Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penghambat Reseptor Angiotensin Neprilysin (ARNi): Artikel Tinjauan Pangestu, Lauren; Yohanes, David Christianto; Sumiwi, Sri Adi
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2024.13.3.54718

Abstract

Angiotensin receptor neprilysin inhibitor (ARNi) saat ini digunakan untuk pengobatan gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi (HFrEF). Selain gagal jantung, obat golongan ARNi telah banyak diteliti potensinya untuk menangani berbagai kondisi penyakit. Sacubitril/valsartan merupakan obat golongan ARNi pertama yang disetujui oleh FDA. Penelitian ini adalah studi literatur yang dilakukan dengan mengumpulkan jurnal ilmiah menggunakan kata kunci “angiotensin receptor-neprilysin inhibitor (ARNi)”, “sacubitril/valsartan”, “heart failure”, “hypertension” menggunakan mesin pencarian Google Scholar dan PubMed dalam rentang waktu 10 tahun terakhir. Hasil yang diperoleh yaitu kombinasi mekanisme kerja dari obat ini telah menunjukkan manfaat klinis yang signifikan dalam pengobatan berbagai penyakit kardiovaskular. Studi klinis menunjukkan efikasi ARNi dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan HFrEF, serta berpotensi untuk menangani berbagai kondisi kardiovaskular lainnya seperti hipertensi, infark miokardium, dan aritmia. Namun, beberapa efek samping seperti hipotensi, hiperkalemia, dan angioedema mungkin dapat terjadi sehingga dalam pemberian obat ARNi diperlukan pertimbangan berdasarkan karakteristik pasien dan faktor risiko yang terkait, serta pemantauan selama pengobatan.
ANALISA KESESUAIAN ASPEK BANGUNAN DI SALAH SATU PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) KOTA BANDUNG TERHADAP CDOB 2020 Pangestu, Lauren; Holik, Holis Abdul
Farmaka Vol 22, No 3 (2024): Farmaka (November)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v22i3.54962

Abstract

Pedagang Besar Farmasi (PBF) memiliki izin untuk mengadakan, menyimpan, dan menyalurkan obat dalam skala besar dengan berlandaskan Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) sebagai acuannya. Salah satu aspek penting yang diatur dalam CDOB 2020 yaitu mengenai bangunan yang digunakan oleh PBF harus dirancang dan disesuaikan agar dapat menjamin keamanan dan mutu produk yang disimpan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengevaluasi penerapan CDOB di salah satu PBF Bandung (PBF X) dengan menggunakan metode observasional deskriptif dan evaluatif yang dilakukan melalui studi literatur, pemantauan langsung dengan formulir checklist, serta wawancara dengan Apoteker penanggung jawab di PBF tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBF X telah memenuhi persyaratan CDOB dalam hal bangunan dan fasilitas untuk mendukung semua kegiatan distribusi obat secara efisien dan meminimalkan risiko yang dapat mempengaruhi kualitas obat. Keseluruhan aspek penting terkait bangunan telah memenuhi ketentuan dan regulasi yang berlaku, namun diperlukan konsistensi dalam menjaga kesesuaian ini yang didukung oleh kinerja personel PBF untuk menjalankan dan menerapkan setiap aspeknya dengan baik.Kata kunci: CDOB, PBF, Bangunan