Penarikan kembali produk (recall) dalam industri farmasi merupakan langkah krusial untuk menjaga keselamatan pasien dan kepatuhan terhadap regulasi. Fenomena seperti cacat produksi, distribusi yang tidak tepat, serta keberadaan obat palsu masih menjadi tantangan signifikan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Artikel ini mengulas berbagai literatur dan hasil penelitian terkait strategi, kebijakan, serta efektivitas penanganan recall produk farmasi. Metode yang digunakan adalah studi pustaka (literature review) dengan sumber dari jurnal terindeks, dokumen regulasi, dan publikasi organisasi internasional. Hasil kajian menunjukkan bahwa implementasi prosedur operasional standar (SOP), sistem logistik terbalik, dan pemanfaatan teknologi seperti ERP, barcode serialization, serta pelaporan digital dapat meningkatkan akurasi pelacakan dan efisiensi recall. Namun, tantangan tetap ada dalam hal keterbatasan infrastruktur, kurangnya koordinasi antar pemangku kepentingan, dan kompetensi teknis SDM. Kajian ini menegaskan bahwa keberhasilan recall bergantung pada integrasi sistem informasi, regulasi yang tegas, dan kolaborasi lintas sektor. Temuan ini penting sebagai dasar pengambilan kebijakan berbasis bukti dalam memperkuat sistem manajemen mutu farmasi di Indonesia.