Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Media Pengabdian Komunikasi

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Komunikasi Persuasif Untuk Remaja Di Masa Pandemi Covid-19 Leadya Raturahmi; Rosanti U.D.S. Yatnosaputro; Firmansyah Firmansyah
Jurnal Media Pengabdian Komunikasi Vol 1, No 2 (2022): Jurnal Media Pengabdian Komunikasi
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.378 KB) | DOI: 10.52434/medikom.v1i2.25

Abstract

Abstract This activity is motivated by the condition of Garut Regency in 2021 where there is an increase in the number of underage marriages and the maternal and infant mortality rates occupying the highest positions in West Java Province. This is partly due to limited access to information about adolescent sexuality and reproductive health which is considered taboo and inappropriate to be discussed openly to adolescents. The purpose of this community empowerment activity is to increase awareness and understanding of adolescents about adolescent reproductive health, especially adolescents in rural areas. The method of carrying out activities is carried out using the lecture method offline and online, as well as discussion. The target of the activity is high school age youth in Pangauban Village, Cisurupan District, Garut Regency. The implementation process is carried out through the planning stage, the implementation stage, and the assessment stage as well as the evaluation stage. The results of this activity illustrate the existence of better knowledge and understanding in adolescents regarding reproductive health, including being willing to delay marriage until they are old enough, avoiding promiscuous sex and avoiding free sex behavior towards healthy, character, and prosperous adolescents. Keywords: Persuasive communication; health; youth; online; covid-19 pandemic  Abstrak Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat Kabupaten Garut. Pada tahun 2021 terdapat kondisi adanya peningkatan angka pernikahan anak di bawah umur serta angka kematian ibu dan bayi, di mana Kabupaten Garut merupakan wilayah yang menempati posisi tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Hal ini salah satunya diakibatkan karena terbatasnya akses para remaja, terutama remaja di wilayah perdesaan mengenai informasi tentang kesehatan dan seksualitas remaja. Selain itu, terbatasnya akses teknologi informasi dan kesempatan untuk berdiskusi secara terbuka dengan pihak yang berkompeten mengenai kesehatan reproduksi remaja turut mendorong tingginya angka penikahan usia dini di Kabupaten Garut. Tujuan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman remaja mengenai kesehatan reproduksi remaja terutama remaja di perdesaan. Metode kegiatan dilakukan menggunakan metode ceramah serta diskusi yang dilakukan secara luring dan daring karena menyesuaikan dengan kondisi kegiatan yang dilakukan saat pandemi Covid19. Sasaran kegiatan adalah remaja usia sekolah menengah yang berusia antara 1317 tahun di Desa Pangauban, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut. Proses pelaksanaan dilakukan melalui tahap perencanan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian serta tahap evaluasi. Hasil dari kegiatan ini menggambarkan adanya pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik pada remaja mengenai kesehatan reproduksi diantaranya dengan bersedia menunda pernikahan hingga cukup usia, menghindari pergaulan seks bebas dan menghindari perilaku seks bebas menuju remaja sehat, berkarakter, dan sejahtera. Katakata kunci: Komunikasi persuasif, kesehatan, remaja, daring, pandemi covid19
Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Pesan Hoax Melalui Literasi Informasi pada Remaja Leadya Raturahmi; Chotijah Fanaqi; Rosanti utami D.S. Yatnosaputro
Jurnal Media Pengabdian Komunikasi Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Media Pengabdian Komunikasi
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.681 KB) | DOI: 10.52434/medikom.v2i2.36

Abstract

Abstract This community service activity is motivated by the limitations of youth in rural areas of Garut Regency in identifying the truth of information, especially information circulating on social media. The rise of false information circulating can cause anxiety, especially for teenagers, because adolescence is an immature age to digest false information and can bring up unexpected things. The purpose of this community empowerment activity is to improve youth skills in the ability to identify the truth of information using the seven pillars of information literacy model in the form of the ability to identify, scope, plan, collect, evaluate, manage, and present information so that people who are information literate will demonstrate awareness about how they collect, use, manage, synthesize and create information and data in an ethical manner and will have the information skills to use media effectively. The method of activities carried out includes: (1) the preparatory stage in the form of an approach to the target audience which begins with the survey stage, permits from related agencies, and providing initial motivation for youth participating in empowerment activities (2) the program implementation stage, including the preliminary stage, the socialization stage and hearings, the implementation stage, and the final evaluation stage. The target of the activity is young media users in Cijolang Village, Garut Regency. The result is that all participants understand how to distinguish true and fake news using the seven pillars of information literacy approach in collecting, using, managing, synthesizing, and creating information and data in an ethical manner and will have the information skills to use media effectively. Keywords: Hoax; community empowerment; information literacy; youth.  Abstrak Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan remaja di wilayah perdesaan Kabupaten Garut  dalam mengidentifikasi kebenaran suatu informasi, terutama informasi yang beredar di media sosial. Maraknya informasi tidak benar yang beredar dapat memunculkan rasa kecemasan khususnya remaja, karena usia remaja adalah usia yang belum matang untuk mencerna informasi bohong dan dapat memunculkan hal yang tidak terduga. Tujuan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat ini adalah untuk meningkatkan keterampilan remaja dalam kemampuan mengidentifikasi kebenaran suatu informasi menggunakan model tujuh pilar literasi informasi berupa kemampuan dalam identifikasi, ruang lingkup, rencana, mengumpulkan, evaluasi, mengelola, dan menyajikan informasi sehingga orang yang melek informasi akan menunjukkan kesadaran tentang bagaimana mereka mengumpulkan, menggunakan, mengelola, mensintesis, dan membuat informasi dan data dengan cara yang etis dan akan memiliki keterampilan informasi untuk menggunakan media secara efektif. Metode kegiatan yang dilakukan meliputi: (1) tahap persiapan berupa pendekatan kepada khalayak sasaran yang dimulai dengan tahap survei, perijinan kepada instansi terkait, dan pemberian motivasi awal bagi remaja yang mengikuti kegiatan pemberdayaan (2) tahap pelaksanaan program, meliputi tahap pendahuluan, tahap sosialisasi dan audiensi, tahap pelaksanaan, serta tahap evaluasi akhir. Sasaran kegiatan adalah pengguna media usia muda di Desa Cijolang Kabupaten Garut. Diperoleh hasil bahwa seluruh peserta dalam memahami cara membedakan berita benar dan bohong menggunakan pendekatan tujuh pilar literasi informasi dalam mengumpulkan, menggunakan, mengelola, mensintesis, dan membuat informasi dan data dengan cara yang etis dan akan memiliki keterampilan informasi untuk menggunakan media secara efektif. Kata-kata kunci: Hoax; literasi informasi; pemberdayaan masyarakat; remaja.