Peternakan kambing merupakan salah satu sektor peternakan yang banyak dikembangkan, khususnya di Kabupaten Tanah Laut. Meskipun awalnya dikelola sebagai usaha sampingan, peternakan kambing kini mulai beralih menjadi kegiatan yang lebih terstruktur dan berorientasi bisnis. Sebagian besar peternakan kambing di daerah ini dijalankan dalam skala kecil dengan sistem pemeliharaan intensif. Salah satu contohnya adalah Jago Ternak Farm, sebuah peternakan kambing skala kecil yang menjadi objek dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi ransum yang diberikan kepada kambing Jawarandu serta mengidentifikasi permasalahan nutrisi yang terjadi di peternakan, dengan dukungan dari literatur yang relevan. Metode yang digunakan adalah kombinasi antara studi pustaka (desk study), analisis kasus, dan analisis deskriptif kuantitatif. Data komposisi ransum dianalisis secara numerik untuk mengevaluasi kandungan Total Digestible Nutrients (TDN), kalsium (Ca), dan fosfor (P), kemudian dibandingkan dengan kebutuhan nutrisi standar berdasarkan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum yang diberikan belum diformulasikan dengan baik karena peternak belum mengetahui kandungan nutrisinya, sehingga menyebabkan terjadinya hipokalsemia pada indukan, terutama pada fase akhir kebuntingan dan masa laktasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa ransum hanya mengandung 59,25% TDN, 0,13% Ca, dan 0,21% P, yang berada di bawah standar kebutuhan nutrisi untuk ternak bunting. Solusi yang disarankan adalah perbaikan formulasi ransum dengan pendekatan trial and error, disesuaikan dengan kebutuhan fisiologis ternak dan didukung oleh standar nutrisi dari literatur.