Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena kecurangan akademik di kalangan mahasiswa untuk memahami bentuk dan penyebab yang mendasari perilaku menyontek berdasarkan pengalaman langsung mereka dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode fenomenologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecurangan tidak semata-mata disebabkan oleh niat jahat, melainkan reaksi terhadap tekanan akademik, pengaruh sosial, dan kurangnya pemahaman etika. Oleh karena itu, pencegahan kecurangan seharusnya tidak hanya bergantung pada tindakan hukuman. tetapi juga harus mencakup strategi pendidikan seperti peningkatan pengembangan karakter, peningkatan etika akademik, dan pembinaan lingkungan belajar yang mendukung. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi dasar bagi lembaga pendidikan untuk mengembangkan strategi pencegahan yang lebih berbasis konteks dan berpusat pada siswa. Solusi untuk mengatasi masalah ini tidak cukup hanya dengan menerapkan sanksi, tetapi juga memerlukan pendekatan yang lebih manusiawi dan edukatif, seperti menanamkan nilai-nilai kejujuran, memperkuat karakter, dan menciptakan lingkungan akademik yang mendukung dan tidak represif. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi lembaga pendidikan dalam merumuskan strategi pencegahan kecurangan akademik yang lebih kontekstual dan berpusat pada kebutuhan dan realitas siswa.