Muhammad Romli Samae, Syarif Bin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ulema and Tolerance Fiqh: A Critical Examination of the 2024 MUI Fatwa Commission’s Ijtima’ on the Inter-Religious Relations Kurniawan, Edi; Yahya Shaykh Ahmad; Muhammad Romli Samae, Syarif Bin
Al-Wasatiyah: Journal of Religious Moderation Vol. 4 No. 1 (2025): Al-Wasatiyah: Journal of Religious Moderation
Publisher : Pusat Kajian Moderasi Beragama dan Ideologi Pancasila UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/jrm.v4i1.98

Abstract

This article examines the construction of tolerance fiqh in the 2024 Resolution of the Ijtima' Nasional VIII of the Fatwa Commission of the Indonesian Ulema Council (MUI), which includes perspectives on interreligious relations, greetings across faiths, and tolerance in the context of religious festivities. The issuance of these guidelines is closely tied to Indonesia's religious diversity, requiring clear normative guidance and boundaries rooted in Islamic law to promote harmonious interfaith interaction. Therefore, this article looks at the ideas and boundaries of tolerance found in the guidelines by using the principles of maqāṣid al-sharīʻah (the higher goals of Islamic law) and fiqh al-aqalliyyāt (Islamic laws for minorities). It further explores the legal reasoning, normative structure, and socio-religious implications within Indonesia's pluralistic society. This literature-based study uses the 2024 resolution as the primary source, supported by secondary materials, including journals and classical works in fiqh and uṣūl al-fiqh. This article concludes that the guidelines for tolerance in Islamic law clearly separate beliefs, worship, and social interactions. This distinction allows for mutual respect and interfaith tolerance while upholding boundaries, such as prohibiting interreligious greetings, using religious symbols from other faiths, and participating in non-Muslim religious celebrations. The resolution thus maintains a firm commitment to ḥifẓ al-dīn (protection of religion) while providing measured flexibility in social engagement. This article contributes to developing a contextual and balanced Islamic legal methodology for managing religious diversity in Indonesia.
Talfiq Mazhab dalam Praktik Zakat Fitrah: Studi atas Keputusan MUI Muaro Jambi Doni, Pitrian; Islami, Hayatul; Idris; Muhammad Romli Samae, Syarif bin
Journal of Islamic Legal Thought and Jurisprudence Vol. 2 No. 1 (2025): May 2025
Publisher : Program Studi Perbandingan Mazhab Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/21.23-34

Abstract

Penelitian ini mengkaji implikasi hukum serta penerapan praktis dari pendekatan talfiq (menggabungkan pendapat dari berbagai mazhab) dalam konteks pembayaran zakat fitrah di Indonesia. Perbedaan pendapat antar mazhab di mana mazhab Syafi’i, Maliki, dan Hambali mewajibkan pembayaran dalam bentuk makanan pokok, sementara mazhab Hanafi membolehkan uang tunai telah menimbulkan kebingungan hukum di tengah masyarakat Muslim. Sebagai respons, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Muaro Jambi mengeluarkan Surat Edaran Bersama tahun 2023 yang memperbolehkan pembayaran dalam bentuk beras maupun uang. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif-komparatif, penelitian ini melakukan studi lapangan di Masjid Jami’ Miftahur Rahman, Desa Simpang Sungai Duren. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan telaah dokumen resmi. Temuan menunjukkan bahwa pendekatan zakat ganda ini sah secara fikih, karena didasarkan pada kombinasi pendapat mazhab yang valid serta dilaksanakan secara kolaboratif oleh MUI, Kementerian Agama, dan BAZNAS. Mayoritas masyarakat memilih bentuk uang karena alasan kemudahan dan maslahat penerima. Studi ini menyimpulkan bahwa talfiq diperbolehkan selama tetap dalam koridor maqashid syariah, serta mampu menjadi solusi adaptif dan inklusif bagi kebutuhan sosial-hukum umat Islam di Indonesia masa kini.