while preserving sustainable social and cultural values. Keyword : Digital transformation, Local wisdom, Tri Kaya Parisudha
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI INTEGRASI TRI HITA KARANA DALAM WISATA SPIRITUAL BERKELANJUTAN DI DESA PENATIH DANGIN PURI Cahyani, Kadek Agustina; Sundarianti, Ni Nyoman; Ernawati, A A Istri Mas Deny; Parikesit, I Ketut; Margayawati, Ni Luh Putu; Wiyono, Budi; Widanti, Ni Putu Tirka; Sudiyani, Nyoman; Fajar, Ni Made Anggia Paramesthi
Devote: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global Vol. 4 No. 3 (2025): Devote : Jurnal Pengabdian Masyarakat Global, 2025
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/devote.v4i3.4568

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) was carried out in Penatih Dangin Puri Village, East Denpasar, Bali, with the aim of developing a community empowerment model based on Tri Hita Karana in managing sustainable spiritual tourism. The village has six tourism potentials, namely spiritual tourism (temples and griya), Ashitaba tourism, sports tourism, nature/subak tourism, recreational tourism, and local MSME development. Based on the results of surveys, observations, participation in traditional ceremonies, and Focus Group Discussions (FGD), spiritual tourism was determined as the main basis for village development due to its religious, social, and ecological values. The integration of Tri Hita Karana has proven to be a strong foundation in tourism development: Parahyangan through the strengthening of sacred temples and rituals; Pawongan through community, youth, and MSME involvement; and Palemahan through the preservation of the village environment. The PKM activities also revealed that community empowerment is the key factor, where traditional leaders, religious leaders, youth, and local MSMEs actively participated in designing a tourism model based on local wisdom. The findings of this PKM confirm that spiritual tourism grounded in Tri Hita Karana can serve as a best practice model in creating authentic, sustainable village tourism while enhancing community welfare.