Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Motion Comic Kaba Cindua Mato Untuk Meningkatkan Literasi Cerita Rakyat Minangkabau Stefvany; Rahmi, Anisa Aulia
Jurnal Sains Informatika Terapan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Sains Informatika Terapan (Juni, 2025)
Publisher : Riset Sinergi Indonesia (RISINDO)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62357/jsit.v4i2.560

Abstract

Pelestarian budaya lokal menjadi tantangan di era digital, terutama dalam menumbuhkan minat terhadap cerita rakyat yang mulai terabaikan akibat pengaruh globalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran inovatif berupa motion comic yang mengangkat kisah rakyat Cindua Mato, guna meningkatkan literasi budaya Minangkabau di kalangan generasi muda. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Subjek penelitian terdiri dari 30 siswa SMP di Sumatera Barat. Hasil menunjukkan bahwa motion comic ini berhasil menarik perhatian siswa, meningkatkan pemahaman isi cerita, serta memperkuat penghayatan terhadap nilai-nilai kearifan lokal dalam cerita Cindua Mato. Uji efektivitas melalui pre-test dan post test menunjukkan peningkatan skor pemahaman literasi cerita rakyat sebesar 35% setelah pengggunaan media. Temuan studi membuktikan bahwa motion comic dapat menjadi alternatif media edukasi berbasis budaya yang efektif untuk memperkuat identitas lokal dan meningkatkan literasi budaya di era digital.
Eksplorasi Bentuk Arsitektur dan Tradisi Rumah Gadang Rajo Babandiang di Minangkabau Tedy Wiraseptya; Stefvany
Judikatif: Jurnal Desain Komunikasi Kreatif Vol. 5 No. 2 (2023): Vol. 5 (2023) No. 2
Publisher : fakultas Desain Koomunikasi visual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35134/judikatif.v5i2.162

Abstract

Rumah gadang adalah rumah tradisional suku Minangkabau yang dapat ditemukan di daerah Sumatera Barat, Indonesia. Cirikhas rumah gadang memiliki atap berbentuk seperti tanduk kerbau yang disebut “gonjong”. Jenis-jenis rumah gadang memiliki banyak bentuk, salah satu bentuk yang diteliti ialah rumah gadang Rajo Babandiang. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi arsitektur dan tradisi rumah gadang Rajo Babandiang atau dikenal dengan rumah gadang gonjong lima. Menggunakan analisa kualitatif, penelitian ini data yang dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara serta observasi lapangan. Kemudian untuk mengungkap nilai budaya dari rumah gadang Rajo Babandiang menggunakan metode etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rumah gadang Rajo Babandiang merupakan contoh arsitektur tradisional yang unik dan kaya nilai budaya. Struktur rumah ini didesain untuk menyesuaikan dengan lingkungan alam sekitarnya serta penyesuaian kebutuhan di dalam rumah dengan kehidupan keluarga. Desain bentuk dalam eksplorasi penelitian ini dibuat sketsa rancangan bentuk dan illustrasi 3D rumah gadang Rajo Babandiang. Penelitian ini memiliki implikasi penting dalam melestarikan dan mengembangkan arsitektur tradisional di Sumatera Barat, Indonesia. Sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi para desainer dalam merancang bangunan yang berkelanjutan dan memperhatikan aspek kearifan lokal.
Basirompak: Dokumenter Tradisi dan Ritual Sirompak Taeh di Nagari 50 Kota Tedy Wiraseptya; Stefvany; Muhammad Yunus
Judikatif: Jurnal Desain Komunikasi Kreatif Vol. 6 No. 1 (2024): Vol. 6 (2024) No. 1
Publisher : fakultas Desain Koomunikasi visual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35134/judikatif.v6i1.198

Abstract

Minangkabau sebagai salah satu suku terbesar di Indonesia yang memiliki kesenian tradisi, kegiatan tersebut berasal dari kebiasaan masyarakat. Dari sekian banyak tradisi di Minangkabau, salah satu tradisi yang kontroversial ialah tradisi ritual Sirompak Tueh atau dikenal juga dengan gasiang tangkurak (gasing tengkorak). Saat ini sirompak mulai dikembangkan sebagai sebuah produk kesenian dengan bentuk seni pertunjukan rakyat. Sirompak masuk dalam kesenian pertunjukan rakyat setelah memenuji persyaratan dengan adanya tarian, lagu dan alat musik pengiring. Untuk mengetahui sejarah panjang kesenian Sirompak dibutuhkan media yang mampu menjelaskan sejarah Sirompak Taeh. Media yang diciptakan dalam penelitian ini ialah video dokumenter, sebagai pengungkapan sejarah, menggali informasi dengan para ahli, dan visualisasi bentuk sirompak taeh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam analisis data sebelum produksi sebuah video, termasuk kedalam observasi dan wawancara di lapangan. Produksi video dokumenter menggunakan metode alur pra produksi, produksi dan pasca produksi, sehingga prosedur dilakukan secara terstruktur dan mendapatkan hasil yang sesuai. Dokumenter yang dihasilkan dari penciptaan video dokumenter ini merupakan video yang menjelaskan tentang kesenian dari Sirompak Taeh, sehingga kesenian Sirompak Taeh dipahami dan diketahui asal-usul sejarahnya, juga dapat diterima dan dipahami masyarakat.
Cinematography Strategies in Promoting Local Culture: A Study of the Documentary ‘It’s More than Candlenut Indudur. Sri Dwi Astuti Al Noor; Stefvany; Yosa Fiandra; Arief Budiman; Mohammad Firdaus Azman
Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan (Demandia) Vol 10 No 2 (2025): demandia - Jurnal Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/demandia.v10i2.9512

Abstract

Nagari Indudur, located in IX Koto Sungai Lasi District, Solok Regency, West Sumatra, is a major producer of candlenut oil. With an annual contribution of Rp. 147,350,000, candlenut oil plays a crucial role in the local economy. However, limited accessibility and promotion remain major challenges for farmers.To support the introduction of candlenut oil products, the Indonesian Conservation Community (KKI) WARSI produced a short documentary titled "It’s More Than Candlenut Indudur." This film aims to promote Indudur’s traditional candlenut oil to national and international audiences. This research employs a qualitative descriptive method to analyse the cinematographic techniques used in the film, including aerial cinematography, the application of the rule of thirds composition, as well as drone shots and other cinematic techniques. The study findings indicate that visual techniques such as eagle-eye angle, high angle, composition in framing, and camera movements like dolly-in-out and following shots effectively showcase the topographical beauty and the activities of candlenut oil farmers in an aesthetic and informative manner. With a duration of 6 minutes and 27 seconds, this film delivers a strong visual narrative, supported by Minang-language audio and subtitles, to highlight Indudur’s potential as a producer of high-quality candlenut oil. The results of this study provide insights into the importance of a cinematic approach, referring to how visuals are used to convey narratives emotionally and immersivity in documentary films aimed at promoting local products while also supporting the economic sustainability of rural communities in remote areas.
Optimizing Visual Communication Design in the Development of Teluk Buo Tourism Village: Optimalisasi Desain Komunikasi Visual dalam Pengembangan Desa Wisata Teluk Buo Stefvany; Wiraseptya, Tedy; Diana, Yusvi
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2025): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v9i2.23750

Abstract

Desa Wisata Teluk Buo memiliki potensi wisata yang belum sepenuhnya terekspos akibat kurangnya pengelolaan desain komunikasi visual dan promosi digital. Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan desain komunikasi visual guna mendukung pengembangan Desa Wisata Teluk Buo melalui pendekatan strategis berbasis media. Metode yang digunakan adalah metode partisipatif meliputi empat tahap utama, yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut, untuk memastikan hasil yang terstruktur dan efektif. Pelatihan diberikan terkait desain visual seperti perancangan logo, guideline book, landmark letter timbul, merchandise serta pelatihan pembuatan konten media sosial dan pemasaran digital untuk anggota pokdarwis. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan mitra, termasuk brand awareness, pengelolaan media sosial, pembuatan konten visual serta partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola promosi wisata. Dampaknya terlihat pada peningkatan jumlah wisatawan dan pendapatan masyarakat. Kegiatan ini membuktikan pentingnya literasi desain komunikasi visual dalam pengembangan desa wisata dan menjadi referensi bagi pengembangan strategi komunikasi visual di desa wisata lainnya.