Berpikir kritis merupakan keterampilan fundamental yang harus dimiliki oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Beberapa faktor memiliki pengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis, seperti lama kerja, pendidikan, dan lingkungan kerja. Berpikir kritis berperan penting dalam meningkatkan kemampuan diagnosis keperawatan. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keterampilan berpikir kritis perawat dalam upaya meningkatkan kemampuan diagnosis keperawatan. Secara khusus, artikel ini berfokus pada bagaimana variabel individu (seperti pengalaman kerja, tingkat pendidikan, dan motivasi), serta faktor lingkungan (seperti beban kerja, supervisi, dan dukungan organisasi), berperan dalam mendukung atau menghambat pengambilan keputusan yang kritis dalam proses penegakan diagnosis keperawatan yang akurat dan sistematis. Literatur review ini menggunakan metode scoping review, pencarian jurnal melalui database Google Scholar, PubMed, dan Semantic Scholar dari tahun 2016-2025 dengan kata kunci Pengaruh, Berpikir Kritis, Diagnosis keperawatan. Analisis artikel menggunakan PICO: Population (Perawat), Intervention (Berpikir Kritis), Comparision (Tidak ada), Outcome (Pengaruh berpikir kritis dalam diagnosis keperawatan). Hasil penelitian didapat 5 artikel relevan dengan hasil analisis terhadap lima jurnal yaitu, kemampuan berpikir kritis perawat merupakan faktor kunci yang secara signifikan mempengaruhi kualitas pelaksanaan asuhan dan diagnosis keperawatan. Perawat dengan kemampuan berpikir kritis yang baik memiliki peluang lebih tinggi dalam melakukan asuhan keperawatan yang tepat dan akurat.  Yang dapat disimpulkan bahwa perawat yang terampil dalam berpikir kritis dapat menganalisis data pasien dengan lebih baik, mengidentifikasi masalah kesehatan secara akurat, dan merancang intervensi yang tepat, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.