Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Comparison Between Eracs and Non Eracs Methods on The Level of Pain and Mobilization in Post-Caesarean Section Patients Millizia, Anna; Iqbal, Teuku Yudhi; Fadhilati, Nyak Intan
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol.9 No.2 November 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v9i2.11529

Abstract

Enhanced Recovery After Caesarean Section (ERACS) is a post-cesarean recovery method that can provide faster functional recovery results and can minimize the occurrence of complications, and reduce hospitalization time. ERACS is considered to be able to reduce pain levels and accelerate early mobilization of patients after delivery better than the non-ERACS method. This study aims to compare ERACS and non-ERACS methods on the level of pain and mobilization in post-cesarean section patients. The method used in this study was observational analytic with a cross-sectional design carried out on 66 respondents at Abby Lhokseumawe Mother Children's Hospital. The results showed that there were differences between the ERACS and non-ERACS methods in terms of pain levels with a p-value of 0.010 (<0.005) and early mobilization with a p-value of 0.000 (<0.005) in post-cesarean section patients which can be concluded that delivery with the ERACS method is better in reducing the degree of pain and accelerating early mobilization compared to non-ERACS methods
Sosialisasi Penanganan Dini Kebakaran pada Sekolah di Lhokseumawe-Aceh Utara Hasibuan, Arnawan; Sayuti, Muhammad; Fithra, Herman; Siregar, Widyana Verawaty; Mariyudi, Mariyudi; Puspasari, Cindenia; Hasibuan, Muhammad Rafif Fadhlurrahman; Fadhilati, Nyak Intan; Al Farizi, Reza
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 3, No 2 (2023): AGUSTUS 2023
Publisher : Yayasan Lembaga Riset dan Inovasi Dikara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan sekolah lanjutan yang lebih banyak menggunakan peralatan-peralatan laboratorium dengan mesin tenaga listrik dan bahan-bahan kimia, terutama di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Program pembelajaran yang menggunakan laboratorium yang menggunakan peralatan dan bahan-bahan kimia mudah terbakar yang kegiatannya berisiko tinggi terhadap bencana kebakaran. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang betapa pentingnya pengetahuan siswa tentang penanganan dini kebakaran. Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan sosialisasi adalah metode presentasi dilanjutkan dengan tanya jawab. Materi yang akan disampaikan tentang pemahaman penanganan dini bila terjadi kebakaran berupa pengenalan jenis-jenis alat pemadam api ringan (APAR), cara penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) dan sikap atau tindakan ketika terjadi kebakaran. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman peserta yang awalnya hanya ada 50,6 menjadi 89,4 dengan kategori siap dan sangat siap setelah diberikan sosialisasi tentang penanganan dini kebakaran. Dengan adanya sosialisasi ini, dapat meningkatkan pemahaman tentang penanganan dini kebakaran sehingga terciptanya kesiagapan diri dalam menghadapi bencana kebakaran.
Pelatihan Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran di SMA Lhokseumawe dan Aceh Utara Sayuti, Muhammad; Hasibuan, Arnawan; Baidhawi, Baidhawi; Siregar, Widyana Verawaty; Mariyudi, Mariyudi; Puspasari, Cindenia; Hasibuan, Muhammad Rafif Fadlurrahman; Fadhilati, Nyak Intan; Farizi, Reza Al
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 2, No 3 (2022): Desember 2022
Publisher : Yayasan Lembaga Riset dan Inovasi Dikara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SMK (sekolah menengah kejuruan) dan SMA (Sekolah Menengah Atas merupakan sekolah lanjutan yang lebih banyak menggunakan peralatan-peralatan laboratorium dengan mesin tenaga listrik dan bahan-bahan kimia, terutama di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Program pembelajaran yang menggunakan laboratorium yang menggunakan peralatan dan bahan-bahan kimia mudah terbakar yang kegiatannya berisiko tinggi terhadap bencana kebakaran. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang betapa pentingnya pengetahuan siswa tentang tanggap darurat kebakaran dan memberikan simulasi dan praktek secara langsung di lapangan terbuka agar lebih mudah dipahami. Metode pelaksanaan dilakukan dengan cara membuat pelatihan simulasi tanggap darurat kebakaran di SMA Lhokseumawe dan Aceh Utara. Metode ini terbagi menjadi 5 tahap yakni Analisis Situasi dan Survei, Penentuan permasalahan prioritas, Solusi Yang diusulkan, Luaran (Outcome), Evaluasi dan Pendampingan. Hasil yang diperoleh dari   kegiatan   ini   adalah   dapat   meningkatkan pengetahuan   dan   keterampilan   dalam menjalankan sikap tanggap darurat terhadap bencana kebakaran.