Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Kode Etik Hakim Mahkamah Konstitusi pada Perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023 Moh. Syafakhorrahman; Nazil Mahazin; Saiq Khayran
Policy and Law Journal Vol 1 No 1 (2024): Juni
Publisher : Laskar Karya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mahkamah konstitusi merupakan Lembaga Tinggi Negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama dengan Mahkamah Agung. Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan untuk melakukan pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang dasar 1945 atau judicial review, memutuskan sengketa antar lembaga, memutus pembubaran partai politik, dan memutus sengketa hasil pemilu. Sedangkan hakim merupakan penentu keputusan perkara yang telah disengketakan oleh para pihak yang bersengketa. Hakim merupakan unsur utama dalam pengadilan, bahkan hakim identik dengan pengadilan itu sendiri. Di dalam melaksanakan tugas kehakiman pastinya tidak akan pernah lepas dari sumpah jabatan dan kode etik yang harus dan wajib ditaati oleh para hakim sehingga tidak ada kecacatan dalam menjalankan tugas. Hakim konstitusi wajib memiliki sifat, karakter dan kepribadian yang adil, tidak tercela, negarawan yang menguasai ketatanegaraan dan konstitusi dan juga tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU POLITIK UANG PEMILU BERDASARKAN PASAL 523 UU 7/2017 Nazil Mahazin; Ismail Marzuki
Iqtishaduna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah Vol 7 No 1 (2025): Oktober
Publisher : Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Uin Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/iqtishaduna.v7i1.60912

Abstract

Abstrak Penelitian ini mengkaji pertanggungjawaban pidana pelaku politik uang dalam pemilihan umum berdasarkan Pasal 523 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017. Politik uang dipandang sebagai pelanggaran serius yang merusak integritas demokrasi dan mengabaikan prinsip pemilu yang luber serta jurdil. Tujuan kajian meliputi analisis unsur-unsur tindak pidana politik uang sesuai Pasal 523, bentuk pertanggungjawaban pidana, dan hambatan dalam penegakan hukum. Pendekatan yang digunakan ialah penelitian yuridis normatif dengan analisis perundang-undangan dan konsep hukum. Data dihimpun melalui studi kepustakaan atas peraturan, literatur, dan putusan pengadilan terkait. Hasil kajian menunjukkan Pasal 523 memuat sanksi pidana bagi pihak yang dengan sengaja memberi atau menjanjikan uang maupun materi lainnya kepada pemilih demi memengaruhi pilihan, baik pada masa kampanye, masa tenang, maupun hari pemungutan suara. Pemidanaan dapat dikenakan jika terpenuhi unsur kesengajaan, pemberian atau janji, serta tujuan memengaruhi pilihan pemilih. Penegakan hukum terkendala minimnya bukti, rendahnya kesadaran hukum, dan intervensi politik. Penelitian merekomendasikan peningkatan pengawasan, edukasi politik, dan koordinasi antar-lembaga guna mengurangi praktik politik uang dalam proses pemilu. Kata Kunci: Pertanggungjawaban Pidana, Politik Uang, Pemilihan Umum, Penegakan Hukum   Abstract This study examines the criminal liability of perpetrators of money politics in general elections based on Article 523 of Law Number 7 of 2017. Money politics is considered a serious violation that undermines the integrity of democracy and disregards the principles of free, fair, and honest elections. The objectives of the study include analyzing the elements of political money crimes under Article 523, forms of criminal liability, and obstacles in law enforcement. The approach used is normative legal research with analysis of legislation and legal concepts. Data was collected through a literature review of regulations, literature, and court decisions related to the topic. The study results show that Article 523 imposes criminal sanctions on parties who intentionally give or promise money or other material benefits to voters to influence their choices, whether during the campaign period, the quiet period, or on election day. Criminal penalties may be imposed if the elements of intent, giving or promising, and the purpose of influencing voters' choices are met. Law enforcement is hampered by a lack of evidence, low legal awareness, and political interference. The study recommends increased oversight, political education, and inter-agency coordination to reduce money politics in the electoral process. Keywords: Criminal Liability, Money Politics, General Elections, Law Enforcement