Suryadi, Doddy
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Silent Majority Mahasantri Cinta Quran Center Gen Z dalam Keputusan Politik Pemilu 2024 Fikriyah, Azizah Nur; Trapsila, Galuh Setiabudi; Afifa, Baiq Laura; Al Baihaqi, Zakka; Suryadi, Doddy; Martian, Ferra
Jurnal komunikan Vol. 4 No. 1 (2025): Komunikan: Jurnal Komunikasi dan Dakwah
Publisher : Departemen Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30993/jurnalkomunikan.v4i1.516

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena "silent majority" di kalangan generasi Z, khususnya di antara mahasantri yang terlibat dalam aktivitas keagamaan di Cinta Quran Center, serta dampak mereka terhadap pilihan politik pada Pemilu 2024. Penelitian ini berfokus pada pola-pola dalam preferensi politik, faktor-faktor yang membentuk keputusan politik mereka, serta fungsi identitas keagamaan dalam pembentukan preferensi tersebut. Mahasantri di Cinta Quran Center mengeksplorasi politik melalui sudut pandang kesadaran politik Islam, yang disebut wa'yun siyasiy, sehingga pandangan politik mereka berbeda dari pola-pola politik praktis yang umumnya ada saat ini. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan campuran, yaitu kombinasi antara metode kualitatif deskriptif dan kuantitatif, dengan melibatkan 43 mahasantri sebagai sampel. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperjelas kontribusi kelompok ini dalam dinamika politik di Indonesia.
Netizen dan Cancel Culture: Studi Komunikasi Dakwah Gus Miftah Setiawan, Rifki; Umami, Khairiza; Fadhilla, Ibnu; Maulidah, Mardhatillah; Suryadi, Doddy; Martian, Ferra
Jurnal komunikan Vol. 4 No. 1 (2025): Komunikan: Jurnal Komunikasi dan Dakwah
Publisher : Departemen Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30993/jurnalkomunikan.v4i1.509

Abstract

This study analyzes the case of Cancel Culture that previously occurred in the context of Gus Miftah's da'wah communication. Through this event, it can be seen how quickly a statement can go viral and trigger various public reactions. This case highlights the importance of communication ethics, especially for public figures like Gus Miftah. On the one hand, cancel culture can be a tool to encourage social change, but on the other hand, this phenomenon also has the potential to damage the reputation of individuals and hinder constructive dialogue. This study concludes that in the digital era, religious leaders need to be more careful in communicating, while people need to develop better digital literacy to respond to various information circulating. The case of Gus Miftah is a valuable lesson about the importance of maintaining communication ethics in the context of da'wah and social life.