Arifin, Azeri Gautama
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Observasi Hasil Persilangan Intraspesifik dan Interspesifik pada Beberapa Galur Labu Huda, Vina Alfa Centauri; Arifin, Azeri Gautama; Sugiharto, Arifin Noor
Produksi Tanaman Vol. 11 No. 8 (2023): Agustus
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2023.011.08.06

Abstract

Labu merupakan tanaman penting di Indonesia. Pembuatan keragaman dalam rangka pembentukan varietas unggul dapat dilakukan dengan persilangan intraspesifik maupun interspesifik. Namun, sering kali timbul permasalahan pada rekombinasi gen dalam persilangan interspesifik. Penelitian ini bertujuan mempelajari kompatibilitas persilangan intraspesifik dan persilangan interspesifik pada beberapa galur labu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2022 - February 2023 di green house CV. Blue Akari Kel. Dadaprejo Kec. Junrejo, Kota Batu. Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini ialah 3 galur inbrida jantan generasi S2, yaitu C. moschata(T44), C. maxima (KJ17), dan C. maxima(JP70). Galur betina yang digunakan adalah 5 galur inbrida C. moschata (T30 dan T45), C. maxima (H59, KJ19, dan KJ24) generasi S2. Penelitian ini menggunakan rancangan perkawinan Line x Tester. Hasil menunjukkan semua galur betina self-compatible. Persilangan Intraspesifik dan Interspesifik pada C. moschatadan C. maxima memiliki tingkat kompatibilitas yang bervariasi. Perbedaan perlakuan menunjukkan adanya pengaruh perlakuan penyerbukan terhadap karakter bobot buah dan bobot 100 biji.
Efek Xenia dan Metaxenia pada Persilangan Labu Kuning (Cucurbita maxima Duch) Terhadap Buah dan Biji Arifin, Azeri Gautama; Ainurrohmah, Nurul; Ardiarini, Noer Rahmi; Sugiharto, Arifin Noor
Plantropica: Journal of Agricultural Science Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Labu kuning memiliki banyak kandungan nutrisi bermanfaat, akan tetapi konsumsinya di Indonesia masih rendah yaitu 5 kg per kapita per tahun dikarenakan labu kurang populer dalam penampilan dan rasa untuk konsumsi sehari-hari. Oleh karena itu dilakukan pendekatan pemuliaan tanaman berupa persilangan untuk memperoleh varietas unggul. Perakitan varietas unggul diawali dengan penentuan tetua unggul. Xenia dan metaxenia memberikan efek secara langsung kepada tetua betina pada karakter buah dan biji sehingga tetua jantan berpotensi dapat ditentukan lebih awal dan mempersingkat waktu pemilihan tetua. Penelitian dilakukan bulan Februari-Juli di greenhouse CV. Blue Akari, Dadaprejo Junrejo Kota Batu. Penelitian dilakukan dengan menanam 6 galur betina yaitu KJ-19, KJ19A, KJ-24, KJ-25, HIB-59, dan JP-70 dan 2 galur jantan yaitu KJ-17 dan JP-F1 pada baris baris. Persilangan dilakukan secara sibmate antar tetua betina, crossing KJ-17 dan JP-F1 yang masing-masing dilakukan pada 6 tanaman. Data hasil pengamatan pada karakter kuantitatif dilakukan analisis menggunakan uji t independen 5%. Karakter kualitatif diskoring kemudian dilakukan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat efek metaxenia pada karakter buah yaitu diameter buah, bobot buah, tingkat kemanisan warna kulit dan daging buah. Efek xenia pada karakter biji yaitu jumlah biji, biji isi, biji kosong, bobot biji, bobot 100 biji, warna biji, bentuk biji, panjang biji dan lebar biji. Efek xenia dan metaxenia yang muncul menunjukkan bahwa terdapat pengaruh polen tetua jantan terhadap karakter buah dan biji pada tetua betina. 
Selection of Sweet Corn Inbred Lines by Agronomic Performance to Determining Hybrid Parents Suyadi, Suyadi; Arifin, Azeri Gautama; Kurniawan, Andi
Plantropica: Journal of Agricultural Science Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of hybrid sweet corn varieties involves the selection of parental lines with specific traits to ensure good yield potential. The selection of inbred lines of sweet corn is a critical aspect of breeding programs aimed at developing improved varieties. This research will provide useful information of sweet corn inbreed lines have the potential to be developed as parent lines in the development of hybrid varieties. The study utilized 24 inbred lines (G1-G24) of sweet corn and employed a Randomized Complete Block Design (RCBD). Data analysis involved the use of analysis of variance with a 5% significance level, path and dendrogram analysis. Based on the analysis of 24 inbreed line of sweet corn, the potential for selecting parents based on quantitative traits influencing the outcome is evident in inbreed line G18, G12, G4, G23, and G20. Identification of these potential parents is essential for the genetic improvement of the population. The correlation heatmap data indicates a 41% correlation between the number of rows and cob stag length, and correlation between number of rows and ear diameter by 48%. The path diagram indicates that fresh weight, a crucial measure of crop yield, is strongly influenced by several agronomic traits, including plant height, ear length, ear diameter, dry weight, number of plants, row length, brix, and ear stalk. G24 can indeed be used as one of the parents with other group in hybrid breeding programs.
RESPON BEBERAPA KULTIVAR KEDELAI TERHADAP TRANSFORMASI GENETIK MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens Arifin, Azeri Gautama; Gondo, Takahiro; Akashi, Ryo; Soegianto, Andy; Basuki, Nur
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai adalah komoditas pangan penting di Indonesia setelah padi dan jagung. Penelitian dengan tujuan mengetahui kemampuan regenerasi masing-masing kultivar kedelai yang diuji sebagai indikator dalam menjadikan tanaman transgenik serta untuk mengetahui respon beberapa kultivar kedelai pada pelaksanaan transformasi genetik menggunakan Agrobacterium tumefaciens telah dilaksanakan pada bulan Agustus – Oktober 2014 di Laboratorium Bioresource, Universitas Miyazaki, Jepang. Terdapat dua kegiatan utama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu kultur kotiledon dan transformasi genetik. Penelitian kultur kotiledon dianalisis menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap), perlakuan berupa kultivar dengan ulangan sebanyak tiga kali. Pada penelitian transformasi genetik, data yang diperoleh dianalisis menggunakan perhitungan persentase efisiensi transformasi dan persentase intensitas ekspresi gen GUS. Hasil analisis pembentukan multiple shoot menunjukkan bahwa pada dasarnya semua kultivar dapat menghasilkan multiple shoot meskipun jumlah dan panjangnya beragam. Hasil uji ragam (ANOVA) jumlah eksplan yang menghasilkan multiple shoot adalah tidak berbeda nyata antar perlakuan, sedangkan pada analisis jumlah multiple shoot yang dihasilkan per eksplan terdapat perbedaan yang nyata pada uji F dengan taraf 5%. Kultivar Detam memiliki rerata multiple shoot per eksplan tertinggi dengan rerata sebesar 9.93. Pada analisis keberhasilan transformasi, dapat diketahui bahwa semua kultivar memiliki persentase efisiensi transformasi yang tinggi. Meskipun demikian, Willis adalah kultivar yang memiliki persentase efisiensi transformasi tertinggi yaitu sebesar 84%. Sedangkan pada persentase ekspresi gen GUS kuat, Williams 82 adalah kultivar yang memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 67.6%. Oleh karena itu, Kultivar Wilis dan Williams 82 dapat dijadikan sebagai pilihan yang baik dalam melakukan transformasi genetik. Kata kunci: Kedelai, Transformasi Genetik, GUS, Kultur Kotiledon