Desa Santur, yang terletak di Kota Sawahlunto, merupakan daerah dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi, terutama tanah longsor, angin puting beliung, dan kebakaran. Kondisi geografis yang berbukit serta perubahan iklim yang tidak menentu meningkatkan risiko bencana yang dapat mengancam keselamatan masyarakat. Oleh karena itu, mitigasi bencana menjadi langkah penting dalam upaya mengurangi dampak yang ditimbulkan. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Padang melaksanakan program pemetaan daerah rawan bencana sebagai langkah mitigasi berbasis partisipatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi titik-titik rawan bencana dan memberikan rekomendasi strategis guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Metode yang digunakan meliputi observasi lapangan, wawancara dengan masyarakat setempat, serta analisis data historis kejadian bencana. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa beberapa wilayah di Desa Santur memiliki tingkat risiko tinggi terhadap tanah longsor akibat kondisi tanah yang labil dan curah hujan tinggi. Selain itu, angin puting beliung kerap terjadi di daerah terbuka dengan vegetasi rendah, sementara kebakaran lebih sering terjadi di permukiman padat penduduk yang memiliki keterbatasan dalam sistem pencegahan kebakaran. Berdasarkan temuan tersebut, mahasiswa merekomendasikan berbagai strategi mitigasi, seperti pembuatan jalur evakuasi, pemasangan rambu peringatan, edukasi kesiapsiagaan bencana, serta peningkatan sistem peringatan dini. Kesimpulan dari kegiatan ini menegaskan bahwa pemetaan daerah rawan bencana dapat menjadi langkah awal yang efektif dalam mitigasi bencana di tingkat desa, dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam upaya pengurangan risiko bencana.