Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TANTANGAN DAN PELUANG DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) SEBAGAI SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAERAH: STUDI DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU Cahyani, Ni Luh Viya Anggun; Nur Syofi Shahirah; Inggrid Sisilia Lumban Raja; Wahjoe Pangestoeti
JURNAL ILMIAH EKONOMI DAN MANAJEMEN Vol. 3 No. 7 (2025): Juli
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jiem.v3i7.5597

Abstract

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan indikator penting dalam mengukur kemandirian fiskal suatu daerah, khususnya dalam konteks otonomi daerah yang menuntut pemerintah daerah untuk mampu membiayai pembangunan secara mandiri dan berkelanjutan. Provinsi Kepulauan Riau sebagai wilayah yang strategis dan kaya sumber daya memiliki potensi besar dalam meningkatkan PAD, namun masih menghadapi berbagai tantangan seperti lemahnya sistem pemungutan, rendahnya kesadaran pajak masyarakat, keterbatasan sumber daya manusia, dan ketergantungan terhadap sektor-sektor tertentu yang bersifat fluktuatif. Studi ini bertujuan untuk menganalisis tantangan dan peluang dalam peningkatan PAD di Provinsi Kepulauan Riau, serta merumuskan strategi optimalisasi yang dapat diterapkan oleh pemerintah daerah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif berdasarkan data sekunder dan tinjauan kebijakan fiskal daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat berbagai kendala struktural dan operasional, pemerintah daerah masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan PAD melalui digitalisasi pelayanan pajak, pengembangan sektor pariwisata dan maritim, peningkatan kerja sama dengan sektor swasta, serta reformasi tata kelola fiskal berbasis transparansi dan akuntabilitas. Dengan strategi yang tepat dan kolaboratif, peningkatan PAD di Kepulauan Riau tidak hanya akan memperkuat kapasitas fiskal daerah, tetapi juga mendorong pembangunan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan.
Top-Down Implementation of the Job Creation Law: Reforming Environmental Impact Assessment Policy and Implications for Environmental Governance in Indonesia Ayyasi, Sofi; Shahirah, Nur Syofi; Cahyani, Ni Luh Viya Anggun; Arjuna, Briean Sandika; Siregar, Agatha Cristy; Raja, Inggrid Sisilia Lumban
Journal Governance Bureaucratic Review Vol. 2 No. 2 (2025): August, 2025
Publisher : Center for Maritime Policy Governance Studies (CMPGS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jgbr.v2i2.7754

Abstract

Indonesia’s Job Creation Law (Law No. 11 of 2020) represents a major reform in national environmental governance aimed at streamlining bureaucracy and accelerating investment; however, it has simultaneously raised concerns about ecological accountability and public participation. This study examines how the top-down implementation of the law has reshaped Environmental Impact Assessment (EIA) procedures and the broader structure of environmental governance. The research aims to analyze the implications of bureaucratic simplification, centralization of authority, and restricted public engagement for sustainable policymaking. Employing a qualitative descriptive-analytical approach, the study collected data from legal documents, policy briefs, and interviews with governmental and civil society actors to explore institutional dynamics across central and regional levels. Findings indicate that while risk-based licensing and the Online Single Submission (OSS) system have improved efficiency and coherence in licensing processes, they have concurrently weakened preventive oversight, diminished local autonomy, and curtailed participatory mechanisms. The centralization of decision-making has standardized procedures but reduced flexibility and contextual responsiveness, leading to governance gaps between policy design and local execution. Moreover, the narrowing of public involvement in EIA processes has eroded transparency and legitimacy, undermining the principles of democratic environmental governance. The study concludes that the effectiveness of top-down implementation remains contingent upon institutional capacity, intergovernmental coordination, and inclusivity. It recommends adopting a hybrid governance model that combines hierarchical efficiency with participatory accountability to ensure that economic reform aligns with ecological sustainability and social legitimacy in Indonesia’s environmental policy landscape