Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Kode Etik Hakim Mahkamah Konstitusi pada Perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023 Moh. Syafakhorrahman; Nazil Mahazin; Saiq Khayran
Policy and Law Journal Vol 1 No 1 (2024): Juni
Publisher : Laskar Karya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mahkamah konstitusi merupakan Lembaga Tinggi Negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama dengan Mahkamah Agung. Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan untuk melakukan pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang dasar 1945 atau judicial review, memutuskan sengketa antar lembaga, memutus pembubaran partai politik, dan memutus sengketa hasil pemilu. Sedangkan hakim merupakan penentu keputusan perkara yang telah disengketakan oleh para pihak yang bersengketa. Hakim merupakan unsur utama dalam pengadilan, bahkan hakim identik dengan pengadilan itu sendiri. Di dalam melaksanakan tugas kehakiman pastinya tidak akan pernah lepas dari sumpah jabatan dan kode etik yang harus dan wajib ditaati oleh para hakim sehingga tidak ada kecacatan dalam menjalankan tugas. Hakim konstitusi wajib memiliki sifat, karakter dan kepribadian yang adil, tidak tercela, negarawan yang menguasai ketatanegaraan dan konstitusi dan juga tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun
Peningkatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa dalam Menghadapi Tantangan Era Digital melalui Capacity Building Faiz; Zubaidi, Ahmad; Moh. Syafakhorrahman
SINAR: Sinergi Pengabdian dan Inovasi untuk Masyarakat Vol 1 No 01 (2024): Oktober
Publisher : CV. Laskar Karya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah menciptakan tantangan signifikan bagi organisasi mahasiswa untuk beradaptasi dengan era digital. Di Universitas Nurul Jadid, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) organisasi mahasiswa dilakukan melalui pendekatan metode ABCD (Asset-Based Community Development), yang terdiri dari tahapan menemukan, impian, merancang, menentukan, dan melakukan. Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan teknis, manajerial, dan kepemimpinan mahasiswa, sehingga organisasi mahasiswa dapat menghadapi tantangan era digital secara efektif. Metode ini dimulai dengan identifikasi aset yang dimiliki organisasi, seperti keterampilan anggota dan sumber daya lainnya. Selanjutnya, organisasi mahasiswa diajak untuk membayangkan visi masa depan yang diinginkan, merancang strategi dan program kerja yang realistis, serta menetapkan prioritas melalui musyawarah bersama. Program diimplementasikan melalui pelatihan teknis seperti manajemen media sosial, desain grafis, dan analitik digital, yang disertai dengan pelatihan kepemimpinan dan manajerial berbasis kolaborasi digital. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan signifikan dalam kompetensi teknis dan kepemimpinan anggota organisasi mahasiswa. Selain itu, program ini juga memperkuat hubungan antarorganisasi mahasiswa, menciptakan jejaring yang lebih kuat, dan meningkatkan efektivitas organisasi dalam memanfaatkan teknologi digital. Dengan model ABCD, program ini memberikan kontribusi nyata dalam mempersiapkan generasi kepemimpinan yang adaptif, inovatif, dan responsif terhadap tantangan global.