Fenomena mothering dalam hubungan romantis mengacu pada kecenderungan salah satu pihak, khususnya perempuan, untuk mengambil peran pengasuhan emosional terhadap pasangan. Dalam konteks mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), fenomena ini menjadi relevan mengingat tekanan akademik, sosial, dan ekspektasi relasional yang kompleks di lingkungan urban. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis dampak perilaku mothering dalam hubungan romantis terhadap interaksi interpersonal mahasiswa. Menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan mahasiswi UNJ yang pernah atau sedang mengalami mothering dalam hubungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku mothering menimbulkan dampak internal seperti disregulasi emosi, burnout, konflik identitas gender, dan kesulitan menetapkan batasan. Sementara itu, dampak eksternal meliputi ketidakseimbangan relasi, pengabaian dukungan sosial, serta stagnasi perkembangan emosional pasangan. Relasi yang terbentuk menjadi tidak setara dan membebani salah satu pihak, serta menghambat kedewasaan emosional pasangan laki-laki. Penelitian ini menyimpulkan bahwa mothering dalam relasi romantis mahasiswa bersifat disfungsional jika dijalankan tanpa kesadaran batas dan dukungan timbal balik. Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan kesadaran akan literasi emosional, komunikasi sehat, dan relasi yang berbasis kesetaraan dalam membangun hubungan yang sehat dan saling tumbuh