Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identifikasi Senyawa Boraks pada Bakso dan Mie Basah Tidak Bermerek yang Dijual di Pasar Tradisional Menggunakan Metode Spektrofotometri Visibel: Identification of Borax Compounds in Unbranded Meatballs and Wet Noodles Sold in Traditional Markets Using the Visible Spectrophotometry Method Badaria, Lailatul; Kurniawan, Hadi; Nugraha, Fajar
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 7 No. 2 (2025): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v7i2.2395

Abstract

Borax is a chemical used in making detergent and insect repellent. However, there is still a lot of use of borax as an additional ingredient in food with the aim of preservative and improving texture, if borax enters the human body it can cause toxic effects. This research aims to identify and measure borax levels in meatballs and wet noodles sold at the Traditional Market. Identification of borax is carried out using qualitative methods, namely organoleptic tests, numeric paper, and flame, while quantitative determination of borax levels can be done using the visible spectrophotometric method. The analytical method validation parameters carried out are linearity, LOD, LOQ, accuracy, and precision. In this study, the maximum wavelength obtained was 546.8 nm and incubation was 35 minutes. It was identified that 8 samples of wet noodles sold at the Traditional Market contained borax at levels of 9,458.04 - 26,279.46 mg/kg. These results show that the use of borax in food is still occurring and violates the regulations set by BPOM regulations. Keywords:          Meatballs, Borax, Turmeric Paper, Wet Noodles, Spectrophotometry Visible   Abstrak Boraks adalah bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan deterjen dan pengusir serangga. Namun, masih banyak penyalahgunaan boraks sebagai bahan tambahan pada makanan bertujuan sebagai pengawet dan memperbaiki tekstur. Jika boraks masuk ke dalam tubuh manusia dapat menimbulkan efek toksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengukur kadar boraks pada bakso dan mie basah yang dijual di Pasar Tradisional. Identifikasi boraks dilakukan dengan metode kualitatif yaitu uji organoleptik, kertas tumerik, dan nyala api, sedangkan penentuan kadar boraks secara kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri visibel. Parameter validasi metode analisis yang dilakukan adalah linieritas, LOD, LOQ, akurasi, dan presisi. Pada penelitian ini, panjang gelombang maksimum yang diperoleh adalah 546,8 nm dan inkubasi 35 menit. Teridentifikasi 8 sampel mie basah yang dijual di Pasar Tradisional mengandung boraks dengan kadar yaitu 9.458,04-26.279,46 mg/kg. Hasil ini menunjukkan masih terjadi penggunaan boraks pada makanan dan melanggar peraturan yang ditetapkan oleh peraturan BPOM. Kata Kunci:         Bakso, Boraks, Kertas Tumerik, Mie Basah, Spektrofotometri Visibel
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Bangsal Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah dengan Metode ATC/DDD Periode Januari-Maret 2025: Evaluation of Antibiotic Use in Internal Medicine Wards at Regional General Hospitals Using the ATC/DDD Method for the Period January-March 2025 Badaria, Lailatul; Nasution, Nuraini; Azura, Dhea Nur; Nadine, Shahira Audia; Ananda, Elcie; Wijianto, Bambang; Isnindar, Isnindar
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 7 No. 5 (2025): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v7i5.2551

Abstract

Resistance can occur in several types of microorganisms with high prevalence that threaten human health. To reduce the occurrence of antibiotic resistance, an evaluation of antibiotic use is needed to determine the rational use of drugs using a quantitative method, namely the ATC/DDD method. The purpose of this study was to determine the use of antibiotics and an overview of antibiotic use patterns in inpatients in the internal medicine ward at the Regional General Hospital for the period January-March 2025 using the ATC/DDD method. This study is a descriptive study with data collection carried out retrospectively through a review of medical record documents available in the SIMRS application, manual prescriptions, and electronic prescriptions at the Regional General Hospital for the period January-March 2025. The results obtained from this study showed that the most widely used antibiotic was ceftriaxone with a figure of 59.47 DDD/100 patient days. The majority of patients were male and over 60 years old, with the three most common diagnoses being diarrhea, typhoid fever, and chronic kidney disease, and with a length of hospitalization of 3-6 days so that the use of antibiotics at the Regional General Hospital was rational in accordance with the line therapy according to the most common disease. Keywords:          Antibiotic Use Evaluation, ATC/DDD Method   Abstrak Resistensi dapat terjadi pada beberapa jenis mikroorganisme dengan prevalensi tinggi yang mengancam kesehatan manusia. Untuk mengurangi terjadinya resistensi antibiotik diperlukan evaluasi penggunaan antibiotik untuk menentukan penggunaan obat secara rasional dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu metode ATC/DDD. Tujuan penelitian yaitu mengetahui penggunaan antibiotik dan gambaran pola penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap di bangsal penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Periode Januari-Maret 2025 menggunakan metode ATC/DDD. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data yang dilakukan secara retrospektif melalui peninjauan dokumen rekam medis yang tersedia di aplikasi SIMRS, resep manual, dan resep elektronik di Rumah Sakit Umum Daerah periode Januari-Maret 2025. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini bahwa bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan adalah ceftriaxone dengan angka 59,47 DDD/100 patient days. Mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki dan berusia lebih dari 60 tahun, dengan tiga diagnosis terbanyak yaitu diare, demam tifoid, dan penyakit ginjal kronik, serta dengan lama rawat inap selama 3-6 hari sehingga penggunaan antibiotik di Rumah Sakit Umum Daerah sudah rasional sesuai dengan lini terapi sesuai penyakit terbanyak. Kata Kunci:         Evaluasi Penggunaan Antibiotik, Metode ATC/DDD