Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Paku Laut (Acrostichum Aureum) Dari Kawasan Geotermal Dan Non-Geotermal Terhadap Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli Munira, Munira; Nazira, Jihan; Mailisa, Wiska; Nasir, Muhammad
Jurnal Pharmacopoeia Vol 4 No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jp.v4i1.944

Abstract

Tumbuhan pakis laut (Acrostichum aureum L) termasuk famili pteridaceae. Tumbuhan pakis laut mengandung banyak zat antibakteri, termasuk steroid, terpenoid, flavonoid, saponin, fenolik, dan tanin. Kawasan panas bumi (geotermal) Ie Seum Aceh Besar memiliki pH dan suhu tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun pakis laut baik dari dalam maupun luar kawasan panas bumi terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Empat perlakuan yaitu akuades, siprofloksasin, ekstrak daun pakis laut geothermal (EDPLG), dan ekstrak daun pakis laut non-geothermal (EDPLNG) masing-masing dengan enam kali ulangan digunakan dalam percobaan eksperimental ini, yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun pakis laut yang tumbuh di dalam dan luar area panas bumi sangat efektif (P=0,000) dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Menurut hasil uji lamjut Duncan, EDPLG menghasilkan zona penghambatan terbesar dengan diameter rata-rata 10,86 mm, yang jauh berbeda dari EDPLNG (8,70) mm dalam hal menghambat pertumbuhan mikroba Staphylococcus aureus. Demikian pula, untuk Escherichia coli, EDPLG menghasilkan zona penghambatan terbesar (12,10 mm), yang berbeda secara signifikan dari EDPLNG (8,23 mm). Ekstrak etanol daun pakis laut menunjukkan sifat antibakteri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Krim Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica) Dan Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Mailisa, Wiska; Miska, Laiyana; Munira, Munira
Jurnal Pharmacopoeia Vol 4 No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jp.v4i1.979

Abstract

Kunyit (Curcuma domestica) mengandung kurkumin, polifenol dengan aktivitas antioksidan dan antiinflamasi, namun kelarutannya rendah dan bioavailabilitas topikalnya terbatas. Sebagai strategi, formulasi dalam bentuk krim dipilih untuk meningkatkan kelarutan, stabilitas, dan penetrasi kurkumin ke lapisan kulit. Penambahan ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), kaya akan quercetin, flavonoid, dan fenol, diharapkan memperkuat efek antioksidan dan antibakteri melalui sinergisme fito­kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak kunyit dan belimbing wuluh dapat diformulasikan sebagai sediaan krim yang memenuhi persyaratan evaluasi. Tiga formula krim dikembangkan dengan variasi konsentrasi ekstrak, yaitu F1 (2% belimbing wuluh dan 0% kunyit), F2 (1% belimbing wuluh dan 1% kunyit), dan F3 (0% belimbing wuluh dan 2% kunyit). Evaluasi sediaan dilakukan melalui uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, tipe krim, dan viskositas. Hasil menunjukkan bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan fisik sediaan topikal, dengan bentuk krim, beraroma khas kunyit, warna yang bervariasi yaitu putih tulang (F1), kuning cerah (F2), hingga kuning agak gelap (F3), homogenitas baik, pH dalam rentang 5,1–5,8, daya sebar 4–5 cm, tipe emulsi air dalam minyak, dan viskositas antara 6.000–8.000 cps. Dengan demikian, kombinasi ekstrak kunyit dan belimbing wuluh dapat diformulasikan menjadi sediaan krim dan menunjukkan kestabilan fisik yang baik.
Formulasi Sediaan Balsem Stik Kombinasi Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon winterianus Jowwit) dan Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma domestica) Mailisa, Wiska; Teuku Khaiyir Raqi Ariz
JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 4 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/jifs.v4i2.748

Abstract

Balsem adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang dapat berfungsi sebagai pereda nyeri. Senyawa yang berasal dari alam seperti geraniol dalam sereh wangi dan kurkumin dalam kunyit telah terbukti berkhasiat sebagai anti nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan balsem stik dengan kombinasi minyak atsiri sereh wangi dan ekstrak etanol kunyit. Dalam penelitian ini diformulasikan 3 formula dengan variasi konsentrasi minyak atsiri sereh wangi dan ekstrak kunyit masing-masing yaitu 20% dan 0,75% (F1); 20% dan 1,25% (F2) serta 20% dan 2,5% (F3). Sediaan yang dihasilkan dievaluasi dengan pengujian organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar dan pengujian hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sediaan balsem stik kombinasi minyak atsiri sereh wangi dan ekstrak kunyit memenuhi evaluasi fisik sediaan yaitu memiliki bentuk semi padat dengan bau khas sereh wangi. Formula F1 dan F2 berwarna kuning cerah dan F3 berwarna kuning agak gelap. Selanjutnya, seluruh sediaan dinyatakan homogen, dengan pH berkisar antara 6,3-6,5 dan daya sebar 3,4-4 cm yang memnuhi syarat. Berdasarkan hasil uji hedonik, F3 adalah formula terbaik berdasarkan penilaian panelis terhadap tekstur, warna, aroma dan kepuasan terhadap balsem stik kombinasi minyak atsiri sereh wangi dan ekstrak kunyit sebagai pereda nyeri.
Formulasi, Evaluasi Fisik, Iritasi, dan Hedonik Masker Clay Kombinasi Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica) dan Asam Salisilat Mailisa, Wiska; Nasma, Intan Maulida; Chairunnisa, Chairunnisa; Munira, Munira
NASUWAKES: Jurnal Kesehatan Ilmiah Vol. 18 No. 2 (2025): September
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/nasuwakes.v18i2.1052

Abstract

Jerawat merupakan masalah kulit yang umum terjadi akibat infeksi bakteri dan produksi sebum berlebih. Salah satu upaya pencegahan dan perawatannya adalah penggunaan masker clay berbahan aktif alami yang memiliki aktivitas antibakteri dan antiinflamasi, seperti ekstrak daun mimba (Azadirachta indica). Kombinasi dengan asam salisilat diharapkan meningkatkan efek pembersihan pori, mengurangi minyak, dan mengangkat sel kulit mati. Penelitian ini bertujuan memformulasi dan mengevaluasi masker clay kombinasi ekstrak daun mimba dan asam salisilat. Penelitian bersifat eksperimental dengan kadar asam salisilat 0,5% dan variasi konsentrasi ekstrak daun mimba F1 (0,5%), F2 (1%), dan F3 (1,5%). Evaluasi meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, waktu pengeringan, daya sebar, uji iritasi kulit, dan uji kesukaan. Hasil menunjukkan seluruh formula memiliki bentuk pasta homogen berwarna hijau dengan aroma mint, pH 6,1–6,3, waktu pengeringan 15–18 menit, dan daya sebar 4,5–4,7 cm yang sesuai standar. Tidak ditemukan reaksi iritasi pada enam responden. Uji kesukaan menunjukkan formula F3 memperoleh nilai tertinggi pada parameter warna, aroma, dan tekstur. Dengan demikian, masker clay kombinasi ekstrak daun mimba dan asam salisilat dapat diformulasikan dengan karakteristik fisik yang baik, aman, dan disukai panelis.
Formulasi Lotion Ekstrak Etanol 96% Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Mailisa, Wiska; Rahmah, Aqlima; Chairunnisa; Pamudi, Berwi Fazri
Jurnal Pharmacopoeia Vol 4 No 2 (2025): September 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jp.v4i2.1093

Abstract

Formulasi sediaan topikal seperti lotion berbahan dasar bahan alam merupakan salah satu pendekatan inovatif dalam pengembangan produk perawatan kulit. Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) diketahui mengandung senyawa aktif yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan mengevaluasi lotion dengan bahan aktif ekstrak etanol buah belimbing wuluh berdasarkan parameter mutu fisik, uji iritasi, dan uji hedonik. Buah belimbing wuluh yang diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%, menghasilkan ekstrak kental dengan rendemen 32,64%. Ekstrak diformulasikan menjadi lotion dengan variasi konsentrasi berbeda, yaitu F1 (2,5%), F2 (5%), dan F3 (7,5%) serta dilakukan uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas, uji iritasi, dan uji hedonik. Hasil evaluasi menunjukkan seluruh formula membentuk sediaan semi padat dengan aroma khas ekstrak dan variasi warna F1, F2, dan F3 yaitu putih kekuningan, putih kecoklatan, dan coklat muda. Parameter fisik seperti pH (4,8; 4,2; 4,1), daya sebar (5,04; 5,36; 5,72 cm), dan viskositas (17.500; 30.750; 27.500 cP) berada dalam rentang yang memenuhi persyaratan. Uji iritasi pada 10 responden tidak menunjukkan tanda iritasi. Uji Friedman menunjukkan perbedaan signifikan (p < 0,05) terhadap preferensi panelis, dengan F1 sebagai formula paling disukai. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sediaan lotion dari ekstrak etanol buah belimbing wuluh menghasilkan sediaan lotion yang memenuhi persyaratan evaluasi fisik. Kata kunci : Lotion, buah belimbing wuluh, uji iritasi, uji hedonik