Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STRATEGI PENCEGAHAN MALARIA PADA PRAJURIT TNI-AD DI DAERAH ENDEMIS (Studi Pada Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalyon Infanteri 323/Raider Periode November 2014-September 2015) Pamudi, Berwi Fazri; Heridadi, Heridadi; Rimba, Ben Yura
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Manajemen Bencana
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v3i1.39

Abstract

Abstrak - TNI-AD setiap tahun mengirimkan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-PNG ke daerah operasi Papua yang merupakan daerah endemis malaria. Penugasan selama 10 bulan di daerah endemis memungkinkan para prajurit terkena infeksi malaria. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis strategi dan implementasi pencegahan malaria yang dilakukan oleh TNI-AD saat pratugas di homebase dan penugasan di daerah operasi. Penelitian menggunakan metode kualitatif secara wawancara mendalam dan observasi di daerah operasi. Penelitian mengenai implementasi pencegahan malaria berfokus pada upaya promotif, preventif, dan profilaksis anti malaria. Hasil penelitian ini yaitu adanya strategi TNI-AD untuk pencegahan malaria dengan melaksanakan pemetaan vektor penularan nyamuk Anopheles sp. di lingkungan pos pengamanan. Personel mendapatkan kendala untuk manajemen lingkungan karena berbenturan dengan budaya daerah setempat (Hak Ulayat). Terdapat kesenjangan pada implementasi pencegahan malaria Satgas pamtas Yonif 323/Raider yaitu tidak adanya media penyuluhan pencegahan malaria, kurangnya dukungan cairan insektisida untuk pakaian sehari-hari, personel tidak disiplin menggunakan kelambu berinsektisida dan lotion anti nyamuk, penyemprotan ruangan dengan Indoor Residual Spray (IRS) yang kurang efektif, serta tidak terpenuhinya manajemen lingkungan. Untuk itu diperlukan adanya disiplin diri dari setiap personel dan kemitraan dengan berbagai pihak untuk mewujudkan manajemen lingkungan yang bertujuan mengurangi risiko malaria di daerah operasi satuan tugas pengamanan perbatasan.Kata kunci: endemis malaria, satuan tugas pengamanan perbatasan, strategi pencegahan malariaAbstract - Annually, Indonesian Army sends Border Security Task Force Indonesia-PNG to the operation area of Papua which known as Malaria endemic area. The assignment during 10 months in endemic area allow the soldiers exposed to malaria infection. This research aims to find out  the strategy and implementation of malaria prevention which conducted  by  Indonesian  Army  in pre-deployment  at  homebase  and  deployment  at operations area. This study using qualtitave method by in-depth interviews research and direct observation in operation area. This research focused on the promotive, preventive, and prophylactic antimalaria. The result of this research is the concrete strategic of Indonesian Army to prevent Malaria by implementing the transmission vector mapping in case of Anopheles sp widespread nearby environmental security posts. Personnel get constraints to environmental management because it clashes with the local culture (Hak Ulayat). The research finds the gaps in the implementation of malaria prevention on border security  task  force    infantry  batalyon  323/Raider  i.e.  the  absence  of  media  outreach malaria prevention, lack of support the insecticide for clothes, personnel do not use Long Lasting Insectiside Nets (LLINs) and repellent,   Indoor Residual Spray (IRS) are less effective, and does not meet the environmental management.  Eventually, it is necessary to have self discipline for all of the personnel and the partnership with various parties to actualize environment management which is aimed to reduce the malaria risk in operation area of border security task force.Keywords: endemic malaria, border security task force, malaria prevention strategy
Uji aktivitas antibiofilm ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena odorata l.) dari kawasan geotermal Ie Seum terhadap staphylococcus aureus Pamudi, Berwi Fazri; Munira, Munira; Nasir, Muhammad
Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan Vol 5, No 3A (2024): Agustus
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/gikes.v5i3A.1844

Abstract

Background:Food is a basic human necessity for survival. The existence of food handlers provides an important role in maintaining food quality.  Food consumed must meet safety standards so as not to pose a health risk. So knowledge about personal hygiene and food sanitation is needed to be key in preventing the risk of contamination. Food handlers should gain increased knowledge and behavior through education to prevent health risks caused by lack of knowledgeObjectives: This study aims to explore the influence of education related to hygiene and sanitation through the media of videos, posters, and educational mirrors on increasing knowledge and attitudes of food handlers.Methods: This study uses the SLR method of special research design sourced from google scholar and, Pubmed from the last 10 years using inclusion and exclusion criteria in this study following the approach of Population / Problem, Intervention, Comparison Outcome and Study design type (PICOS).Results: The results included three articles that assessed the effects of education using video communication media, posters, and educational mirrors on improving the knowledge and attitudes of food handlers. The installation of personal hygiene posters is effective in all age groups, while visual media such as videos have a significant positive impact with visual media having a positive impact on increasing one's knowledge by 75%-87%.Conclusion: Education through media through the media of videos, posters, and educational mirrors can help increase the knowledge and attitude of food handlers, support safety and hygiene in food provision KeywordsHygiene education, communication media, knowledge and attitudes of food handlers
INOVASI KOSMETIK BAHAN ALAM DARI EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI KRIM TABIR SURYA Aulianshah, Vonna; Haliza, Yosie; Juwita, Putri Rusma; Alviona, Sapta; Yamara, Putri; Pamudi, Berwi Fazri; Chairunnisa, Chairunnisa
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v6i2.2639

Abstract

Latar Belakang: Pemanfaatan herbal sebagai bahan aktif kosmetik dipercaya oleh sebagaian masyarakat lebih aman jika dibandingkan dengan senyawa kimia sintetik. Manggis (Garcinia mangostana L.) diketahui dari beberapa penelitian memiliki aktifitas antioksidan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk memformulasikan ekstrak kulit manggis menjadi sediaan krim tabir surya sebagai inovasi perkembangan kosmetik bahan alam yang sesuai persyaratan SNI. Metode: Formulasi krim ekstrak kulit manggis dibuat dengan 3 variasi kosentrasi yaitu 1%; 3% dan 5%, sedangkan sebagai kontrol digunakan basis krim tanpa penambahan ekstrak. Selanjutnya dilakukan evaluasi organoleptik, pH, viskositas dan sun Protecting Factor (SPF) sesuai persayaratan SNI 16-4399-19965. Hasil: Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh hasil bahwa semua formula memenuhi syarat homogenitas. Nilai pH sediaan berkisar antara 4,6 sampai 6,3. Nilai Viskositas menujukkan nilai antara 7.299 – 14.133 mPa.S. Pada uji penentuan nilai SPF hanya krim dengan konsentrasi 3% dan 5% yang memenuhi syarat nilai SPF (>4) masing-masing dengan nilai 8,3 dan 13,4. Kesimpulan: Maka dapat disimpulkan bahwa esktrak kulit manggis dengan konsentrasi 3% dan 5% dapat diformulasikan sebagai krim tabir surya sesuai dengan persyaratan SNI.
Penguatan Kesiapsiagaan Kader Kesehatan Siaga Bencana melalui Sosialisasi dan Simulasi Penangganan Kegawatdaruratan pada Kejadian Kebakaran di Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh Rimadeni, Yeni; Aditama, Wiwit; Afdhal, Afdhal; Pamudi, Berwi Fazri; Nugroho, Erlangga Galih Zulva; Riani, Eka Oktarina
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 2 (2025): Volume 8 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i2.17861

Abstract

ABSTRAK Dalam Dokumen RPJM dan RPD Kota Banda Aceh tergolong sebagai salah satu kota yang rawan bencana. Adapun ancaman bencana non alam yaitu kebakaran dalam kategori tingkat risiko tinggi. Kawasan rawan bencana yang telah ditetapkan tersebut menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan kegiatan pembangunan infra struktur dalam pengurangan risiko bencana. Berdasarkan survey lapangan dan wawancara langsung oleh tim pengabdian kepada salah satu Kheuchik Gampong di Kecamatan Meuraxa didapatkan informasi awal bahwa di daerah tersebut baru saja mengalami kebakaran rumah warga yang membuat warga panik. Sejalan dengan enam pilar transpormasi kesehatan pilar ke tiga yaitu transpormasi sistem ketahanan kesehatan dalam memperkuat ketahanan kesiapsiagaan dan tanggap darurat krisis. Hal ini juga sejalan dengan pusat unggulan IPTEK Poltekkes Kemenkes Aceh yaitu manajemen kesehatan bencana. Dimana kader kesehatan juga bagian dari relawan yang dapat berperan penting sebagai penggerak dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan memberikan respon secara cepat pada saat bencana. Tujuan Kegiatan adalah Peningkatanan pengetahuan masyarakat tentang  kebakaran dan penanganannya secara sederhana, peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader tentang evakuasi pada kejadian kebakaran, peningkatanan pengetahuan kader tentang penanganan luka bakar ringan, teknik evakuasi korban, peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader tentang teknik Bantuan Hidup Dasar (BHD) sederhana. Metode yang digunakan yaitu ceramah, tanya jawab, simulasi dan praktek. Khalayak sasaran dalam kegiatan pengabdian ini adalah kader kesehatan siaga bencana berjumlah 34 orang. Hasil pengabdian masyarakat di Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh di peroleh hasil pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan kepada kader kesehatan siaga bencana. Sebelumnya memiliki nilai rata-rata 5,7  menjadi 9.8. Perbedaan nilai rata-rata saat pre dan post test bermakna secara statistik, dimana nilai p value < α (0,000<0.05). Masukan dan saran kepada pihak mitra agar kegiatan ini tetap berkelanjutan minimal adanya pelatihan berkala dengan berkoordinasi dengan mitra kesehatan dan penangulangan bencana khususnya kegawatdaruratan kebakaran. Kata Kunci: Kesiapsiagaan, Kader Kesehatan Siaga Bencana, Kegawatdaruratan, Kebakaran  ABSTRACT In The RPJM and RPD documents of Banda Aceh City are classified as one of the cities prone to disaster. prone to disasters. The threat of non-natural disasters, namely fire in the category of high risk level. The disaster-prone areas that have been determined become one of the considerations in determining policies and activities infra structure development in disaster risk reduction. Based on a survey field survey and direct interview by the service team to one of the Kheuchik Gampong in Meuraxa District, preliminary information was obtained that in the area had just experienced a house fire that made residents panic. In line with the six pillars of health transformation, the third pillar, namely transpormation health resilience system in strengthening the resilience of crisis preparedness and response. emergency crisis. This is also in line with the center of excellence of science and technology of Poltekkes Aceh, namely disaster health management. Kemenkes Aceh's center of excellence in disaster health management. Where health cadres are also part of volunteers who can play an important role as a driving force in improve community preparedness and provide a rapid response in times of disaster. during a disaster. The purpose of the activity is to increase community knowledge about fire and its simple handling, increased knowledge and skills of cadres about evacuation in the event of fire, increased cadre knowledge about handling minor burns, evacuation techniques, increased cadre knowledge about handling, victim evacuation techniques, increased knowledge and skills of cadres about simple Basic Life Support (BHD) techniques. The methods used were lecture, question and answer, simulation and practice. Target audience in this activity This service is a disaster preparedness health cadre totaling 34 people. Results The results of community service in Meuraxa District, Banda Aceh City obtained the results of knowledge before and after training to disaster preparedness health cadres. Previously had an average value of 5.7  to 9.8. The difference in mean scores during the pre and post test is statistically significant statistically, where the p value < α (0.000 < 0.05). Feedback and suggestions to the partners so that this activity remains sustainable, at least there should be periodic training in coordination with health and disaster management partners, especially in partners, especially fire emergencies. Keywords: Preparedness, Disaster Preparedness Health Cadres, Emergency, Fire
EFEKTIVITAS KOMPRES PANAS DAN DINGIN TERHADAP NYERI DISMENORE Aulianshah, Vonna; Nafisa, Azwa; Rizka, Ramaza; Silviana, Ernita; Pamudi, Berwi Fazri
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 7 No 1 (2025): Jurnal Kesehatan Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v7i1.2829

Abstract

Metode: Penelitian eksperimental ini melibatkan 20 responden yang dibagi ke dalam dua kelompok intervensi. Tingkat nyeri diukur menggunakan Numerical Rating Scale (NRS) sebelum dan sesudah pemberian kompres panas (40–45°C) atau kompres dingin (15–18°C) selama 15 menit. Data dianalisis menggunakan uji Paired T-test dan Independent T-test. Hasil: Baik kompres panas maupun dingin secara signifikan menurunkan tingkat nyeri (p < 0,05). Namun, penurunan rata-rata skala nyeri lebih besar pada kelompok kompres panas (4,40) dibandingkan dengan kompres dingin (1,20). Hasil uji Independent T-test menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua intervensi (p = 0,001), dengan kompres panas lebih efektif. Kesimpulan: Kompres panas dan dingin sama-sama efektif dalam mengurangi nyeri dismenore, namun kompres panas terbukti lebih efektif berkat efek vasodilatasinya yang meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan otot.