Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FORMULASI SALEP EKSTRAK KULIT PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. Sapientum) sebagai PENYEMBUHAN LUKA SAYAT TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) Nur’aini , Nur’aini; Kumala Dewi, Ratih; Puspito Jannati, Arum
Jurnal Penelitian Keperawatan Kontemporer Vol 5 No 3 (2025): Juni 2025
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Keperawatan dan Ners IKBIS Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59894/jpkk.v5i3.982

Abstract

Latar Belakang: Kulit pisang ambon menjadi sumber limbah yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Kulit pisang ambon memiliki kandungan metabolit sekunder yakni flavonoid, saponon dan tanin yang dapat menurunkan pertumbuhan bakteri serta dapat meregenerasi sel epidermis. Kemampuan lainnya dari senyawa flavonoid adalh untuk membantu mempercepat penyembuhan luka dan menutup luka, Tujuan: Untuk mengetahui efek penyembuhan luka syat dari ekstrak kulit pisang ambon (Musa paradisiaca var. Sapientum) pada tikut putih jantan (Rattus norvegicus), Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, meliputi pengumpulan sampel, pembuatan salep ekstrak kulit pisang ambon dengan konsentrasi 2%, 4% dan 6%, uji evaluasi salep dan aktivitas penyembuhan luka sayat terhadap tikus putih jantan yang dikelompokkan menjadi 5 dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3 tikus. Analisis statistik dengan uji one way ANOVA untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan dengan penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa F1 mengalami penyembuhan pada hari ke-13, F2 pada hari ke-9, F3 pada hari ke-8, kontrol positif pada hari ke-8 dan kontrol negatif pada hari ke-20. Kesimpulan: Sediaan salep dengan konsentrasi 6% (F3) ekstrak kulit pisang ambon lebih efektif dalam proses penyembuhan luka sayat dibandingkan dengan salep pada konsentrasi 2% (F1) dan 4% (F2).
Akurasi dan Ketepatan Pengkodean Diagnosis pada Kasus Obstetric di RST Dr. Asmir DKT Salatiga Kumala Dewi, Ratih; Evita Aurilia Nardina; Ferdiansyah Hari Nugroho
Jurnal Rekam Medis & Manajemen Infomasi Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/jurmik.v4i1.262

Abstract

Accurate and precise diagnosis coding in obstetric cases at Dr. Asmir DKT Hospital, Salatiga, is crucial for effective medical record management. This study utilized an analytical quantitative approach with a cross-sectional method to explore the relationship between the accuracy and precision of diagnosis coding. The sample comprised 100 obstetric cases selected from inpatients during the first quarter (January – March 2024). Data analysis revealed that 68% of the 72 analyzed cases had accurate diagnosis coding, while 32% were inaccurate. Similarly, 71% of the cases were coded precisely, with 29% coded imprecisely. Chi-Square analysis indicated a significant relationship between accuracy and precision of diagnosis coding (p = 0.002). Factors influencing inaccuracies and imprecisions in coding included legibility of physician notes in medical records, inadequate understanding of the coding system (ICD-10), and completeness of medical documentation. To enhance coding quality, regular training for healthcare staff is recommended, alongside strengthening internal audit systems and developing more efficient medical record information systems.
PEMBERDAYAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DI DESA KANDUNG KECAMATAN WINONGAN KABUPATEN PASURUAN Siregar, Mangihut; Ani Lestari, Ratna; Dianita Handayani, Trianita; Kumala Dewi, Ratih; Rahadian Limanjaya, Randy
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 7 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i7.3038-3044

Abstract

Indonesia menganut sistem demokrasi. Sistem demokrasi berlaku mulai dari tingkat pusat hingga tingkat yang paling bawah yang disebut dengan desa. Untuk melaksanakan demokrasi tingkat desa, di Indonesia sudah ada badan yang dikenal dengan lembaga musyawarah desa (LMD) hal ini sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1979. Setelah reformasi badan ini berubah menjadi Badan Perwakilan Desa (BPD) yang dimuat dalam UU No. 22 Tahun 1999. Beberapa tahun berikutnya BPD disempurnakan menjadi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) melalui UU No. 32 Tahun 2004, dan penyempurnaan terakhir UU No. 6 tahun 2014. BPD mirip dengan DPR di tingkat pusat yang berfungsi untuk membuat peraturan di tingkat desa, menentukan anggaran pendapatan dan pengeluaran suatu desa serta sebagai saluran aspirasi masyarakat. Dalam praktiknya sering terjadi hubungan yang kurang baik antara BPD dengan kepala desa. Untuk itu dalam pengabdian ini disampaikan bagaimana hubungan kerja antara BPD dengan kepala desa. Metode pengabdian ini dilakukan dengan ceramah dan tanya jawab. Peserta yang mengikuti pengabdian adalah anggota BPD, perangkat desa dan perwakilan dari masyarakat. Hasil pengabdian menunjukkan, masyarakat, anggota BPD dan kepala desa semakin memahami hak, tugas dan perannya masing-masing.
Pemanfaatan Museum Provinsi Kalimantan Barat Sebagai Sumber Belajar Sejarah Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Pontianak Kumala Dewi, Ratih; Chalimi, Ika Rahmatika; Firmansyah, Haris
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.13777

Abstract

Penelitian ini didorong pada kurang optimalnya pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran sejarah. Tujuan dari penelitian ini untuk memaksimalkan ketersediaan sumber belajar pada wilayah sekolah yaitu museum Provinsi Kalimantan Barat. Metode kualitatif dimanfaatkan pada penelitian ini dengan berfokuskan pada pengetahuan mendalam terkait fenomena pengalaman realitas yang dirasakan individu serta menjelaskan dan mencerna sesuatu yang tidak terlihat dari pengalaman subjektif individu yang mencakup analisis data. Aktivitas analisis yang dilaksanakan peneliti meliputi: wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa museum Provinsi Kalimantan Barat memaikan peran penting dalam mempertahankan warisan budaya dan sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah. Dengan adanya museum Provinsi Kalimantan Barat ini, peserta didik dapat mengetahui dan memahami peninggalan lokal yang tersedia di Kalimantan Barat dan bangga dengan budaya yang ada serta dapat melestarikan sejarah lokal
Gambaran Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Pada Pengambilan Pengembalian dan Penyimpanan Rekam Medis Di RS.X Kumala Dewi, Ratih
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan (Health Information Management) Vol. 7 No. 1 (2022): Health Information and Management
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jmis.v7i1.322

Abstract

Berdasarkan survey pendahuluan di RS.X didapatkan bahwa terdapat keterlambatan dalampengambilan berkas pada ruang filling dikarenakan tidak adanya tracer sehingga tidakdiketahui keberadaan rekam medis. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya tingkatpengetahuan petugas rekam medis pada pengambilan, pengembalian dan penyimpananrekammedisdi RS.X. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif. Populasidan sampelpenelitian ini terdiri dari 318 rekam medis dan 12 petugas rekam medis, dengan teknikpengambilan sampel pada petugas dengan cara total sampling sedangkan teknik pengambilansampel berkas dengan cara stratified random sampling. Untuk mendapatkan datapengetahuan menggunakan kuesioner dan untuk mendapatkan data sistem filingmenggunakan lembar observasi. Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dan datadianalisis secara univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 12 petugas rekam medismayoritas berpengetahuan cukup yaitu 5 (41,67%). Dari 318 rekam medis yang diamatimasih terdapat 36 dokumen yang sulit ditemukan, terdapat 72 dokumen rekam medis yanglambat dikembalikan ke ruang unit rekam medis yaitu dalam waktu >2x24 jam dan 48 rekammedis yang salah letak. Diharapkan RS.X melakukan penambahan petugas yangberkualiifikasi D3 rekam medis, peningkatan frekuensi pelatihan bagi petugas non rekammedisdan melakukan pengawasan terhadap rekam medis yang belum terisi lengkap danperlunya penambahansarana prasarana di ruang filling.