Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Adaptasi Pesantren dalam Pelestarian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Era Modern Novianto Ade Wahyudi; Muhammad Jembar Risky; Muhammad Akmal Pratama; M. Iftah Irzaqi; Muhammad Faisal Reza; Arditya Prayogi; Riki Nasrullah
TEKNOBIS : Jurnal Teknologi, Bisnis dan Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2025): TEKNOBIS : Jurnal Teknologi, Bisnis dan Pendidikan
Publisher : Shofanah Media Berkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mengkaji adaptasi pesantren dalam melestarikan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di era modern. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional, menghadapi tantangan dalam mempertahankan minat siswa terhadap SKI yang sering dianggap menjenuhkan karena metode pengajaran yang konvensional dan minimnya penggunaan media pembelajaran. Di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran dapat memperluas akses informasi, memungkinkan metode pengajaran yang lebih interaktif dan fleksibel, serta meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Beberapa pesantren telah mulai mengintegrasikan teknologi dalam sistem pembelajaran mereka. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan studi literatur untuk menganalisis data relevan mengenai adaptasi pesantren dalam pelestarian pembelajaran SKI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi teknologi digital dan pengembangan pemahaman multikultural berperan penting dalam membentuk pendidikan yang holistik dan relevan, memungkinkan santri memahami perkembangan peradaban Islam secara lebih dinamis dan interaktif. Selain itu, peran kiai sebagai pemimpin tertinggi dalam pesantren sangat krusial dalam pengembangan kurikulum yang integratif dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, pesantren dapat terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa dengan beradaptasi dan berinovasi.
Digital Ethics from the Perspective of Islamic Education: A Conceptual Study of the Manners of Interacting in Cyberspace Muhammad Faisal Reza; Novianto Ade Wahyudi; Muhammad Jembar Risky; Abul Mafaakhir
Kasyafa: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 2 No. 4 (2025)
Publisher : Penerbit Hellow Pustaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61166/kasyafa.v2i4.126

Abstract

This study aims to describe the concept of digital ethics from an Islamic educational perspective, explain the etiquette of interacting in cyberspace based on Islamic values, and analyze the relevance of digital ethics in shaping the character of Muslims with noble morals in the digital age. This study uses a qualitative method with a library research approach sourced from the Qur'an, hadith, classical and contemporary literature, as well as academic articles related to digital ethics and Islamic education. The results of the study show that digital ethics in Islam are based on the values of manners and morals that emphasize the importance of honesty, trustworthiness, responsibility, and politeness in the use of technology and online communication. These ethics serve as moral guidelines for Muslims to avoid negative behaviors such as spreading hoaxes, hate speech, and privacy violations. In addition, Islamic education has a strategic role in shaping students' ethical character through the integration of Islamic values into the curriculum and digital learning practices. Thus, the application of digital ethics based on Islamic values can create a generation of Muslims who are noble, wise in using media, and responsible in utilizing technology as a means of da'wah and for the benefit of the ummah.
Sejarah Perlindungan Hak Waris Anak Yatim: Analisis Hukum Dalam Al-Qur'an Surah An-Nisa' Ayat 6 Wahyudi, Novianto Ade; Muhammad Jembar Risky; Muhammad Faisal Reza; Syaiful Yamin; Mohammad Syaifuddin; Arditya Prayogi
Maqasid: Jurnal Studi Hukum Islam Vol. 14 No. 3 (2025): Maqasid Jurnal Studi Hukum Islam
Publisher : Muhammadiyah University of Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/mqsd.v14i3.28864

Abstract

Pada periode pra-Islam, tatanan sosial Jahiliyah sangat memarginalkan anak yatim, di mana hak waris secara eksklusif hanya diberikan kepada laki-laki dewasa yang kapabel secara militer. Akibatnya, posisi anak yatim menjadi sangat rentan terhadap eksploitasi aset oleh wali atau kerabat yang lebih kuat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis yuridis-historis secara mendalam terhadap Surah An-Nisa' ayat 6. Fokus utama penelitian adalah untuk membedah dan mengkonstruksikan mekanisme hukum presisi yang ditetapkan Al-Qur'an dalam memberikan perlindungan hak waris anak yatim. Menggunakan metode kualitatif studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan yuridis-historis, penelitian ini menerapkan analisis isi (content analysis) terhadap Al-Qur'an sebagai sumber primer serta literatur tafsir dan fikih terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayat ini mengintroduksi sebuah revolusi yuridis, mentransformasi status anak yatim dari objek pasif menjadi subjek hukum yang kemandiriannya harus diverifikasi. Penyerahan harta tidak hanya didasarkan pada kedewasaan fisik (balaghun-nikāḥ), tetapi secara kumulatif bergantung pada verifikasi kematangan intelektual-finansial (rusydan). Rusydan didefinisikan sebagai kapabilitas ganda: kemampuan mengelola aset (husnu al-tasarruf) dan integritas agama (Salah al-Din). Konsekuensinya, wali wajib menahan harta dari individu yang telah balig namun masih safih (belum cakap finansial), selaras dengan prinsip Hifzhu al-Mal. Penelitian ini berkontribusi dalam menegaskan bahwa kerangka hukum Al-Qur'an menyediakan mekanisme perwalian yang akuntabel dan protektif, yang mensyaratkan verifikasi kapabilitas objektif melampaui sekadar batas usia kronologis.   Kata Kunci: Hak Waris, Perlindungan Anak Yatim, Surah An-Nisa' Ayat 6, Rusydan, Hifzhu al-Mal.