Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implikasi Pendekatan Supervisi Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Self-Improvement Guru Mts Taruna Nurus Sholeh Banyubiru Semarang: The Implications Of The Principal'S Supervision Approach On Teachers' Self-Improvement Motivation At Mts Taruna Nurus Sholeh Banyubiru Semarang Wibowo, Bagas Sakti; Sofiah, Lailia Farhatus; Mubarok, Muhamad; Muflich, Ratna Mutiara Ramadhan; Sodik, Ja’far
INSANI: Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan Vol 3 No 1 (2025): Vol 3 No 1 (2025): INSANI: Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan
Publisher : Yayasan Pendidikan Islam (YPI) AN NUR INSANI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70424/insani.v3i1.105

Abstract

Supervisi merupakan salah satu kegiatan penting yang ada di sekolah. Supervisi dapat membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya. Peran Kepala Madrasah dalam supervisi yakni memberikan feedback, saran dan kritikan yang dapat meningkatkan kinerja guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendekatan supervisi yang digunakan oleh Kepala Madrasah, dan menganalisis dampak pendekatan supervisi tersebut terhadap motivasi self-improvement guru. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Subjek penelitian yakni Kepala Madrasah dan guru MTs Taruna Nurus Sholeh. Hasil penelitian yang ditemukan yaitu a) Kepala Madrasah, sebagai supervisor, menggunakan pendeketan supervisi direktif, non-direktif dan kolaboratif, dimana pendekatan supervisi tersebut disesuaikan dengan karakteristik guru masing-masing; dan b) beberapa guru tidak hanya mengandalkan supervisi dari Kepala Madrasah, namun juga memiliki keinginan untuk meningkatkan kualitas diri melalui seminar, pelatihan, ataupun membaca buku untuk menambah wawasan. Penelitian ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran bagi para pendidik bahwa supervisi tidak hanya tentang menilai kinerja guru. Namun supervisi dimaksudkan untuk mengembangkan potensi guru, sehingga guru mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan lebih baik di masa depan.
PANDANGAN JOHN DEWEY DAN JEAN PIAGET TERHADAP KURIKULUM PENDIDIKAN: PERSPEKTIF TEORI PEMBELAJARAN AKTIF DAN KONSTRUKTIVISME Muflich, Ratna Mutiara Ramadhan; Nursikin, Mukh.
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 4, No 6 (2023)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35672/afeksi.v4i6.173

Abstract

Studi ini mengulas pandangan John Dewey dan Jean Piaget terhadap kurikulum pendidikan dengan fokus pada perspektif teori pembelajaran aktif dan konstruktivisme. John Dewey, seorang filsuf dan pendidik Amerika, mendorong pembelajaran melalui pengalaman langsung dan partisipasi aktif siswa. Sementara itu, Jean Piaget, seorang psikolog perkembangan kognitif, menekankan konstruktivisme sebagai dasar pembelajaran, di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan. Metode penelitian ini adalah pendekatan kajian pustaka (library research). Kajian pustaka yang dimaksud dari berbagai sumber baik buku, jurnal dan lainnya. Hasil penelitian ini menunjukan perspektif teori pembelajaran aktif menitikberatkan pada keterlibatan siswa dalam pengalaman belajar langsung, sementara konstruktivisme menyoroti peran siswa sebagai agen aktif dalam membangun pengetahuan. Kedua teori ini memiliki relevansi signifikan dalam pengembangan kurikulum pendidikan kontemporer, termasuk dalam implementasi Kurikulum Merdeka, dengan menekankan pada pembelajaran yang bermakna, keterlibatan siswa, dan pengembangan keterampilan kognitif. Studi ini mencari pemahaman mendalam tentang kontribusi Dewey dan Piaget terhadap perancangan kurikulum pendidikan yang mendukung pengembangan siswa secara holistik. Mendapatkan intisari pemikira dua tokoh yang ahli dalam Pendidikan dengan latar belakang psikologi. Pembelajaran aktif dan kontruktif ini akan kita kaitkan dengan pembelajaran agar semakin menarik dengan munculnya kurikulum merdeka dengan projek Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (PPRA). Kurikulum merdeka di desain untuk masa milenial sekarang ini di sekolah umum maupun madrasah, akan tetapi nilai nilai Islam dan nilai-nilai Pancasila perlu pembatasan dalam belajar yang merdeka. Pembatasan nilai nilai ini dalam merdeka belajar tentunya didasarkan oleh para pemikir Pendidikan Islam dan sumber ajaran Agama Islam serta nilai-nilai Pancasila. Dua tokoh tersebut mengungkapkan pembelajaran yang kontruktif yang menjadi acuan dalam pembelajaran Pendidikan umum msupun Islam pada kurikulum merdeka