Lebih dari 70% kasus sprain ankle melibatkan ligamen lateral, yaitu anterior talofibular ligament (ATFL) dan calcaneofibular ligament (CFL). Cedera ini tidak hanya menyebabkan nyeri dan keterbatasan gerak akut, tetapi juga berpotensi berkembang menjadi kondisi chronic ankle instability (CAI) terutama pada atlet basket. Cidera sprain ankle sendiri ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan pada penderita dikarenakan menimbulkan rasa tidak nyaman pada pergelangan kaki sehingga menyebabkan terganggunya fungsi keseimbangan terhadap tubuh. Pada pemain olahraga basket cedera yang paing sering dialami adalah cidera ankle sprain dengan prevalensi yang cukup tinggi. Penelitian ini menggunakan pre post eksperimental dan membandingkan antara kedua kelompok tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemeberian kinesiotaping terhadap keseimbangan dinamis pasca cidera ankle sprain pada pemain basket. Berdasarkan uji hipotesis berpasangan dengan total populasi 30 dengan jumlah sampel yang didapat 20 didapatkan hasil nilai signifikasi 1.000 atau p>0,05 pada kelompok intervensi yang berarti hipotesis tidak diterima dan pada kelompok kontrol nilai signifikasi 0,066 atau p>0,05 yang berarti hipotesis tidak diterima, artinya tidak ada perbedaan pengaruh pemberian kinesiotaping terhadap keseimbangan dinamis pasca cidera ankle sprain pada pemain basket. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan kinesiotaping selama satu minggu pada kelompok kontrol belum menunjukan hasil yang signifikan terhadapap peningkatan keseimbangan dinamis. Jadi tidak ada pengaruh pemberian kinesiotaping terhadap keseimbangan dinamis pasca cedera ankle sprain pada pemain basket dengan hasil signifikasi yaitu p >0,05.