This Author published in this journals
All Journal Media Gizi Pangan
Damartiasari, Priska Anggun
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KONSUMSI FAST FOOD, AKTIVITAS FISIK, DAN TINGKAT STRES DENGAN DISMENOREA PADA SISWI SMAN 7 BEKASI: Fast Food Consumption, Physical Activity, and Stress Level With Dysmenorrhea in Female Students of SMAN 7 Bekasi Damartiasari, Priska Anggun; Mardiyah, Sarah; Wijayanti, Wiwit; Poppy, Maria
Media Gizi Pangan Vol 32 No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Media Gizi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mgp.v32i1.1072

Abstract

Dismenorea merupakan kondisi yang terjadi sebelum atau saat menstruasi berlangsung. Kejadiannya di Indonesia tergolong tinggi pada tahun 2018 yaitu 60 hingga 70% wanita mengalami kondisi ini. Prevalensi dismenorea di Indonesia mencapai 64,25% yang mencakup dismenorea primer 54,89% dan dismenorea sekunder 9,36%. Penelitian ini bertujuanĀ  mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi fast food, aktifitas fisik, dan tingkat stres dengan kejadian dismenorea pada siswi diĀ  SMA Negeri 7 Bekasi tahun 2024. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan design Cross Sectional. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner. Sampel dalam penelitian ini merupakan siswi kelas X.1, XI F7, XII F9 SMAN 7 Bekasi tahun 2024 berjumlah 62 orang yang kemudian disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 60 responden diambil menggunakan teknik total sampling. Kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua siswinya mengalami dismenorea dengan intensitas yang berbeda. Sehingga hasilnya tidak terdapat hubungan signifikan konsumsi fast food (p-value 0,099), terdapat hubungan signifikan aktivitas fisik (p-value 0,004), tidak terdapat hubungan tingkat stres (p-value 0,056) dengan dismenorea. Siswi dapat mengurangi keparahan dismenorea dengan membatasi aktivitas fisik ringan. Sekolah bisa meningkatkan pengetahuan tentang nyeri haid melalui Unit Kesehatan Sekolah dan PIK-R, serta mengadakan kegiatan fisik rutin 30 menit setiap hari sebelum pelajaran dimulai.