Resya Nur Intan Putri
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Praktik Government Public Relations Kabupaten Banyumas Dalam Perspektif Excellence Theory Almira Yoshe Alodia; Resya Nur Intan Putri
JISIP UNJA (Jurnal Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jambi) Vol 9, No1 (2025): April
Publisher : Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fakultas Hukum Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jisipunja.v9i1.43423

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi fungsi dan peran Government Public Relations (GPR) Pemerintah Kabupaten Banyumas menggunakan perspektif Excellence Theory. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, peneliti melibatkan wawancara mendalam dengan Koordinator Komunikasi Pimpinan Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas, dan dua orang bagian Pranata Humas Ahli Pertama, observasi, dan analisis dokumen sebagai teknik pengumpulan data yang kemudian divalidasi dengan teknik triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip Excellence dalam praktik GPR pada Pemkab Banyumas masih belum sepenuhnya optimal. GPR Pemkab Banyumas cenderung kurang terlibat dalam manajemen strategis dan menerima arahan secara top-down, serta model PR yang diterapkan lebih fokus pada model satu arah informasi publik, sementara pendekatan komunikasi dua arahnya belum optimal meski tetap dilakukan. Tetapi, beberapa prinsip Excellence tetap terlihat pada praktik GPR seperti terbentuknya unit terpisah dari unit lainnya, sehingga tidak terjadi tumpang tindih peran dan tanggung jawab, dan aktivitas yang dilakukan tetap memperhatikan etika. Meski tidak semua prinsip Excellence diimplementasikan, namun GPR Pemkab Banyumas masih dapat menjalankan fungsinya sebagai penyedia informasi dan penghubung pemerintah dan publik secara optimal. Hal ini dikarenakan organisasi maupun instansi memiliki perbedaan karakteristik, konteks budaya, dan teknologi komunikasi yang memungkinkan mereka mengaplikasikan model PR yang berbeda pada saat praktiknya.
PEMBERDAYAAN POSYANDU DESA CIKAKAK: MENCIPTAKAN LANSIA BERDAYA DENGAN MIND SET KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DALAM MENINGKATKAN NILAI SLOW LIVING BANYUMAS Titi Rahmawati; M. Musa Al Hasyim; Dimas Purbo Pambudi; Muhammad Riyan Fitria Ramdlani; Resya Nur Intan Putri; Shinta Julianti
DEVELOPMENT: Journal of Community Engagement Vol. 4 No. 3 (2025): September
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/djce.v4i3.2561

Abstract

Community health cadres in Cikakak Village lack adequate knowledge about empowerment programs for the elderly to promote social entrepreneurship, with a predominant condition where young elderly individuals in Cikakak Village generally experience memory decline, occasional excessive worries, and a lack of self-confidence. There are 30 cadres who received training in Cikakak Village. The goal of empowering the elderly is to serve as a stimulus for them to develop a positive spirit and motivation regarding the importance of social entrepreneurship, thereby creating social value through collaboration among individuals, organizations, and communities as a form of social innovation. This allows for the establishment of a simple yet meaningful relaxed lifestyle mindset as a manifestation of a slow living lifestyle in Banyumas Regency. The methodology used is quantitative. This collaborative movement is carried out through several stages, including training, the establishment of discussion forum groups, and mentoring of posyandu cadres as facilitators. The results of the empowerment show an average increase in productivity of 69, sustainability of 82.5, equity of 79.5, and empowerment of 7.0 among the cadres in the context of social entrepreneurship thinking and efforts to implement a slow lifestyle in Banyumas. The existence of procedures and rules for the happy empowerment program is outlined in the cadre guidebook and has successfully established a pioneer discussion forum for the elderly in Cikakak village.