Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implementasi Skrining kesehatan dan terapi aktivitas kelompok sebagai upaya holistik perawatan lansia di Panti Werdha Sentani Rahayu, Gemi; Apay, Frengky; Purba, Ellen R.V.; Rumaseb, Ester; Swastika, I Ketut; Ropi, Kristiyani Herda; Muspitha, Fitri Dia; Gentidatu, Sofietje; Mebri, Elisabeth; Manangsang, Frans; Marjuanah, Marjuanah; Mandowen, Rospuana
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.31005

Abstract

AbstrakPeningkatan jumlah lansia di Indonesia memberikan tantangan dalam aspek kesehatan fisik dan psikososial. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2022, prevalensi hipertensi pada populasi usia 45–54 tahun mencapai 33,5% dan meningkat hingga 63,2% pada kelompok usia 55–64 tahun. Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2023, sekitar 1,28 miliar orang di seluruh dunia mengalami hipertensi dalam rentang usia 30–79 tahun, dengan sebagian besar kasus terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi serupa terlihat di Panti Werdha Sentani yang di mana sebagian besar lansia belum mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan minim terlibat dalam aktivitas fisik dan sosial yang terstruktur. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menerapkan pendekatan holistik melalui skrining kesehatan dan terapi aktivitas kelompok guna meningkatkan status kesehatan fisik dan kesejahteraan psikososial lansia. Metode kegiatan mencakup tiga tahap utama: (1) skrining kesehatan (pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan berat badan); (2) edukasi kesehatan melalui penyuluhan interaktif; dan (3) terapi aktivitas kelompok berupa senam ringan, permainan kognitif, serta aktivitas sosial dengan alat musik sederhana. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2024 dan melibatkan 30 lansia sebagai peserta. Evaluasi dilakukan melalui observasi langsung terhadap perilaku dan ekspresi peserta, serta tingkat partisipasi dalam aktivitas. Hasil skrining menunjukkan kecenderungan hipertensi dan hiperglikemia pada sebagian besar peserta, sementara observasi menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan interaksi sosial setelah kegiatan. Kegiatan ini menunjukkan bahwa integrasi deteksi dini dan stimulasi aktivitas sosial mampu meningkatkan kualitas hidup lansia. Diperlukan program berkelanjutan dan sinergis dengan pengelola panti werdha guna memperluas dampak kegiatan. Kata kunci: lansia; skrining kesehatan; terapi aktivitas kelompok; hipertensi; diabetes mellitus AbstractThe increase in the number of elderly in Indonesia presents challenges in terms of physical and psychosocial health. According to the 2022 Indonesian Health Profile, the prevalence of hypertension in the population aged 45–54 years reached 33.5% and increased to 63.2% in the age group of 55–64 years. Globally, the World Health Organization (WHO) reports that in 2023, around 1.28 billion people worldwide will have hypertension in the age range of 30–79 years, with the majority of cases occurring in developing countries, including Indonesia. A similar condition can be seen at the Sentani Nursing Home, where most of the elderly have not received regular health checkups and are minimally involved in structured physical and social activities. This community service aims to apply a holistic approach through health screening and group activity therapy to improve the physical health status and psychosocial well-being of the elderly. The activity method includes three main stages: (1) health screening (blood pressure, blood sugar, and weight checks); (2) health education through interactive counseling; and (3) group activity therapy in the form of light gymnastics, cognitive games, and social activities with simple musical instruments. The activity was held on October 16, 2024, and involved 30 elderly as participants. Evaluation is carried out through direct observation of participants' behavior and expressions and the level of participation in activities. The screening results showed a tendency to hypertension and hyperglycemia in most participants, while observations showed increased motivation and social interaction after the activity. This activity shows that integrating early detection and stimulation of social activities can improve the quality of life of the elderly. A sustainable and synergistic program is needed with nursing home managers to expand the impact of activities. Keywords: elderly; health screening; group activity therapy; hypertension; diabetes mellitus.
Edukasi kesehatan reproduksi sebagai upaya pencegahan perilaku seksual pada remaja di Kampung Skouw Sae Distrik Muara Tami tahun 2025 Muspitha, Fitri Dia; Rumaseb, Ester; Rahayu, Gemi; Gentindatu, Sofietje; Mebri, Elisabeth; Mandowen, Rospuana
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 6 (2025): November (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i6.35567

Abstract

Abstrak Masa remaja merupakan fase transisi yang rentan terhadap berbagai perilaku berisiko, termasuk perilaku seksual pranikah. Minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dapat mendorong remaja untuk melakukan aktivitas seksual tanpa pemahaman yang memadai mengenai risiko kesehatan dan sosial yang ditimbulkan. Edukasi reproduksi menjadi salah satu strategi penting dalam pencegahan perilaku seksual berisiko. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi peran edukasi reproduksi dalam meningkatkan pemahaman remaja mengenai kesehatan reproduksi dan mengurangi kecenderungan mereka terhadap perilaku seksual berisiko. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode pemberdayaan masyarakat melalui  penyuluhan yang dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan terstruktur. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan survei awal untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan kebutuhan kesehatan masyarakat khusunya pada remaja . selanjutnya diadakan sesi penyuluhan melalui ceramah, diskusi terkait kesehatan reproduksi. Kegiatan ini di ikuti oleh 25 Remaja di Kampung Skouw Sae . Evaluasi dan pemantauan dilakukan secara berkala untuk menilai efektifitas kegiatan ini setelah serangkaian sesi penyuluhan, remaja menjadi lebih memahami pengertian, penyebab, dampak yang terjadi dan cara pencegahan. Hasil menunjukkan bahwa edukasi reproduksi yang diberikan secara komprehensif sejak dini dan melalui pendekatan yang sesuai dengan usia, mampu meningkatkan kesadaran remaja dan menurunkan angka perilaku seksual yang tidak sehat. Dengan demikian penting bagi keluarga dan masyarakat untuk bersinergi dalam menyediakan edukasi reproduksi yang efektif bagi remaja Kata kunci: edukasi reproduksi; remaja; perilaku seksual; kesehatan reproduksi. Abstract Adolescence is a transitional phase that is vulnerable to various risky behviors, including premarital sexual behavior. Lack of knowledge about reproductive health can encourage adolescents to engage in sexual activity without adequate understanding of the health and social riska involved. Reproductive education is an important strategy ini preventing risky sexual behavior. This activity aims to evaluate the role of reproductive education in improving adolescents understanding of reproductive health and reducing their tendency towards risky sexual behavior. The implementation of the activity is carried out using the community empowerment method through counseling carried out with a participatory and structured approach. This activity begins with conducting an initial survey to identify the level of knowledge and health needs of the community, especially adolescents. Then a counseling session is held through lectures, discussions related to reproductive health. This activity was attended by 25 adolescents in skouw sae village. Evalution and monitoring are carried out periodically to assess the effectiveness of this activity after a seires of counseling session, adolescents become more aware of the meaning , causes, impacts thet occur and how to prevent it. The results show that reproductive education provided comprehensively from an early age and through an approach that is appropriate to age and culture, can  increase adolescent awareness and reduce the number of unhealthy sexual behaviors. Thus, it is important for families and communities to work together to provide effective reproductive education for adolescents. Keywords: reproductive education; adolescents; sexual behavior; reproductive health.