Wibisono, Amri Mashuri
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Akurasi Arah Barat Sejati Pada Pintu Candi Dermo Dengan Arah Barat Sejati Dalam Perspektif NOAA Pratama, Muhammad Farhan Putra; Kamilah, Aqila Sofia; Rosyidah, Nur Hidhayatur; Wibisono, Amri Mashuri; Nisak, Khoirun; Santoso, Akhsan Fitri; Sa’adah, Silvia Bilqis
Azimuth: Journal of Islamic Astronomy Vol. 3 No. 2 (2022): Juli
Publisher : Program Studi Ilmu Falak UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/azimuth.v3i2.2214

Abstract

Abstrak: Eksistensi Ilmu Falak yang dimulai dengan perhitungan yang secara klasik dan digital, begitupun dengan bangunan kuno salah satunya seperti Candi Dermo. Hasil pengamatan yang berada di lokasi candi Dermo dengan alat bantuan kompas yang mendapatkan titik barat sejati dengan nilai 278⁰. Nilai tersebut didapatkan dengan mengukur pintu candi tersebut yang konon hampir mendekati arah titik barat dari rotasi bumi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode observasi langsung di lapangan dan metode deskriptif analisis secara matematis. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui teori, data website yang melalui satelit NOAA secara komparatif. Penelitian ini menemukan bahwa alat digital berupa kompas memiliki penyimpangan antara titik utara kompas dengan utara sejati bumi. Dikarenakan arah utara yang sebenarnya mengalami penyimpangan maka akan mempengaruhi arah barat sejati dari rotasi bumi juga. Sehingga perlu adanya pengoreksian akurasi secara matematis dalam menemukan arah barat dari rotasi bumi yang sesungguhnya.Kata Kunci: Candi Dermo, Kompas, NOAA, Barat Sejati, Akurasi Abstract: The existence of Astrology began with classical and digital calculations, as well as with ancient buildings, one of which is Candi Dermo. The results of observations at the location of the Dermo temple, with the help of a compass, found a true west point with a value of 278⁰. This value is obtained by measuring the door of the temple, which is said to be almost close to the western point of the Earth's rotation. This quantitative research uses direct observation methods in the field and descriptive methods of mathematical analysis. This study aims to find out the theory and website data via the NOAA satellite, comparatively. This study found that a digital tool in the form of a compass has deviations between the north point of the compass and true north of the Earth. Because the true north direction is distorted, it will affect the true west direction of the Earth's rotation as well. So it is necessary to correct the mathematical accuracy in finding the west direction of the actual Earth's rotation.Keywords: Dermo Temple, Compass, NOAA, True West, Accuracy
Qibla Hilal Automation Direction: Inovasi Praktis Penunjuk Arah Kiblat dan Hilal Otomatis Wayuningsih, Yuniar; Pratama, Muhammad Farhan Putra; Wibisono, Amri Mashuri; Humam, M. Akbarul
Azimuth: Journal of Islamic Astronomy Vol. 4 No. 2 (2023): Juli
Publisher : Program Studi Ilmu Falak UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/azimuth.v4i2.2229

Abstract

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum tersedianya instrumen otomatis multifungsi dalam praktik Ilmu Falak. Peneliti merancang instrumen inovatif bernama Qibla Hilal Automotion Direction, yang berfungsi otomatis untuk menentukan arah kiblat dan membantu rukyatul hilal dengan harga terjangkau. Penelitian ini menggunakan metode Research & Development (RnD) untuk menghasilkan instrumen berbasis Arduino, dengan input data dari modul GPS dan kompas yang dikoreksi deklinasi magnetik. Perhitungan arah kiblat menggunakan algoritma Ephemeris Hisab Rukyat KEMENAG, sedangkan posisi hilal dihitung berdasarkan Astronomical Algorithm karya Jean Meus. Instrumen ini dilengkapi laser merah untuk arah kiblat dan green beam laser untuk posisi hilal, sehingga dapat digunakan oleh masyarakat awam hingga ahli falak secara praktis dan akurat. Hasil uji coba menunjukkan bahwa instrumen ini mampu berfungsi dengan baik, menunjukkan akurasi tinggi dalam penentuan arah kiblat dan hilal. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan pelaksanaan ibadah umat Muslim, sekaligus mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di bidang Quality Education.Kata Kunci: Qibla Hilal Automotion Direction, Ilmu Falak, Inovasi Astronomi, Arah Kiblat, Rukyatul Hilal Abstract: This research is motivated by the unavailability of multifunctional automatic instruments in the practice of Astronomy. The researcher designed an innovative instrument called Qibla Hilal Automotion Direction, which functions automatically to determine the direction of the Qibla and help the Hilal Rukyatul at an affordable price. This study uses the Research & Development (RnD) method to produce an Arduino-based instrument, with data input from a GPS module and a compass corrected for magnetic declination. The calculation of the direction of the Qibla uses the Ephemeris Hisab Rukyat algorithm of the Ministry of Religion. At the same time, the position of the hilal is calculated based on the Astronomical Algorithm by Jean Meus. This instrument is equipped with a red laser for the direction of the qibla and a green laser beam for the position of the hilal, so that it can be used by ordinary people and astronomers practically and accurately. The test results showed that this instrument was able to function well, showing high accuracy in determining the direction of the Qibla and the Hilal. This innovation is expected to be a solution in education, community empowerment, and the implementation of Muslim worship, as well as supporting the achievement of sustainable development goals (SDGs) in the field of Quality Education.Keywords: Qibla Hilal Automotion Direction, Astronomy, Astronomical Innovation, Qibla Direction, Rukyatul Hilal.
Kalender Lokal Pranata Mangsa: Tinjuan Era Modern, Astronomis, dan Klimatologis Wibisono, Amri Mashuri
Azimuth: Journal of Islamic Astronomy Vol. 6 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Program Studi Ilmu Falak UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/azimuth.v6i1.2230

Abstract

Kalender lokal muncul dari respons dalam tradisi dan kearifan lokal dalam kegiatan dari msayarakat yang berada disuatu daerah. Dalam perspektif Islam, kalender lokal dan kalender Islam bisa saling bekerja sama dalam kebutuhan dan kehidupan sehari-hari, setiap suatu neagara memiliki kemampuan dalam hal ikatan antara lokal dan Islam ini. Kalender lokal pada zaman modern masih hidup keberadaan dengan bukti dari perilaku masyarakat yang memiliki pemikiran secara tradisional begitu juga dengan kalender-kalender yang mereka anut. Dengan adanya kalender mereka bisa memanfaatkan penentuan hari-hari yang baik bagi mereka melaksanakan segala aktifitas apapun dan musibah yang mereka harus waspada. Kalender Pranata Mangsa merupakan kalender yang berdasarkan campuran dari fenomena alam dan cocok dalam kegiatan pertanian.[1] Selama ribuan tahun manusia telah mengingat pola musim, perbedaan suasana cuaca, dan fenomena alam. Pada saat itu, nenek moyang mereka telah membuat kalender tahunan, namun tidak dengan sistem penanggalan seperti kalender Masehi maupun Hijriah.[2] Kalender yang berdasarkan dengan peristiwa-peristiwa alam, peran astronomis terhadap kalender Pranata Mangsa ini sangat signifikan, peran tersebut seperti membaca keadaan bintang-bintang yang berada di langit atau dalam Kamus Bausastra diartikan sebagai “Maujud ing langit ing wayah wengi katon pating kerlip” yang artinya, bintang-bintang yang muncul di malam hari terlihat kelap-kelip. Pengaruh bulan purnama juga sinkronisasi terhadap pasang surut air laut dan bermanfaat untuk para nelayan mengetahui situasi tersebut. Peran dari klimatologi terhadap kalender Pranata Mangsa sangat berpengaruh terhadap perubahan-perubahan musim, dengan tujuan untuk memprediksi dan memahami perubahan musim yang akan di hadapi selanjutnya. Namun, kalender Pranata Mangsa cenderung kurang relatif dalam kehidupan masyarakat pada masa kini. Sebab dominan dari masyarakat telah menganggap kalender ini telah kuno dan usang dalam kegiatan bercocok tanam tersebut.