Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERANCANGAN BRAND IDENTITY FIM DONAT AND CAKE Sri Dwi Astuti Al Noor; Yosa Fiandra
Kreatif : Jurnal Karya Tulis, Rupa, Eksperimental dan Inovatif Vol. 2 No. 2 (2020): Kreatif : Jurnal Karya Tulis, Rupa, Eksperimental dan Inovatif
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.569 KB)

Abstract

Perancangan ini memiliki tujuan untuk merancang sebuah Identity branding yang sesuai dengan ciri khas dan karakter Fim Donat and Cake dalam memproduksi Produk kulinernya. Manfaat yang didapat dari perancangan ini yaitu mendapatkan sebuah branding yang menjadi identitas sesuai dengan karakter perusahaan itu sendiri. Hasil analisa dan ilmu pengetahuan ini tentunya dapat dijadikan dokumen dan acuan referensi bagi perancang selanjutnya dalam berkarya. Metode Penelitian dilakukan dengan menggunakan studi literatur dan penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan tahap, observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode Perancangan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan dengan metode brainstorming atau mindmap, diharapkan Logo dan Brand Identity yang akan di rancang ini akan menjadi lebih baik kedepannya, dan dapat membantu Fim Donat and Cake dalam mempermudah promosi produk kepada konsumen, dan dari sisi konsumen, diharapkan brand ini dapat dengan mudah dikenali, dan memiliki karakter yang menarik sebagai bentuk Produk Kuliner di Sumatera Barat, karena brand yang baik adalah brand yang memiliki manfaat yang baik bagi perusahaannya dan orang sekitarnya.
PENYUNTINGAN GAMBAR DALAM VIDEO FEATURE TENTANG NYIRAMKEUN PUSAKA KERAJAAN TALAGA MANGGUNG MELALUI MEDIA SOSIAL TIKTOK Ulinuha, M. Fata; Fiandra, Yosa; Astuti Al Noor, Sri Dwi
eProceedings of Art & Design Vol. 12 No. 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyiramkeun adalah sebuah tradisi memandikan benda-benda peninggalan dari Kerajaan Talaga Manggung di Desa Talagawetan, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka. Berangkat dari permasalahan utama dimana rata-rata usia pengelola Yayasan Talaga Manggung Simbar Kantjana di atas 35 tahun dan tidak mengikuti perkembangan zaman, perancangan karya ini penting untuk menentukan pilihan medium dan platform yang tepat agar Nyiramkeun dapat disebarluaskan, terutama bagi Generasi Z di Kabupaten Majalengka. Data dalam perancangan ini dikumpulkan menggunakan teknik studi dokumen, wawancara, observasi, dan kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode analisis konten. Hasil perancangan ini menunjukkan bahwa bentuk medium resmi yang tepat adalah video feature. Sedangkan, platform yang tepat adalah media sosial TikTok. Perancang berperan sebagai penyunting gambar yang bertanggung jawab untuk merangkai gambar dan suara, kemudian melakukan color grading, mengerjakan mixing audio, serta menambahkan motion graphic hingga menjadi cerita utuh. Kata kunci: nyiramkeun, penyuntingan gambar, video feature, TikTok
Penerapan Aerial Photography Berbasis Model Komunikasi Aisas untuk Promosi Desa Wisata Lebakmuncang, Ciwidey, Bandung Fiandra, Yosa; Budiman, Arief; Noor, Sri Dwi Astuti Al
Rekam Vol 21, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v21i1.13924

Abstract

Aerial Photography adalah teknik memotret permukaan bumi dari atas dengan menggunakan kamera yang dipasang di pesawat terbang, roket drone atau satelit yang mengorbit dari atas bumi, tehnik ini memungkinkan kita untuk mengambil gambar dari sudut pandang yang tidak biasa, yaitu dari atas, cara ini banyak digunakan dalam indsutri pariwisata. Foto udara dari tempat-tempat indah seperti pantai, gunung dan kota memberikan sudut pandang yang menarik dan dramatis, disini kita bisa melihat dunia dari perspektif yang berbeda dan memahami lebih dalam tentang lingkungan di sekitar kita.Desa Wisata Lebak Muncang, Ciwidey, Kabupaten Bandung memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Namun, promosi yang dilakukan selama ini belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model komunikasi AISAS (Attention, Interest, Search, Action, Share) pada aerial photography sebagai media promosi Desa Wisata Lebak Muncang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model komunikasi AISAS pada aerial photography dapat dilakukan dengan baik.
Cinematography Strategies in Promoting Local Culture: A Study of the Documentary ‘It’s More than Candlenut Indudur. Sri Dwi Astuti Al Noor; Stefvany; Yosa Fiandra; Arief Budiman; Mohammad Firdaus Azman
Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan (Demandia) Vol 10 No 2 (2025): demandia - Jurnal Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/demandia.v10i2.9512

Abstract

Nagari Indudur, located in IX Koto Sungai Lasi District, Solok Regency, West Sumatra, is a major producer of candlenut oil. With an annual contribution of Rp. 147,350,000, candlenut oil plays a crucial role in the local economy. However, limited accessibility and promotion remain major challenges for farmers.To support the introduction of candlenut oil products, the Indonesian Conservation Community (KKI) WARSI produced a short documentary titled "It’s More Than Candlenut Indudur." This film aims to promote Indudur’s traditional candlenut oil to national and international audiences. This research employs a qualitative descriptive method to analyse the cinematographic techniques used in the film, including aerial cinematography, the application of the rule of thirds composition, as well as drone shots and other cinematic techniques. The study findings indicate that visual techniques such as eagle-eye angle, high angle, composition in framing, and camera movements like dolly-in-out and following shots effectively showcase the topographical beauty and the activities of candlenut oil farmers in an aesthetic and informative manner. With a duration of 6 minutes and 27 seconds, this film delivers a strong visual narrative, supported by Minang-language audio and subtitles, to highlight Indudur’s potential as a producer of high-quality candlenut oil. The results of this study provide insights into the importance of a cinematic approach, referring to how visuals are used to convey narratives emotionally and immersivity in documentary films aimed at promoting local products while also supporting the economic sustainability of rural communities in remote areas.