Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kerja Sama Internasional Kementerian Pertahanan dalam Menghadapi Ancaman Bioterorisme Pasca Covid-19 di Indonesia Latief, Mohammad Nurdin Al; Priyanto, Priyanto; Reksoprodjo, Agus Hasan S
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.5893

Abstract

Ancaman bioterorisme meningkat pasca-pandemi, membutuhkan sinergi pertahanan–kesehatan dan kerja sama global untuk cegah dampak serius terhadap keamanan nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa Kerja Sama Internasional Kementerian Pertahanan dalam Menghadapi Ancaman Bioterorisme Pasca Covid-19 di Indonesia. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan wawancara kepada narasumber menggunakan teknik analisa triangulasi. Hasl penelitian menunjukkan bahwa Pandemi COVID-19 menjadi momentum penting bagi Kemhan RI dalam memperkuat kesiapsiagaan terhadap ancaman bioterorisme. Melalui kerja sama strategis dengan WHO, Kemhan RI meningkatkan deteksi dini, kapasitas laboratorium, pelatihan sumber daya manusia, dan respons cepat terhadap ancaman biologis. Forum regional seperti ADMM serta partisipasi dalam Biological Weapons Convention memperkuat sinergi internasional. Tantangan utama adalah ketiadaan regulasi spesifik mengenai bioterorisme. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan nasional komprehensif yang mengintegrasikan sektor kesehatan, intelijen, dan pertahanan. Inovasi teknologi dan kolaborasi antar-lembaga menjadi kunci dalam menghadapi ancaman bioterorisme di masa depan.
Kerja Sama Internasional Kementerian Pertahanan dalam Menghadapi Ancaman Bioterorisme Pasca Covid-19 di Indonesia Latief, Mohammad Nurdin Al; Priyanto, Priyanto; Reksoprodjo, Agus Hasan S
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.5893

Abstract

Ancaman bioterorisme meningkat pasca-pandemi, membutuhkan sinergi pertahanan–kesehatan dan kerja sama global untuk cegah dampak serius terhadap keamanan nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa Kerja Sama Internasional Kementerian Pertahanan dalam Menghadapi Ancaman Bioterorisme Pasca Covid-19 di Indonesia. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan wawancara kepada narasumber menggunakan teknik analisa triangulasi. Hasl penelitian menunjukkan bahwa Pandemi COVID-19 menjadi momentum penting bagi Kemhan RI dalam memperkuat kesiapsiagaan terhadap ancaman bioterorisme. Melalui kerja sama strategis dengan WHO, Kemhan RI meningkatkan deteksi dini, kapasitas laboratorium, pelatihan sumber daya manusia, dan respons cepat terhadap ancaman biologis. Forum regional seperti ADMM serta partisipasi dalam Biological Weapons Convention memperkuat sinergi internasional. Tantangan utama adalah ketiadaan regulasi spesifik mengenai bioterorisme. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan nasional komprehensif yang mengintegrasikan sektor kesehatan, intelijen, dan pertahanan. Inovasi teknologi dan kolaborasi antar-lembaga menjadi kunci dalam menghadapi ancaman bioterorisme di masa depan.
Chip Diplomacy: Chip War Taiwan, People’s Republic China and United States and its Implications for Indonesia Latief, Mohammad Nurdin Al; Mahroza, Jonni; Priyanto, Priyanto; Widodo, Pujo; Sutanto, Rudy; Patmi, Sri; Prakoso, Lukman Yudho
Formosa Journal of Applied Sciences Vol. 3 No. 3 (2024): March 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjas.v3i3.8279

Abstract

The main goal of this research is to analyze the implications of chip war between PRC, US and Taiwan and its implications to Indonesia. This research uses a qualitative descriptive approach to gain an in-depth understanding and description of the phenomenon or issues related chip war between PRC, US and Taiwan and its implication to Indonesia. Result and findings is During the 1970s, the Taiwanese government established the Industrial Technology Research Institute, tasked with conducting research in the realm of silicon chips. The United States and China are competing to dominate the semiconductor industry. Taiwan has become the world's largest chip production center. The political situation between the United States, Taiwan, and China is heating up. Taiwan holds a key position in global semiconductor production.