I Made Sujanayasa
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

REPRESENTASI AJARAN ETIKA HINDU DALAM CERITA BHAGAWAN DHARMA SVAMI I Made Sujanayasa; Ni Ketut Riska Dewi Prawita; Ni Ketut Puspita Sari
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 25 No 1 (2025): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v25i1.7521

Abstract

Cerita Bhagawan Dharmaswami adalah bagian dari cerita Ni Diah Tantri yang didalamnya tersirat cerita-cerita mengenai kehidupan Binatang dan manusia dalam bentuk satua dan pupuh. Cerita Bhagawan Dharmaswami mengandung kiasan-kiasan yang indah dan nilai-nillai etika kehidupan yang bermanfaat serta mengandung ajaran kepemimpinan Hindu yang dapat memberikan pengetahuan kepada pemimpin. Hindu yang beradab dan berkarakter. Setiap makhluk hidup dalam cerita Bhagawan Dharmaswami harus berpedoman pada etika, moral dharma serta menerapkan ajaran Tri Kaya Prisudha yaitu manacika (berpikir yang baik), kayika (berbuat yang baik) dan wacika (berkata yang baik) karena dengan dharma makhluk hidup terutamanya manusia dapat mencapai kebebasan atau moksa. Dalam menuntun perjalanan pendakian moral dan spiritual, umat manusia mencapai puncak perjalanan dharma. Ajaran Hindu yang berisikan para dan apara widya diwujudkan dalam kerangka dasar agama Hindu yaitu, Tattwa, Etika, dan Acara. Tattwa dalam agama Hindu adalah landasan atau filsafat yang merupakan lima dasar keyakinan umat Hindu dan yang menjadi tuntunan dalam pendakian spiritual dan moral untuk mencapai dharma yang dapat membangun kesucian, kearifan, kebijaksanaan pikiran, atau kecerdasan spiritual.
REKONSTRUKSI HUKUM TERHADAP PENGUATAN PERLINDUNGAN BANGUNAN ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI I Putu Andika Pratama; I Made Sujanayasa
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 25 No 2 (2025): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/x5sttp93

Abstract

Arsitektur tradisional Bali seiring perkembangan jaman semakin tergerus oleh seni arsitektur modern dan juga terjadinya kerusakan-kerusakan. Berdasarkan hal tersebut, adapun rumusan masalah yang dapat dikaji yaitu: (1) Bagaimanakah pengaturan terkait perlindungan bangunan arsitektur tradisional Bali; dan (2) Bagaimanakah rekonstruksi hukum penguatan perlindungan bangunan arsitektur tradisional Bali. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan studi dokumen dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan fakta, dan pendekatan analisis konseptual. Hasil dari penelitian ini yaitu: Pertama, Secara yuridis, arsitektur tradisional Bali diatur di dalam Perda No. 5 Tahun 2005. Perlindungan terhadap arsitektur tradisional Bali dilakukan dengan kewajiban pengaplikasian pada bangunan gedung. Kedua, Adanya ketiadaan sanksi dalam Perda No. 5 Tahun 2005. sehingga perlu adanya diskresi pemerintah berlandaskan interpretasi gramatikal dan sistematis terhadap Pasal 23 UU No. 30 Tahun 2014 dan juga rekonstruksi hukum berupa perubahan terhadap Perda No. 5 Tahun 2005 dengan penambahan pasal dengan substansi penjatuhan sanksi dengan memperhatikan kaidah dan gramatikal dalam pembentukan peraturan perundang-undangan berlandaskan UU No. 12 Tahun 2011. Selain itu juga perlu adanya pembentukan peraturan daerah terkait penguatan perlindungan bangunan arsitektur tradisional Bali di tiap-tiap kabupaten/kota beserta penerapan sanksi hukum yang tegas mengatur, baik berupa sanksi administratif maupun sanksi pidana bagi pelanggaran yang dilakukan. Hal ini bertujuan untuk terwujudnya kepastian hukum dan meminimalisir pelanggaran yang terjadi.
ANALISIS MAKNA FILOSOFIS KEINDAHAN TARI SANGHYANG DEDARI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI SPIRITUAL DI DESA BONA, GIANYAR Ni Ketut Riska Dewi Prawita; I Made Sujanayasa; I Gusti Agung Paramita; I Nyoman Artana; I Gede Garbha Putra
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 25 No 2 (2025): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/2qw6ah98

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna filosofis keindahan Tari Sanghyang Dedari sebagai media komunikasi spiritual dalam masyarakat Bali, khususnya di Desa Bona, Gianyar. Tari Sanghyang Dedari merupakan salah satu bentuk tari wali yang sakral, di mana penari dipercaya sebagai medium roh suci dalam prosesi ritual. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keindahan dalam Tari Sanghyang Dedari tidak hanya dimaknai secara estetika, melainkan juga merepresentasikan nilai filosofis dan religius yang berakar pada ajaran Hindu, terutama konsep Tri Hita Karana. Setiap unsur tarian, mulai dari gerak, busana, kidung, hingga prosesi ritual, memiliki makna simbolis yang menegaskan fungsi tarian ini sebagai media komunikasi spiritual antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, alam, dan komunitas sosial. Dengan demikian, Tari Sanghyang Dedari bukan hanya seni pertunjukan, melainkan warisan budaya yang sarat nilai religius, berfungsi sebagai penolak bala, menjaga keseimbangan kosmos, dan memperkuat identitas spiritual masyarakat Bali.