ABSTRACT Typhoid fever is an infectious disease that remains prevalent in Indonesia and often presents with non-specific clinical symptoms, necessitating supportive diagnostic examinations. Two commonly used parameters are leukocyte count and anti-Salmonella typhi IgM serological testing using the rapid test method. This study aims to determine the correlation between leukocyte count and the results of the anti-Salmonella IgM rapid test in patients suspected of having typhoid fever as a diagnostic aid. This research employed an analytical observational method with a cross-sectional approach. A total of 32 out of 45 suspected typhoid fever patients were selected through purposive sampling at RSUD Dr. Sayidiman Magetan. Leukocyte counts were measured using an automated hematology analyzer, and IgM testing was performed using the immunochromatographic rapid test method. The results showed that 59.4% of patients had leukopenia, and only 21.9% tested positive for IgM. Spearman’s rank correlation test yielded a significance value (p) = 0.027 and a correlation coefficient (r) = 0.391, indicating a moderate and statistically significant correlation between the two variables. In conclusion, there is a significant positive correlation between leukocyte count and anti-Salmonella IgM results, suggesting that both tests can serve as complementary diagnostic tools for the early diagnosis of typhoid fever. ABSTRAK Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang masih sering dijumpai di Indonesia dan menimbulkan gejala klinis yang tidak spesifik, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosis. Dua parameter yang umum digunakan adalah jumlah leukosit dan uji serologis IgM anti-Salmonella typhi dengan metode rapid test. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara jumlah leukosit dan hasil rapid test IgM anti-Salmonella pada pasien suspek demam tifoid sebagai penunjang diagnosis. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel sebanyak 32 pasien dari 45 pasien suspek demam tifoid yang diambil di RSUD Dr. Sayidiman Magetan secara purposive sampling. Pemeriksaan jumlah leukosit dilakukan dengan alat hematologi otomatis dan uji IgM dilakukan menggunakan metode rapid test imunokromatografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 59,4% pasien mengalami leukopenia dan hanya 21,9% pasien yang menunjukkan hasil IgM positif. Uji korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai signifikansi (p) = 0,027 dan koefisien korelasi (r) = 0,391, yang menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat dan signifikan secara statistik antara kedua variabel. Kesimpulannya, terdapat hubungan positif yang signifikan antara jumlah leukosit dan hasil IgM anti-Salmonella, sehingga keduanya dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang yang saling melengkapi dalam diagnosis awal demam tifoid.