Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana dinamika internal dalam tim kampanye Rojikin–Vina memengaruhi efektivitas strategi kampanye politik digital pada Pilkada Palangka Raya 2024, dengan fokus pada ketimpangan literasi digital, pola koordinasi, konflik peran, serta resistensi terhadap teknologi yang muncul selama proses kampanye. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap sepuluh informan yang dipilih secara purposif, observasi partisipatif selama dua bulan masa kampanye, dan studi dokumentasi terhadap materi digital serta aktivitas media sosial tim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya literasi digital pada pimpinan dan beberapa anggota senior melahirkan ketergantungan terhadap anggota muda yang lebih menguasai teknologi, sehingga strategi digital berjalan secara situasional dan baru memproduksi konten ketika muncul kebutuhan tertentu, bukan berdasarkan perencanaan yang matang. Kondisi ini berdampak langsung pada terkendalanya kontinuitas narasi kampanye dan hilangnya peluang untuk memanfaatkan momentum digital secara optimal. Dominasi kepemimpinan senior turut menghambat munculnya ide kreatif dari generasi muda, menyebabkan inovasi konten tidak berkembang dan fitur strategis seperti iklan berbayar, analitik media sosial, serta perencanaan narasi tidak dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, penelitian menemukan adanya konflik peran dan miskomunikasi yang muncul akibat perbedaan visi antara relawan, pengurus partai, dan tim profesional, sehingga proses pengambilan keputusan sering tidak selaras, memperlemah koordinasi vertikal maupun horizontal. Ketidakterbukaan dalam komunikasi internal semakin memperparah fragmentasi kerja dan menciptakan ketidakkonsistenan pesan yang disampaikan kepada publik. Akibatnya, konten kampanye tidak mampu menarik perhatian pemilih digital, terutama generasi muda yang sangat aktif di media sosial. Temuan ini menegaskan bahwa kualitas manajemen internal, kolaborasi lintas generasi, pemanfaatan teknologi secara komprehensif, serta kemampuan beradaptasi dengan dinamika digital merupakan faktor mendasar yang menentukan keberhasilan kampanye politik digital di tingkat lokal.