Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Integration of Islamic Epistemology and Science in Nurcholis Madjid’s Thought: A Conceptual Study Sholihah, Firdah Ni’matus; Rahayu, Indah; Zahroh, Jamilatus; Yunita, Ita; Fahmi, Muhammad; Ulum, Miftahul; Binmong, Sorhibulbahree
Fenomena Vol 24 No 1 (2025): FENOMENA: Journal of the Social Sciences
Publisher : LP2M UIN KH.Achmad Siddiq Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/fenomena.v24i1.241

Abstract

Integrating science and religious knowledge is crucial in Islamic higher education, especially at UIN Sunan Ampel Surabaya, amid contemporary challenges that demand holistic approaches. While previous studies have addressed knowledge integration, few have explored its practical implementation within Islamic educational settings. This study investigates how Nurcholis Madjid’s thought contributes to integrating science and religion at this institution. Employing a qualitative method with a literature review, data were collected from scholarly articles, books, and academic publications related to science-religion integration, focusing on Nurcholis Madjid’s perspectives. Data collection involved systematic searches across academic databases and libraries, followed by thematic analysis through coding, categorization, and synthesis to identify patterns supporting integration within the curriculum. The findings reveal that applying integration concepts at UIN Sunan Ampel enriches Islamic knowledge and fosters adaptive students responsive to modern developments. In conclusion, integrating science and religion enhances the relevance of Islamic education today and promotes a more tolerant and inclusive society.  Integrasi ilmu pengetahuan dan pengetahuan agama merupakan isu penting dalam pendidikan tinggi Islam, khususnya di UIN Sunan Ampel Surabaya, di tengah tantangan kontemporer yang membutuhkan pendekatan holistik. Meskipun studi sebelumnya telah membahas integrasi ilmu pengetahuan, sedikit yang mengeksplorasi implementasi praktisnya dalam lingkungan pendidikan Islam. Studi ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pemikiran Nurcholis Madjid berkontribusi pada integrasi ilmu pengetahuan dan agama di institusi tersebut. Dengan menggunakan metode kualitatif melalui tinjauan pustaka, data dikumpulkan dari artikel ilmiah, buku, dan publikasi akademik yang berkaitan dengan integrasi ilmu pengetahuan dan agama, khususnya yang berfokus pada perspektif Nurcholis Madjid. Proses pengumpulan data melibatkan pencarian sistematis di basis data akademik dan perpustakaan, kemudian dianalisis secara tematik melalui pengkodean, pengkategorian, dan sintesis untuk mengidentifikasi pola-pola yang mendukung integrasi dalam kurikulum. Temuan menunjukkan bahwa penerapan konsep integrasi di UIN Sunan Ampel memperkaya ilmu Islam dan membentuk mahasiswa yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Kesimpulannya, integrasi ilmu pengetahuan dan agama meningkatkan relevansi pendidikan Islam masa kini dan mendorong masyarakat yang lebih toleran serta inklusif.
Difusi Inovasi dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Al-Ghozali Arosbaya Bangkalan Zahroh, Jamilatus; Asrohah, Hanun; Zainiyati, Husniyatus Salamah
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI) Vol. 5 No. 3 (2025): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 2025 (3)
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/jppi.v5i3.1836

Abstract

Implementasi Kurikulum Merdeka sebagai inovasi pendidikan memerlukan pendekatan sistematis untuk memahami proses adopsinya di tingkat satuan pendidikan. Artikel ini menganalisis implementasi Kurikulum Merdeka melalui lensa teori difusi inovasi Rogers, dengan fokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penyebarannya di SMP Al-Ghozali Arosbaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi lapangan, mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan 15 guru, observasi partisipatif, serta analisis dokumen kebijakan seperti Peraturan Mendikbudristek No. 56 Tahun 2022 dan laporan implementasi kurikulum di sekolah tahun 2023–2025. Teori Rogers menyoroti lima atribut inovasi keunggulan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, kemampuan uji coba, dan observabilitas sebagai kerangka analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adopsi Kurikulum Merdeka di SMP Al-Ghozali dipengaruhi oleh persepsi guru terhadap manfaat kurikulum (keunggulan relatif), kesesuaian dengan visi sekolah (kompatibilitas), serta dukungan kebijakan dan infrastruktur. Sumber sekunder seperti laporan Kemendikbud tahun 2023 dan kajian Supriyanto memperkuat temuan bahwa tantangan utama meliputi resistensi terhadap perubahan, keterbatasan pemahaman konsep Merdeka Belajar, dan disparitas kapasitas antar-sekolah. Peran agen perubahan (pelatih ahli dan komunitas praktisi) juga terbukti krusial dalam mempercepat difusi inovasi, sebagaimana diidentifikasi dalam wawancara. Rekomendasi yang diajukan mencakup penguatan pelatihan berbasis kebutuhan, pendampingan berkelanjutan, dan optimalisasi media komunikasi untuk meningkatkan adopsi kurikulum. Temuan ini memberikan kontribusi teoretis dalam memahami dinamika perubahan kurikulum serta implikasi praktis bagi pemangku kepentingan pendidikan. Penelitian ini memperkaya literatur dengan menggabungkan data primer wawancara, observasi dan sekunder yaitu kebijakan, laporan, artikel untuk analisis yang komprehensif.
Living Hadith Terminal Lucidity Pada Masyarakat di Desa Arosbaya Bangkalan Madura Iksan; Zahroh, Jamilatus; Yunita, Ita; Iksan, Iksan
Analisis: Jurnal Studi Keislaman Vol 25 No 1 (2025): Analisis : Jurnal Studi Keislaman
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/kwh09732

Abstract

The phenomenon of terminal lucidity, which refers to the cognitive or physical clarity that occurs in individuals nearing death, has become an intriguing topic in medical and spiritual studies. This phenomenon is often seen as the individual's last opportunity to resolve worldly matters or convey a final message to their loved ones. In Islamic teachings, the hadiths of the Prophet Muhammad describe the moments before death as containing profound meaning, one of which relates to the sudden clarity that emerges, providing an opportunity to interact with his followers. This study employs a qualitative method with a field study design, using data collection tools through observation and interviews with informants from the local community. The research findings indicate that the phenomenon of terminal lucidity in the community of Arosbaya Village is highly relevant to the hadith about the Prophet Muhammad experiencing clarity of mind before his death. The village community interprets terminal lucidity as a gift from Allah that provides individuals with the opportunity to settle their worldly affairs and convey their final messages before passing away. This study contributes to understanding how the “living hadith” is practiced and interpreted in a local context, particularly regarding the phenomenon of terminal lucidity. The findings also enrich Islamic scholarship by integrating theological perspectives with the empirical experiences of the community.
Kemandirian santri di era global: Meneladani konsep pendidikan Kiai As'ad Syamsul Arifin Zahroh, Jamilatus; Fahmi, Muhammad
TAWAZUN: Jurnal Pendidikan Islam Vol 18 No 2 (2025)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Islam,Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/tawazun.v18i2.19816

Abstract

The era of globalization brings complex challenges that require generations of students to develop independence holistically. This research aims to examine the concept of student independence from the educational perspective of Kiai As'ad Syamsul Arifin and its relevance in the midst of contemporary global dynamics. This study uses a qualitative research method of field approach with phenomenological design, this study critically analyzes various primary and secondary sources including interviews with several teachers and students at the Salafiyah Syafi'yah Sukorejo Islamic Boarding School, works by Kiai As'ad, Islamic boarding school documents, scientific articles, and references related to Islamic boarding school education. The findings of the study revealed that Kiai As'ad built the concept of student independence through three main pillars: character building, example of ulama (qudwah hasanah), and mastery of applied science. Values such as spiritual independence, life skills, and adaptability are important foundations in facing the changing times. The analysis shows that although this concept develops in the traditional context of pesantren, its basic principles remain relevant to modern challenges such as digital disruption and multiculturalism. This study concludes that the Kiai As'ad educational model offers an integrative framework that combines moral toughness with global competence, while maintaining Islamic identity. The implications of this study recommend strengthening the pesantren curriculum that combines traditional values with the development of 21st century skills such as digital literacy, entrepreneurship, and critical thinking, without eroding the basic character of Islamic Boarding School education. Abstrak Era globalisasi membawa tantangan kompleks yang menuntut generasi santri untuk mengembangkan kemandirian secara holistik. Penelitian ini bertujuan mengkaji konsep kemandirian santri dalam perspektif pendidikan Kiai As’ad Syamsul Arifin serta relevansinya di tengah dinamika global kontemporer. Menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatan lapangan dengan desain fenomenologi, studi ini menganalisis secara kritis berbagai sumber primer dan sekunder meliputi wawancara kepada beberapa guru dan santri di Pesantren Salafiyah Syafi’yah Sukorejo, karya-karya Kiai As’ad, dokumen pesantren, artikel ilmiah, dan referensi terkait pendidikan pesantren. Temuan penelitian mengungkap bahwa Kiai As’ad membangun konsep kemandirian santri melalui tiga pilar utama: pendidikan akhlak (character building), keteladanan ulama (qudwah hasanah), dan penguasaan ilmu terapan. Nilai-nilai seperti kemandirian spiritual, kecakapan hidup (life skills), dan adaptabilitas menjadi fondasi penting dalam menghadapi perubahan zaman. Analisis menunjukkan bahwa meskipun konsep ini berkembang dalam konteks tradisional pesantren, prinsip-prinsip dasarnya tetap relevan dengan tantangan modern seperti disrupsi digital dan multikulturalisme. Penelitian ini menyimpulkan bahwa model pendidikan Kiai As’ad menawarkan kerangka integratif yang memadukan ketangguhan moral dengan kompetensi global, sekaligus menjaga identitas keislaman. Implikasi penelitian ini merekomendasikan penguatan kurikulum pesantren yang memadukan nilai-nilai tradisional dengan pengembangan keterampilan abad 21 seperti literasi digital, kewirausahaan, dan pemikiran kritis, tanpa mengikis karakter dasar pendidikan pesantren.