Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gecko (Gekko gecko) Captive Breeding Development Strategy In East Java Bugiono, Bugiono; Raharjo, Dadik; Hidanah, Sri; Soeharsono, Soeharsono; Ardianto, Ardianto; Setyawan, Boedi
El-Hayah:Jurnal Biologi Vol 10, No 1 (2024): EL-HAYAH (VOL 10, NO 1 September 2024)
Publisher : Program Study of Biology, Science and Technology Faculty, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/elha.v10i1.31888

Abstract

Geckos (Gekko gecko) are widely used in traditional Chinese medicine and are reported to have anti-tumor properties. Approximately 93% of reptiles exported from Indonesia come from the wild. The direct and continuous capture of geckos in nature will threaten gecko populations in the future. As an effort to control the possible threat of extinction, the Indonesian government encourages the utilization of this animal through captive breeding activities. The existence of gecko (Gekko gecko) captive breeding units in East Java has not been widely developed and still uses conventional and semi-natural patterns. Periodic evaluations need to be carried out to determine whether or not this breeding activity is feasible and what the development strategy is in the future. This study aims to analyze the strengths, weaknesses, opportunities and threats in order to formulate a business development strategy for gecko breeding in East Java. This research uses a survey method by analyzing and describing the problems in the field, while the technical analysis uses internal factor analysis (IFE matrix), external factor analysis (IFE matrix) and SWOT analysis. Based on the results of the SWOT analysis, the development strategy of the gecko (Gekko gecko) breeding business in East Java includes: maintaining market confidence and maintaining quality and production stability; adjusting government regulations related to gecko trade governance; developing effective breeding methods; adjusting government regulations related to breeding governance; establishing market strategies and production stability to suppress illegal trade; and researching new market potential for gecko trade development
Strategi Komunikasi Politik Sukiryanto Dalam Pemenangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) di Kalimantan Barat Tahun 2019 Bugiono, Bugiono; Herawati, Netty; Rahmaniah, Ema
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Strategi Komunikasi Politik Sukiryanto dalam memenangkan DPD RI Kalimantan Barat pada tahun 2019, di tinjau dengan teori Strategi Komunikasi politik. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui dokumentasi dan wawancara. Data dianalisis dengan mengurangi data, menampilkan data, dan menyimpulkan. Penelitian dilakukan di berbagai lokasi di Kalimantan Barat, termasuk Kabupaten Sambas, Mempawah, Sanggau, Ketapang, Sintang, Kapuas Hulu, Bengkayang, Landak, Sekadau, Melawi, Kayong Utara, Kubu Raya, Pontianak, dan Singkawang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi Komunikasi politik yang digunakan Sukiryanto bisa ditinjau dari teori Strategi Komunikasi politik oleh Anwar Arifin dalam Buku Komunikasi Politik (2011) terdapat tiga pendekatan Strategi Komunikasi Politik yang biasa digunakan dalam pemilu yaitu Ketokohan dan Kelembagaan, Menciptakan Kebersamaan dan Membangun Konsensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga aspek tersebut merupakan aspek yang paling berkaitan dengan pengenalan figur Sukiryanto kepada masyarakat itu sendiri karena dengan memanfaatkan ketokohan dan kelembagaan Sukiryanto dan tim pemenangan Sukiryanto lebih mudah mendapatkan dukungan karena sudah dikenal lebih dahulu oleh khalayak masyarakat sebelum mencalonkan diri menjadi DPD RI, dengan mudah menciptakan kebersaman untuk membangun konsensus yang membuahkan hasil berupa dukungan dari masyarakat Kalimantan Barat dan bukan berarti mengabaikan aspek lain tetapi dalam pelaksanaannya memang sangat berpengaruh perolehan suara yang akan didapatkan.