Sapti Puspitarini
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KURAS SUMUR GEDE: TRADISI SAKRAL DAN KONSERVASI ALAM DI DESA SOBONTORO KECAMATAN TAMBAKBOYO KABUPATEN TUBAN Arika Nadia Zalfa; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 3 (2025): April
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i3.4368

Abstract

Tradisi “Kuras Sumur Gede” di Desa Sobontoro, Tuban, merupakan praktik kearifan lokal yang diwariskan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan konservasi air. Penelitian ini bertujuan menganalisis relevansi tradisi ini di tengah modernisasi dan perubahan lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “Kuras Sumur Gede” tidak hanya berfungsi sebagai ritual pembersihan sumur, tetapi juga mengandung nilai filosofis, sosial, dan spiritual yang mendalam. Tradisi ini efektif dalam menjaga kualitas air dan mempererat solidaritas masyarakat. Kesimpulannya, “Kuras Sumur Gede” adalah model adaptif pelestarian lingkungan yang relevan untuk menjamin ketersediaan air di Desa Sobontoro. Implikasi penelitian ini adalah perlunya integrasi tradisi dengan inovasi modern untuk meningkatkan kesadaran generasi muda dan memperluas dampak konservasi.
Menggali Kearifan Lokal: Tradisi Nyadran Dam Bagong Dalam Upaya Konservasi Sumber Daya Alam Lingkungan Nabila Hanin Fitriani; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4385

Abstract

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, adat istiadat, suku, agama, dan ras, memiliki tradisi yang unik di setiap daerah. Salah satu tradisi yang menonjol adalah Nyadran Dam Bagong di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, yang merupakan ritual simbolik yang mengedepankan rasa syukur kepada Tuhan dan penghormatan kepada leluhur, khususnya Adipati Ageng Minak Sopal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejarah, pelaksanaan, dan nilai- nilai yang terkandung dalam tradisi Nyadran, serta perannya dalam konservasi lingkungan dan keberlanjutan sosial masyarakat setempat. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dan analisis data sekunder dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Nyadran tidak hanya berfungsi sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat identitas budaya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga kelestarian lingkungan. Melalui pelaksanaan tradisi ini, masyarakat Trenggalek menunjukkan rasa syukur atas hasil pertanian yang melimpah dan berkomitmen untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal. Dengan demikian, tradisi Nyadran Dam Bagong berkontribusi pada pengembangan pariwisata lokal dan pelestarian budaya, serta menciptakan hubungan harmonis antara manusia dan alam.
LELANG BANDENG KAWAKAN SEBAGAI WUJUD KEARIFAN LOKAL DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA PERIKANAN DI SIDOARJO Novita Azzahra Ramadhina; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4405

Abstract

Tradisi Lelang Bandeng Kawakan yang telah berlangsung sejak 1962 di Sidoarjo merupakan inisiatif lokal yang menggabungkan nilai ekonomi, budaya, dan sosial dalam pengelolaan sumber daya perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kontribusi tradisi tersebut terhadap konservasi perikanan dan keberlanjutan ekosistem perairan. Dengan pendekatan kualitatif melalui studi literatur dan wawancara dengan petani tambak dan masyarakat lokal, ditemukan bahwa lelang ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga mendorong praktik perikanan berkelanjutan. Partisipasi masyarakat dalam lelang memperkuat ikatan sosial dan kesadaran akan pentingnya menjaga sumber daya alam, khususnya ikan bandeng sebagai simbol kekayaan lokal. Selain itu, penerapan budidaya berkelanjutan dan pengelolaan limbah turut memperkecil dampak lingkungan. Tradisi ini juga berpotensi meningkatkan daya saing produk bandeng, menarik investasi, dan menciptakan peluang ekonomi jangka panjang bagi masyarakat pesisir.
PEWARNA ALAMI BATIK SENDANG LAMONGAN: SOLUSI RAMAH LINGKUNGAN DALAM UPAYA KONSERVASI ALAM Naurah Fakhrina; Enny Susiyawati; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4443

Abstract

Batik Sendang Lamongan merupakan batik yang diproduksi oleh masyarakat Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Batik tersebut merupakan warisan budaya yang memiliki nilai estetika dan identitas yang khas melalui corak dan tata warna yang digunakan. Penggunaan pewarna alami yang diperoleh dari tumbuhan seperti pohon mengkudu, pohon thom, babakan tinggi, babakan kulit mahoni, dan lainnya nenjadi alternatif ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pewarna sintesis yang sering berdampak pada penjemaran lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan wawancara untuk menggali persepsi dan tantangan pada proses produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pewarna alami tidak hanya menjaga keaslian tradisi batik, tetapi juga mendukung konservasi keanekaragaman hayati dan lingkungan secara signifikan. Keberlanjutan sumber daya diperkuat dengan budidaya dan penanaman kembali tanaman pewarna, serta edukasi menyeluruh mengenai batik pewarna alami. Meskipun terdapat tantangan pada proses produksinya seperti warna alami yang dihasilkan tidak akan bisa sama dan biaya produksi yang lebih tinggi, penggunaan pewarna alami ini terbukti dapat meningkatkan kualitas produk dan memberikan dampak positif bagi lingkungan, sehingga inovasi tersebut juga dapat menjadi sumber acuan bagi daerah lain.
Peran Pemuda dalam Konservasi Berbasis Kearifan Lokal: Studi Kasus Upacara Larung Sembonyo di Trenggalek Shalkha Hanifi; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4481

Abstract

Upacara Larung Sembonyo merupakan tradisi tahunan masyarakat pesisir Trenggalek yang memadukan nilai spiritual, sosial, dan ekologis, namun korelasi empiris antara ritual ini dengan efektivitas konservasi sumber daya pesisir masih sangat minim. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengevaluasi peran Larung Sembonyo sebagai mekanisme sosial-ekologis dalam meningkatkan konservasi sumber daya alam. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode campuran dengan menggabungkan metode kualitatif yang didapatkan melalui wawancara dengan pemuda yang aktif mengikuti kegiatan upacara untuk melakukan analisis dalam mengidentifikasi persepsi dan makna konservasi, dan metode kuantitatif yang didapatkan melalui kuisioner kepada 25 pemuda di Kabupaten Trenggalek untuk mengukur pengetahuan dan sikap mereka terhadap upacara ini. Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui penelitian ini diketahui bahwa Upacara Larung Sembonyo memiliki hubungan keterkaitan antara budaya dengan kearifan lokal yang ada di Trenggalek. Implikasinya adalah masyarakat di Trenggalek dapat melaksanakan budaya ini dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak terutama generasi muda untuk dapat meningkatkan nilai – nilai budaya dan wisata yang ada di sana.
NYADRAN SEBAGAI SARANA PELESTARIAN LINGKUNGAN : STUDI NILAI LINGKUNGAN DALAM TRADISI BUDAYA MASYARAKAT SIDOARJO Rachma Firdauzi, Aliya; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4495

Abstract

Nyadran merupakan tradisi budaya yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat pesisir di Sidoarjo. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai ritual spiritual, tetapi juga mengandung nilai-nilai konservasi lingkungan yang tercermin dalam berbagai praktik budaya yang dilakukan masyarakat. Namun, modernisasi menyebabkan pergeseran makna ekologis dalam pelaksanaannya. Diperlukan strategi pelestarian melalui edukasi, program konservasi, dan kolaborasi diperlukan agar Nyadran tetap berperan dalam menjaga lingkungan secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana tradisi Nyadran berperan dalam pelestarian lingkungan serta nilai-nilai ekologis yang terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic literature review (SLR) dengan menggunakan data basis Google Scholar dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi ini berkontribusi dalam konservasi lingkungan melalui kegiatan pembersihan lingkungan, ungkapan syukur atas hasil laut, dan edukasi ekologis tetapi terdapat pengaruh modernisasi pada aspek perayaan dan hiburan yang lebih dominan.
PANTANGAN MAKAN IKAN LELE DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI AKUATIK DI LAMONGAN Dwi Santika, Annyla; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4578

Abstract

Mitos merupakan bagian dari warisan budaya yang membentuk nilai dan kepercayaan masyarakat. Di Lamongan, terdapat mitos larangan mengonsumsi ikan lele yang berasal dari kisah Boyopatih, santri Sunan Giri yang diselamatkan ikan lele dan bersumpah tidak memakannya. Penelitian ini mengkaji hubungan mitos ini dengan dinamika sosial, budaya, dan konservasi sumber daya alam menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR). Hasil kajian menunjukkan bahwa mitos ini menciptakan identitas budaya yang diwariskan turun-temurun dan berhubungan dengan tradisi ziarah ke makam Boyopatih. Dari aspek ekologi, mitos ini berkontribusi terhadap konservasi ikan lele dengan mengurangi eksploitasi. Meskipun modernisasi mengubah cara pandang masyarakat, nilai kearifan lokal tetap penting dalam menjaga keseimbangan budaya dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang mengharmoniskan tradisi dan rasionalitas demi keberlanjutan ekosistem serta identitas budaya Lamongan.
Umbul Square: Perpaduan Eksotis Wisata Alam dan Konservasi yang Memikat Prisca Putri Anjani; Fikky Dian; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4717

Abstract

Umbul Square adalah salah satu tempat wisata di Madiun yang menggabungkan tempat wisata serta konservasi alam. Tempat yang merupakan bekas peninggalan zaman Belanda membuat Umbul Square juga menyimpan banyak mitos di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki potensi pariwisata sebagai sektor unggulan yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya melalui pemanfaatan wisata buatan dan sumber daya alam. Mengidentifikasi dampak pariwisata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, pengurangan pengangguran, pelestarian budaya dan lingkungan adalah tujuan utama dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menganalisis berbagai jurnal ilmiah yang membahas tentang teori konservasi alam, pengelolaan tempat pariwisata, kearifan lokal, serta peran masyarakat dalam pelestarian lingkungan alam di wisata Umbul Square. Dengan konsep yang unik yaitu rekreasi dan konservasi alam, Umbul Square ini dapat memberi konsep wisata yang berkelanjutan dan dampak positif di keseimbangan ekonomi. Umbul Square terletak di lingkungan yang asri sehingga cukup memberi dampak yang sangat signifikan terhadap keberlangsungan hidup  makluk hidup. Artikel ini mengulas berbagai aspek yang dipengaruhi oleh tempat wisata dan konservasi Umbul Square sebagai destinasi unggulan di Kota Madiun.  
Tradisi Mendhak Sanggring: Potret Pelestarian Budaya dan Konservasi Alam Serta Lingkungan di Desa Tlemang, Lamongan Eva Widya Puspita Sari; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 5 (2025): Juni
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v2i5.4664

Abstract

Tradisi Mendhak Sanggring di Desa Tlemang, Lamongan, merupakan warisan budaya yang memiliki nilai luhur yang tinggi. Tradisi ini tidak hanya menjadi sarana pelestarian budaya, tetapi juga memiliki peran penting dalam konservasi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih jelas mengenai tradisi Mendhak Sanggring sebagai potret pelestarian budaya dan konservasi alam dan lingkungan, serta mengungkap tujuan dan nilai yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa Tradisi Mendhak Sanggring merupakan salah satu upaya pelestarian budaya yang ada di Desa Tlemang, Lamongan. Tradisi ini, yang telah diwariskan secara turun-temurun, bukan sekadar ritual biasa, melainkan sebuah manifestasi kearifan lokal yang menjaga identitas dan nilai-nilai luhur masyarakat. Di samping perannya sebagai pelestari budaya, Tradisi Mendhak Sanggring juga memiliki kontribusi signifikan dalam upaya konservasi lingkungan. Aktivitas "dhuduk sendang", yang melibatkan pembersihan mata air, bukan sekadar simbolis, melainkan cerminan kesadaran ekologis yang mendalam. Melalui tradisi ini, masyarakat secara aktif diajak untuk menjaga kebersihan dan kelestarian sumber daya alam, khususnya air sebagai kebutuhan pokok.
Labuh Sesaji sebagai Bentuk Ekologi Spiritual dalam Konservasi Alam Kabupaten Magetan Annastasya Shofi Muliani; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 5 (2025): Juni
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v2i5.4666

Abstract

Ritual Labuh Sesaji di Telaga Sarangan merupakan tradisi budaya yang kaya akan nilai-nilai ekologi spiritual dan konservasi alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran ritual Labuh Sesaji dalam membangun kesadaran ekologi spiritual dan mendukung upaya konservasi alam di Kabupaten Magetan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur, dengan menganalisis berbagai sumber tertulis dengan kata kunci “Labuh Sesaji”, “Larung Sesaji Magetan”, “Kearifan Lokal Magetan”, “Konservasi Alam”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Labuh Sesaji bukan hanya sekadar tradisi budaya, tetapi juga wujud nyata dari ekologi spiritual yang menekankan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan dimensi spiritual. Dalam aspek konservasi alam, Labuh Sesaji berperan melalui gotong royong, pelarungan sesaji, dan ekowisata, di mana masyarakat diajarkan menjaga lingkungan sebagai tanggung jawab spiritual dan sosial. Meskipun demikian, pelestarian tradisi ini menghadapi tantangan seperti modernisasi, globalisasi, dan berkurangnya minat generasi muda. Untuk menjaga keberlangsungan Labuh Sesaji, diperlukan upaya berkelanjutan seperti meningkatkan pengalaman budaya, menyebarkan pengetahuan budaya, menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan lokal, serta dukungan pemerintah dan pemanfaatan budaya sebagai daya tarik wisata.