Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Temuan Kotak Suara Kosong Di Lampung Barat: Dugaan Kelalaian Atau Indikasi Kecurangan Pemilu 2024 Yosia Agustant Parulian; Devi , Sandriana; Halim , Abdul; Alfiana, Shalwa Desti; Kusnadi, Dhefa Ardhelia; Devialita, Jesi; Wulan, Dewi Ayu Nawang
Jurnal Kajian Hukum Dan Kebijakan Publik | E-ISSN : 3031-8882 Vol. 2 No. 2 (2025): Januari - Juni
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/k2542e49

Abstract

Penelitian ini menyoroti temuan kotak suara kosong dalam Pemilu 2024 di Lampung Barat, yang memunculkan dugaan kelalaian administratif maupun indikasi kecurangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penyebab utama kejadian tersebut dan mengevaluasi sejauh mana insiden ini mencerminkan kelemahan sistemik dalam distribusi logistik pemilu. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, mencakup regulasi pemilu, pengawasan logistik, dan tanggapan kelembagaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa tersebut lebih mengarah pada kelalaian administratif akibat lemahnya pengawasan, kurangnya pelatihan teknis, serta tidak optimalnya sistem verifikasi logistik. Meski belum terbukti adanya kecurangan sistematis, potensi manipulasi tetap perlu diwaspadai. Oleh karena itu, reformasi sistem pengawasan dan distribusi logistik sangat diperlukan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.
Perspektif Sosiologi Hukum Terhadap Fenomena Begging Digital Pada Platform Tiktok di Indonesia Manurung, Yosia; Kusuma, Febra Anjar; Aina, Qorry; Alfiana, Shalwa Desti; Saputri, Rima yuni
Jurnal Kajian Hukum Dan Kebijakan Publik | E-ISSN : 3031-8882 Vol. 2 No. 2 (2025): Januari - Juni
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/70h6w114

Abstract

Fenomena Begging Digital di media sosial, khususnya TikTok, semakin marak dan menimbulkan perdebatan etis. Praktik ini memanfaatkan interaksi digital untuk meminta sumbangan dengan membangun narasi emosional dan menampilkan kondisi sulit guna menarik simpati. Meskipun dianggap sebagai bentuk solidaritas sosial, fenomena ini juga memunculkan kekhawatiran terkait eksploitasi individu, degradasi nilai sosial, serta penyalahgunaan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motivasi pelaku, respons masyarakat, serta dampak sosial dan hukum dari fenomena ini. Dengan metode kualitatif deskriptif dan pendekatan analisis konten, penelitian ini mengumpulkan data melalui observasi video dan studi literatur. Fokus analisis mencakup pola komunikasi, tema yang diangkat, serta interaksi antara pelaku dan audiens. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Begging Digital mendapat respons beragam dari dukungan sebagai sarana kreatif hingga kritik sebagai bentuk eksploitasi yang menormalisasi perilaku tidak produktif, potensi penipuan dan manipulasi publik. Dari perspektif sosiologi hukum, regulasi terkait praktik ini masih belum jelas, sehingga menimbulkan celah dalam pengawasan dan perlindungan kelompok anak dibawah umur dan usia lanjut. Kesimpulannya, fenomena ini mencerminkan perubahan dinamika sosial di era digital. Oleh karena itu, diperlukan literasi digital agar pengguna dapat mengikuti panduan dan regulasi dari platform TikTok, regulasi yang lebih ketat, serta edukasi masyarakat agar praktik ini tidak disalahgunakan dan dapat dikelola secara lebih etis dan bertanggung jawab.