Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian perempuan di Indonesia dan dunia, dengan infeksi Human Papillomavirus (HPV) sebagai penyebab utama. Data Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker serviks meningkat dari 18.1 juta kasus global pada 2018 ke 36.633 kasus di Indonesia pada 2023, dengan angka kematian mencapai sekitar 21.000 per tahun secara nasional. Vaksin HPV terbukti efektif dalam mencegah infeksi HPV onkogenik dan menurunkan angka kejadian kanker serviks. Namun, implementasi di berbagai provinsi Indonesia menunjukkan cakupan vaksinasi dan deteksi dini yang belum merata, serta angka kematian yang masih tinggi. Penelitian ini bertujuan meninjau imunogenisitas vaksin HPV, efektivitasnya dalam pencegahan infeksi HPV, serta kebijakan dan hambatan dalam pelaksanaan program vaksinasi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah literature review dari jurnal nasional terakreditasi dan data terbaru terkait prevalensi dan program vaksinasi. Artikel yang dikaji berdasarkan topik utama yang relevan dan memiliki data primer dengan tahun publikasi antara 2014-2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun vaksin HPV tersedia dan digunakan di berbagai daerah di Indonesia, masih terdapat hambatan utama yang meliputi rendahnya pengetahuan masyarakat, kekhawatiran terhadap efek samping, serta kendala biaya dan logistik. Data dari provinsi menunjukkan tingkat deteksi dini berkisar 10-45%, cakupan vaksinasi 20-60%, dan angka kematian bervariasi dari 100 hingga 1.300 kasus di beberapa provinsi, sedangkan secara nasional mencapai sekitar 21.000 kasus per tahun. Kebijakan pemerintah telah mendukung distribusi vaksin, namun peningkatan edukasi masyarakat diperlukan untuk mencapai cakupan vaksin yang lebih luas dan menurunkan angka kematian akibat kanker serviks.